Devan Kembali

1.2K 61 0
                                    

Rindu , dekatnya bagai detak jantung yang berdetak, namun sejauh langit yang tak tergapai.

***

Siang itu aku tak ada kegiatan maupun acara, jadi aku memanfaatkan waktu itu untuk beristirahat dirumah.

Tok tok tok...

Terdengar seperti suara orang mengetuk pintu dari luar, mengisyaratkan ada tamu yang datang.

"Hani, nak buka pintu nya lihat siapa tamu yang datang mama sedang masak."teriak mama memerintahkan ku untuk membuka pintu.

"Iyaa maa."sahutku.

Aku pun membuka pintu, dan betapa terkejutnya aku saat melihat seseorang yang berdiri dihadapanku.

"Assalamualaikum, Hani sahabatku tersayang."ucap seseorang yang berada dihadapanku.

"Waalaikumussallam, hiks hiks.."jawab ku sambil menitihkan air mata yang menetes begitu saja.

Ternyata, yang datang adalah sahabat ku Devan! Yang sangat kurindukan dan sudah sejak lama kunantikan ia kembali.

"Hani, siapa yang datang nak."tanya mama yang juga terkejut saat melihat seseorang yang berada dihadapan ku.

"Assalamualaikum tante, apa kabar?."ucap Devan yang kemudian menyium punggung tangan mama.

"Devan, waalaikumussallam, alhamdulillah tante sehat."jawab mama.

"Hayuu, masuk nak masuk ngobrol didalam saja."ajak mama.

Kami pun masuk, dan duduk diruang tamu.

"Devan, tante tinggal dulu ya! Kamu lanjut ngobrol aja sama Hani tante mau lanjut masak didapur."ujar mama.

"Ohh, iya tan silahkan."sahut Devan.

Mama pun beranjak pergi kedapur untuk melanjutkan masak.

"Hikss hikss, kamu jahat kamu ninggalin aku dulu."kataku sambil menangis.

"Hihi..., kebiasaan kamu gak pernah berubah ya kebiasaan cengeng nya itu."ejek Devan yang mencoba menenangkanku dengan kata-katanya itu.

"Isshh, aku lagi serius malah kamu ajak becanda."cetusku.

"Iya deh iya maaf maaf, aku cuma mau bilang aku kangen banget sama kamu."ucap Devan.

"Hikss hikss hiks...."tangisan ku semakin menjadi mendengar perkataan Devan.

"Lahh, kok makin nangis sihh yaudah kalau terus nangis aku pulang aja deh."ujar Devan berpura-pura berjalan kearah pintu.

"Yaudah, pulang la kalau berani."sahutku melemparkan bantal sofa kearah Devan.

"Aduhh."pekik Devan yang terkena lemparan bantal sofa dariku.

Devan pun kembali duduk di sofa, dan membawa bantal sofa yang kulemparkan padanya tadi.

"Aku tidak meninggalkanmu, aku tak akan pernah meninggalkanmu tak akan pernah,  walaupun raga ku tak bersamamu tapi hatiku tak akan pernah melupakanmu."jelas Devan, menjawab pertanyaan ku.

"Tetep aja kamu itu ninggalin aku, 2 tahun kamu gak bisa dihubungi, Devan kamu jahat."kataku.

"Sebelum aku pergi aku kan sudah bilang, aku janji akan kembali lagi untuk bersamamu, sekarang aku membuktikan janji ku itu."ucap Devan.

Flashback on-_

Siang itu, Devan mengajak ku ketaman belakang sekolah.

"Han, ketaman belakang sekolah yuk ada yang mau aku omongin."ajak Devan.

"Ihh, mau ngomong apa sih ngomong aja disini kali."jawabku.

"Ini, penting."pungkas Devan yang langsung menarik tanganku menuju taman sekolah.

"Ishhh, ribet amat sih kamu kaya mau bicara apa aja."cetusku.

"Han, kamu jangan marah ya kamu janji ya Han gak akan marah kalau aku jujur bilang ini ke kamu."ujar Devan dengan nada mendayu sedih.

"Lahh, kamu kenapa kok ngomong nya gitu emang mau bilang apa."tanyaku penasaran.

"Han, orang tuaku pindah rumah ke Bandung dan aku terpaksa harus pindah sekolah juga ke Bandung."jelas Devan.

"Ha? pindah sekolah?"penjelasan Devan tadi sontak membuatku sangat terkejut.

"Iya, Han besok aku udah gak disini lagi ini hari terakhir aku bersekolah disini."ujar Devan dengan mata berkaca-kaca.

"Hikss hikss kamu jahat kenapa kamu gak bilang dari jauh hari sama aku ha? kamu jahat kamu ninggalin aku sendiri kamu jahat Devan."sahutku membentak Devan sambil menangis.

"Aku gak tega bilang nya ke kamu Han, kamu gak sendiri kamu masih ada Rara yang nemenin kamu disini aku janji sama kamu, aku akan kembali Han untuk bertemu kamu lagi aku janji aku akan sangat merindukanmu Han."

Hari itu merupakan hari terakhir Devan bersekolah di Jakarta, ia akan pindah ke Bandung dan bersekolah disana.

Flashback off-_

***

"Aku selalu nunggu kamu kembali Van."kataku sambil menghapus air mata.

"Hmm, sekarang aku kembali Hani gendut."ucap Devan menyebut nama ku dengan sebutan Hani gendut.

"Brughh." aku memukuli Devan dengan bantal sofa.

Devan, memiliki panggilan khusus untukku yaitu Hani gendut aku pun tak tau mengapa Devan selalu menyebutku gendut padahal nyatanya aku langsing hehe.. Devan selalu bilang aku gendut, it's no problem to me karna toh kenyataannya aku gak gendut kok.

"Sumpah ya Van, mata kamu tu anehh banget tau! jelas jelas aku langsing begini kamu bilang aku gendut."cetusku.

"Hmm, apapun itu bagiku kamu selalu gendut."jawab Devan memutar bola matanya.

"Ihhh, terserah deh yaa asal kamu bahagia aja."cetusku dengan tatapan tajam.

Kami pun, terus berbincang-bincang menceritakan kejadian-kejadian yang terjadi ketika kami tak bersama.

***

Hayoo apa yang kalian pikirkan setelah baca chapter kali ini? 😂 Udah mulai ketauan belum ending nya? Yang pasti tetep tungguin terus part selanjut nya ya biar gak menduga duga 👌

Wassalamu'alaikum ❣️

Takdir Cinta Dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang