12

7K 473 9
                                    

Pasca suara itu muncul, aku jadi diam mematung karena terkejut. suaranya tidak asing memang namun aku tidak berani melihatnya karena malu. sementara Taehyung keluar dari mobilnya dan berbicara dengan sosok manusia diluar mobil.

Kulihat diluar sesosok lelaki dengan setelan jas yang menawan. Ketika kutelisik ternyata itu adalah Seokjin oppa, kakak dari Jinsoo sahabatku. Entah mau pergi kemana dia, namun yang jelas ia adalah seorang pengacau kelas menengah. Pengacau terbesar disini adalah Namjoon-saem, dia teman Taehyung juga. Pengacau kelas berat itu sangat mengganggu bahkan juga suka merusak beberapa barang di kelas saat mengajar.

Aku jenuh dengan percakapan mereka berdua, meski baru sepuluh menit, namun ini benar benar menyita waktu. Taehyung mengajakku kencan dan malah bertemu Seokjin oppa disini.

"Ya."

"Selesai?" tanyaku.

Dan kini Taehyung terlihat muram, dan aku tidak tahu pasti itu mengapa. Namun yang jelas ia seakan tidak menyukainya.

"Mwoya? Ceritalah padaku." ujarku sambil menarik pipinya.

"Appo, Sena-ah!"

"Mian." aku memperhatikan manik matanya. "Gwaenchanha?"

Taehyung mempoutkan bibirnya, imut sekali jika ia seperti itu. Namun aku tidak ingin memperhatikan bertapa imutnya dia, aku ingin tahu soal hal yang membuatnya seperti ini.

"Seokjin hyung." ucapnya tiba tiba. "Ia memintaku untuk ke apartemen kami."

"Eo? Apartemen? Kami?" aku benar benar bingung sekarang. "Apa yang kau lakukan bersama Seokjin oppa?"

Seketika pikiran pikiran aneh mulai menyerang otakku, aku menepisnya namun pikiran itu seakan terus kembali.

"Ya, aku tidak melakukan apapun dengannya. Itu apartemen kami ber tujuh." jawab Taehyung.

"Jjinja? Kupikir kau mel-"

"Sssttt!" jarinya ia letakkan di bibirku, "jadi bagaimana sekarang?"

Dasar bodoh, ia yang mengajak kencan malah sekarang ia mau pergi dan meminta solusi padaku.

"Pikirlah sendiri, kau yang mengajakku dan kau yang membatalkannya."

Iya, aku kecewa sekarang. Meski aku masih belum terlalu menerimanya dengan penuh sepenuhnya, namun aku bisa merasakan ada sedikit rasa yang begitu menjanggalkan. Dan kini mungkin itu yang juga aku rasakan.

Taehyung menarik daguku, menyuruh manik mataku untuk menatap matanya yang tajam.

"Kau marah?"

Aku menggeleng, namun mataku tidak berani menatapnya. Aku mencoba mengalihkan pandanganku namun ia terus menarik daguku untuk melihat ke arahnya.

"Hajima.." ujarku. "Aku tidak marah, hanya.. Aku kecewa."

"Aku memang payah, maafkan aku Sena-ah." ujarnya.

"Eo? Kau baru sadar? Kau memang payah, payah untuk membehagiakan seorang perempuan." sahutku ketus.

Seketika, ia tidak bicara lagi. Kemudian ia menghidupkan mesin mobil dan berbalik arah. Aku tahu ia pasti akan membawaku pulang ke rumah, dan dia? Dia pasti akan asyik dengan sahabat sahabatnya.

Ketika sampai di rumah, aku ingin memberi tahu Taehyung satu hal apabila ia tidak pulang hingga larut malam, aku akan ganti password rumah. Namun yang benar saja, ketika aku turun dari mobil ia malah tancap gas dan pergi begitu saja.

Mungkin ia marah padaku? Atau ia sedang kesal padaku juga? Ah, persetan dengan itu semua.

Aku mulai masuk ke kamarku dan mengganti baju, lalu mulai tiduran. Aku berpikir sejenak untuk mengganti password rumah, karena password rumah ini diganti Taehyung beberapa hari lalu dengan tanggal lahirnya, dan itu membuatku seakan tak punya hak disini.

Namun aku juga berpikir, apabila aku mengganti passwordnya, ia pasti tambah kesal padaku dan akan terjadi perang kecil di rumah.

"Fyuhh.. Aku membenci hari ini."
.
.
.
.
.
Aku membuka kelopak mataku perlahan, lalu bangkit dari nakas. Aku ketiduran rupanya, aku melihat jam dinding dan jam itu menunjukkan pukul delapan malam.

Aku tidur terlalu lama untuk hari ini, seperti seekor beruang saja.

Aku berjalan menuju dapur, ruang tamu, ruang keluarga. Dan tanpa sadar aku mengelilingi rumah untuk menemukan seseorang.

Taehyung.

Kemana dia? Lama sekali datangnya. Bahkan ia juga tidak menelponku ataupun mengirim pesan satupun.

Aku mencoba menelponnya dan mengirim pesan beberapa buah, mungkin lima pesan dan delapan telepon. Namun nomornya tidak aktif sama sekali.

Sial.

Walaupun belum terlalu larut, ia selalu pulang di jam seperti ini. Entah itu dari mana, dan kapan saja.




Aku mulai cemas sekarang.
.
.
.
.
.
.

Annyeong🙋🙋

Ciee yang update hari ini😄😄

Maaf ya temen temen sebelumnya Risa telat update, tapi semoga kalian suka ya sama cerita ini.

Ada yang sudah terima raport belum? Kalo yang sudah dapet, disyukuri ya nilainya berapa😊😊

Kalo yang belum dapat raport semoga waktu pembagian raport nya bagus bagus nilainya😋😋

Dan terlebih... Libur telah tiba😍😍

Kalo mau mudik hati hati ya temen temen, bagi temen temen yang muslim seperti Risa selamatkan menjalankan ibadah puasa yang kurang beberapa hari lagi selesai😃😃

Jadi curhat nihh😂😂

Jangan lupa vote dan comment😋😋

Kamsahamnida🙏🙏

Married With Taehyung?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang