Setelah insiden buruk kemarin, Nara cenderung lebih banyak diam. Entah kenapa, dia merasa tidak banyak bicara hari ini. Dia di tugaskan oleh bu Laras untuk mencatat nilai-nilai Matematika di beberapa tumpukan kertas. Dia mengerjakannya di perpustakaan. Dia melihat tulisan "ALAS KAKI HARAP DI BUKA" di dinding sebelah kanan pintu masuk. Dengan terpaksa dia harus mencopot sepatunya dan menyimpannya di luar.
Di perpustakaan ini, Nara memang tidak sendiri. Dia ditemani oleh para kutu buku berkacamata tebal yang sedang asyik membaca. Dia merasa tenang berada disini. Tempatnya sepi. Dia terus menulis dan mengisi nilai yang di perintahkan oleh wali kelasnya itu.
***
Vita dan Bulan berjalan mengendap-endap ke arah perpustakaan. Mata mereka berbinar saat menemukan sepatu hitam milik Nara. Entah kejahilan apa lagi yang akan mereka perbuat. Dengan sangat berhati-hati Bulan mengambil sepatu Nara supaya tidak ketahuan. Mereka membawa sepatu Nara sembari tertawa saat sudah jauh dari perpustakaan.
Rupanya mereka membawa sepatu Nara keluar gerbang sekolah. Mereka menyimpannya dekat halte. Setelahnya, mereka bertos ria dengan tertawa keras dan tersenyum picik. Setelah itu mereka kembali ke sekolah.
Vita berniat untuk menghampiri April yang berada di kantin agar dia tidak curiga. Sedangkan Bulan, dia menghampiri Sakti yang sedang bermain basket bersama Rezi.
***
Nara menghela nafas lega setelah dia sudah selesai mengerjakan tugas yang di perintahkan bu Laras. Dia mulai berjalan ke arah pintu untuk keluar dengan membawa beberapa lembaran kertas.
"Loh? Sepatu gue mana?" tanya Nara kebingungan sembari celingak-celinguk mencari sepatunya.
"Perasaan tadi disini deh," lanjutnya bergumam.
Nara melihat Radit menghampirinya dengan membawa sebuah buku paket bertuliskan Geografi.
"Dit, lo lihat sepatu gue gak?" tanya Nara mencoba.
Radit mengerjap dengan raut bingung, "Hah? Mana gue tahu! Gue kan baru datang kesini barusan," jawab Radit mengedikkan bahunya.
"Aduuhhh kemana ya? Perasaan tadi gue taro disini kok sepatunya, tapi sekarang malah gak ada," Nara mengacak poni rambutnya panik.
"Ada yang jahilin lo kali, Na. Bentar ya, gue ngembaliin buku paket Geografi dulu," ucap Radit mulai memasuki perpustakaan.
"Kemana sih sepatu gue!" kesal Nara masih mencarinya.
Radit kembali keluar dari perpustakaan, "Gini deh, lo pakai dulu aja sepatu gue."
"Terus lo gimana?"
"Gue ada sepatu futsal di loker. Bentar ya, gue ambil dulu," pamit Radit sembari memakai sepatunya lagi dan bergegas menuju ke ruang loker.
Beberapa menit kemudian Radit kembali menghampiri Nara.
"Nih, lo pake ya sepatu gue," Radit memberikan sepatu hitamnya dan mulai memakai sepatu futsalnya.
"Makasih ya," ucap Nara tersenyum tipis.
Dengan terpaksa Nara memakai sepatu Radit yang terlihat kebesaran di kaki mungilnya itu. Ya mau bagaimana lagi? Dari pada dia nyeker sampai rumah? Lebih baik pakai saja yang ada.
Setelah keduanya memakai sepatu, mereka berjalan menuju gerbang sekolah untuk pulang. Nara sempat menolak saat Radit memintanya untuk pulang bersama. Dia memilih menaiki angkutan umum saja. Alhasil Radit mengantarkannya ke halte untuk menunggu angkutan umum yang lewat.
"Ehh? Itu kan sepatu gue!" seru Nara menunjuk sepatu yang sedang di gigiti oleh anjing kecil di dekat halte.
Mereka segera menghampiri dan mendekat ke arah anjing kecil itu. Radit mengusirnya hingga anjing kecil itu pun pergi dengan membawa sebelah sepatu Nara dan meninggalkan sebelahnya lagi. Nara menatap prihatin sepatunya yang telah sobek bekas gigitan hewan menyebalkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Comeback? ✓ [SUDAH TERBIT]
TeenfikceNara tetap berdiam di tempat yang sama. Tetap mencintai Sakti dengan sangat. Tetap setia menunggu Sakti kembali menjadi pelengkap hidupnya. Tapi bagaimana dengan Sakti? Masihkah dia ingin sendiri?