Aku menatap Taehyung dengan mata buram karena air mata, aku tak sanggup menahan tangis karena khawatir kepadanya. Dan kini ia kembali dan membawa entah apapun itu yang jelas aku tak begitu tertarik karena yang sedang ada di dalam kepalaku adalah sosok Taehyung.
"Uljima..."
Aku tetap menangis di hadapannya, nampak seperti seorang anak kecil yang tengah merajuk karena mainannya direbut oleh orang lain.
"Sena-ah.., mianhae..."
Pelukannya yang hangat membuat tangisku agak mereda. Semarah apapun aku kepada Taehyung, aku tak pernah bisa membencinya. Entah mengapa ini terjadi begitu saja.
Hingga tangisku benar benar reda, aku menatap Taehyung yang masih terlihat khawatir padaku yang tiba tiba menangis ini.
"Dari mana saja?"
Taehyung menatapku, manik matanya enggan melepas pandangannya dariku.
"Aku berkumpul dengan yang lain, lalu membelimu hadiah. Itu saja."
"Kenapa lama sekali?"
"Aku bingung ingin membelikan apa untukmu." Taehyung nampak bersalah dengan sikapnya itu, terlihat dari matanya.
Aku mendekat ke arahnya, memeluknya erat. Namun pelukanku tidak ia balas begitu saja, ia malah berbisik di telingaku, mengatakan maaf berulang kali.
"Aku memaafkanmu, berhenti meminta maaf Tae." aku mengelus pipinya yang tirus itu. "Apapun yang kau berikan padaku, aku suka."
Taehyung tersenyum, "aku jadi ingin segera menikahimu."
Aku membulatkan mataku, sepertinya aku salah bicara sebelumnya. Aku jadi takut dengan reaksinya setelah ini.
"Dua puluh hari lagi kita akan menikah bukan?"
Dasar gila, aku melupakan hal itu. Rasanya baru kemarin aku menemui alien aneh ini, dan kini kurang dua puluh hari lagi aku akan menikah dengannya.
Panik.
Aku kebingungan sekarang.
"Wae irae?"
"Kenapa aku bodoh sekali?" gumanku.
"Kau tidak bodoh, changi-ya. Apanya yang bodoh?"
"Ini gila, kurang dua puluh hari lagi kita akan menikah!"
.
.
.
.
.
.
Aku berangkat sekolah demgan wajah lesu, kurang sembilan belas hari kali ini. Aku semakin gola mengingat hal ini.Bahkan, aku tak yakin dengan hatiku ini. Apakah aku mencintai Taehyung?
"Boo!"
Jissa tiba toba berada do belakangku, mengejutkanku saja.
"Annyeong!"
Selalu seperti itu, wajahnya sangat ceria hari ini. Aku yakun ia semalam usai kencan dengan kekasihnya yang sangat manis itu.
"Kenapa mukamu? Seperti keset saja, kusut."
Kujitak kepalanya, "bicaralah ngawur, atau aku tidak mengundangmu di pernikahanku!"
Jissa ternganga, entah mengapa ia sangat terkejut padahal ia tahu jika aku akan menikah dengan lelaki bernama Kin Taehyung itu.
"Wae? Kau tak tahu aku akan menikah dengannya?" tanyaku.
"Aniya." jawabnya masih dengan wajah yang sama.
"Lalu apa?"
"Kau berbicara seperti itu didepan Taehyung oppa sendiri. Kau membelakanginya."
Kini aku yang terkejut, benar memang Taehyung mengantarku sekolah hari ini. Namun aku tak pernah tahu jika ia ada di belakangku.
Kutolehkan wajahku ke belakang, yang benar saja ia ada di belakangku.
"Tae?" aku sangat bingung. "Kenapa kau kemari."
"Bukankah aku datang mengantarmu sekaligus bertemu dengan abeoji."
"Eo?"
Jissa menahan tawanya disela sela perkataanku dengan Taehyung, seakan akan mengolokku dengan kata kata 'salah siapa teriak sekencang itu!'
Aku menggerutu di dalam hati, "lalu?"
"Niatanku kali ini memberikan izin padamu kepada abeoji untuk mengambil sepuluh hari sebelum pernikahan untuk persiapan."
"Persiapan apa?" tanyaku malas.
"Pernikahan kita!"
.
.
.
.
.
.
.
.Annyeong..🙋🙋
Readers semua, maafkan Risa ya..
Risa kerjaannya males mulu buat ngelanjutin cerita ini.
Lagipula jarang update cerita ini karena tertarik dengan cerita lain disini, jadi kebanyakan baca sampe lupa mau nerusin.Maaf ya semuaa🙇🙇🙇
Risa harap kalian masih setia di cerita ini meski Risa sendiri jahatnya bukan main, baru lihat banyak komentar di chapter sebelumnya, Risa jadi semangat bikin chapter selanjutnya. Jadi dengan dorongan readers semua, Risa akan punya dorongan semangat yang lebih!!
Terima kasih semuanya😘😘
Jangan lupa vote and comment oke?
Maaf kalo kebanyakan typo yaa😫😫
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Taehyung?!
Fanfiction"Aku tidak suka padamu, Taehyung-ssi." "Tapi aku suka padamu Sena-ah." "Jangan keras kepala." "Kau lebih keras kepala, changi-ya." -peluk❤❤ "Taehyung-ssi! Lepas!" >////< Gara gara sifatnya yang selalu jujur, aku jadi mulai mencintainya.