Seminggu berlalu semenjak seorang gadis kecil tercebur di sungai di dekat taman, mata indahnya tak terbuka hingga detik ini. Sena, ia selamat setelah mendapatkan perawatan dari para medis dan kini hanya menunggu gadis kecil itu bangun dari ketidak sadarannya.
Taehyung selalu ada di sisi Sena selama gadis itu masih terbaring diam di ranjang rumah sakit, terkadang ia menangis dan menyalahkan diri sendiri sebab tak mampu melindungi gadis kecil itu. Dan terkadang ia bahagia karena Sena selamat dari maut.
Sementara Sunji, ia terpaksa mengikuti kehendak kedua orang tuanya untuk pindah ke Perancis, sikapnya seminggu lalu membuat keluarga Han malu dan memutus kontrak kerja dengan dua perusahaan sekaligus, yaitu perusahaan Lee dan Kim.
"Sena, kapan kau akan bangun?" Ujar Taehyung pelan, ia menyentuh punggung tangan Sena dengan lembut. "Kau tahu? Kau teman yang baik dan kuat, kau melindungiku dari serangan kakak kakak SMP itu kau ingat?"
Tanpa ada respon dari Sena, ia tetap berbicara seolah Sena mendengar ucapannya.
"Lalu, aku membuatku sangat sangat menyukaimu. Jadi bangunlah, kau kuat kan? Dan aku akan mengatakan bahwa kita akan jadi teman selamanya. Aku akan menunda perjodohan ini, tapi aku akan kembali untuk suatu hari, menjadi orang yang kau cintai." Taehyung menunduk, namun telapak tangannya masih menunduk menggenggam tangan gadis mungil itu. "Kita akan jadi teman selamanya... Lalu aku janji, saat aku pergi aku akan kembali, dan kita akan bertemu lagi."
"Eungh..."
Jemari gadis itu bergerak, dengan segera Taehyung memanggil dokter ataupun para perawat untuk kesana, orang tua Sena yang baru saja tiba dari kantor juga kebetulan datang. Mereka berkerumun melihat Sena bergerak dan mengerjap.
Gadis kecil itu terbangun dari tidurnya, perlahan ia memandang satu persatu orang di hadapannya.
"Sena? Kau bangun sayang..." Nyonya Lee menangis haru, akan anak perempuannya yang terbangun, ia begitu bahagia.
"Siapa?"
Ucapan dari lisan Sena kecil membuat semua orang terkejut termasuk para tim medis.
"Kalian siapa? Dan aku?" Ujar Sena pelan, "apa yang terjadi?"
Dengan susah payah mereka membuat Sena mengingat segala sesuatu sebelumnya, namun ia tidak ingat sama sekali. Hingga dokter mendiagnosa bahwa gadis kecil itu kehilangan ingatannya akibat benturan keras di kepalanya saat terjatuh di sungai.
Dengan kecewa, Taehyung berjalan pergi. Namun tertahan oleh Nyonya Lee. "Kau akan pergi kemana Taehyung-ah?"
"Ahjumma, ini sia sia dia tidak mengingatku sama sekali dan aku akan pulang. Akan kuberi tahu appa soal hal ini dan aku berencana pergi ke Inggris bulan depan." Jawab Taehyung lirih.
"Taehyung?"
Taehyung menatap Nyonya Lee dengan wajah kusut, "maaf Ahjumma, aku memang berjanji satu hal kepada appa, aku akan pindah sekolah di Inggris mulai bulan depan. Karena aku telah membatalkan pertunanganku dengan Sunji maka-"
"Tunggu, apa?" Tuan Lee ikut mendekat mendengar perkataan dari Taehyung kecil.
Taehyung menarik napas panjang, "sebenarnya appa bersikeras untuk menikahkan diriku dengan Sunji, tapi karena aku menolak, appa memberikanku sebuah syarat, yaitu sekolah di luar negeri," Ia mulai menunduk lesu. "Tapi aku janji akan menikahinya suatu saat nanti, aku janji."
Setelahnya Taehyung pergi meninggalkan rumah sakit, ia dijemput oleh supir pribadinya. Dengan hati sesak ia mulai menitikkan air mata, kisah tentang cinta pertamanya kandas di tengah jalan.
"Ahjussi," Panggil Taehyung kepada supirnya pelan.
"Ada apa Tuan Muda?"
Taehyung mendekatkan kepalanya ke kursi supirnya, "apa kau pernah jatuh cinta di usia dua belas tahun?"
Sang supir terkekeh pelan, "aku pernah Tuan Muda, dengan seorang gadis kecil cantik yang baik hati," Ujarnya bercerita. "Ia bersamaku setiap hari, menemuiku di taman bermain hingga suatu saat orang tuanya mencegahnya bermain denganku, meskipun begitu, kau tahu Tuan Muda? Aku menunggunya."
Semangat Taehyung bertambah, ia lebih mendekatkan diri kepada supirnya, "lalu sekarang?"
"Aku tetap menunggunya, hingga aku bertemu dengannya. Anda bisa melihatnya sekarang Tuan Muda, ia menjadi istriku," Terlihat wajah sang supir tersenyum di balik cermin mobil.
"Ah! Orang yang bersama Ahjussi saat aku akan ditunangkan dengan Sunji benar?" Tanya Taehyung tiba-tiba.
"Anda benar Tuan Muda!" Sang supir tertawa pelan, "ada apa Tuan Muda? Anda tengah jatuh cinta?"
Taehyung mundur, dan menyandarkan tubuhnya ke kursi belakang. "Iya Ahjussi, aku menyukai seseorang."
"Lantas?" Tanya sang supir sambil melirik Taehyung lewat cermin mobil.
"Ia lupa ingatan."
Sang supir tersenyum lembut, "Tuan Muda, aku punya satu hal yang mungkin Tuan Muda bisa ikuti. Tunggulah dan terus berharap untuk bisa bertemu dengannya."
Taehyung mendongak, "hanya itu?"
Nampak sang supir mengangguk sambil terus tersenyum.
Taehyung diam, hingga ia membulatkan tekad untuk melakukan hal yang sama. Meskipun terlihat mustahil namun siapa tahu? Cinta tak selamanya tentang kebersamaan, melainkan juga tentang kesabaran.
"Sena, kumohon tunggulah diriku. Aku akan membuatmu mengingat apa yang terjadi selama ini, sebelum aku menjadi orang yang akan melindungimu kelak."
.
.
.
.
.Semua berjalan lancar dalam kehidupan seorang Kim Taehyung, namun tidak dengan Lee Sena yang berusaha mengingat segalanya hingga usianya menginjak enam belas tahun, sosok Taehyung yang tak dikenalnya menjadi sosok yang lembut padanya ketika usianya bertambah satu tahun, malalui perjodohan yang sebelumnya dijanjikan saat mereka masih begitu muda.
.
.
.
.
.Heyyo!
Risa balik lagi, Alhamdulillah cepet sekarang up nya karena lagi senggang hehe
Gimana menurut kalian? Stay disini sampai cerita habis ya! I love you all!❤❤
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Taehyung?!
Fiksi Penggemar"Aku tidak suka padamu, Taehyung-ssi." "Tapi aku suka padamu Sena-ah." "Jangan keras kepala." "Kau lebih keras kepala, changi-ya." -peluk❤❤ "Taehyung-ssi! Lepas!" >////< Gara gara sifatnya yang selalu jujur, aku jadi mulai mencintainya.