Matahari telah muncul, sinar nya pun mulai menerangi indah nya pagi ini. Seperti biasanya, sebelum pergi sekolah aku diwajibkan untuk sarapan pagi oleh mama ku, Maryam Az-Zahra. Karena aku memiliki penyakit asam lambung, mama takut jika aku tidak sarapan pagi lambung ku akan kambuh jika telat makan.
Biasanya setiap pagi aku menunggu Rara yang menjemput ku untuk pergi ke sekolah bersama, menggunakan sepeda motor milik nya.
Tiinn...tiinn
Tak lain dan tak bukan itu suara klackson sepeda motor milik Rara yang sudah didepan rumah. Aku pun berpamitan ke mama dan menyium punggung tangan mama. "Ma Hani berangkat kesekolah dulu ya."pamitku sambil memakai tasku dengan benar.
"Hati-hati nak." sambung Mama.
"Yuk cepetan nanti kita telat."desak Rara tidak sabaran.
Kami pun berangkat kesekolah, dan sampai disekolah dengan tepat waktu.
***
Bel istirahat berbunyi, menandakan jam istirahat telah tiba. Biasanya, setiap istirahat aku datang kekelas Rara untuk mengajak nya ke kantin. Aku pun beranjak, dari tempat duduk ku menuju kelas Rara.
"Han, tunggu."Aku mendengar suara itu dari arah belakang , dan ternyata itu Rara.
"Kamu dari mana?" tanyaku sambil berjalan dan menyamai langkah ku dengan Rara.
"Dari perpus tadi, aku nyariin kamu tadi kekelas tapi katanya kamu dah keluar."jawab Rara sambil mengerucutkan bibirnya.
"Aku gak tau kalau kamu ada di perpus, kalau tau begitu aku tunggu dikelas aja tadi"cengirku.
"Udah la tu, kita ke kelasku aja ya?" ajak Rara.
"Yaudah lagian aku juga gak laper ngapain ke kantin."kataku sambil menghadap kearahnya.
Kami pun berjalan kekelas Rara. Sesampainya dikelas Rara Kami duduk di bangku depan kelasnya, sembari melihat siswa siswa lain berjalan jalan menghabiskan waktu untuk beristirahat ataupun makan di kantin.
"Ehh , Dhol dah siap tugas matematika punya lo ? tanya Rara kepada salah seorang teman sekelasnya Muhammad Haikal Afdhol.
"Udah la, anak pintar." jawabnya menyombongkan diri.
"Alah paling lo nyontek, punya yang lain kan?"sambung Rara dengan nada meremahkan.
"Ihh, enggak, enggak salah lagi la pula." jawab Afdhol dengan terkikis geli.
"Ihh gue mah dah duga."gerutu Rara.
Afdhol pun beranjak pergi bersama teman - teman cowoknya.
"Ehh mata si Afdhol tu kalau ngeliat orang kaya kita punya utang ya sama dia." ucapku dengan nada kesal. Entah kenapa aku sangat tidak menyukai karakter Afdhal yang cuek, banyak diem dan datar itu.
Karna bagi ku cowok yang punya karakter seperti itu orang yang gak bisa buat deketin cewek karna sikap dingin nya itu."Dia mah emang begitu Han, cuek nya itu pun gak ketulungan Han."jawab Rara sama kesalnya denganku.
"Ihh serius kamu Ra? Terus kalau ada cewek yang suka sama dia gimana Ra?"tanya ku dengan muka penasaran.
"Kalau cewek yang suka sama dia mah banyak Han." jawab Rara berdecih.
Wajar Afdhol banyak yang suka, karena dia memiliki tubuh yang tinggi semampai, hidung mancung dan kulitnya yang putih. Tipe cowok idaman untuk cewek-cewek sekarang.
***
Akhirnya bel pulang berbunyi. Aku bergegas menuju kekelas Rara. Aku pun segera memanggil Rara dari depan pintu kelasnya. "Ra?!"
Rara segera bangkit dari tempat duduknya dan menghampiriku. "Yuk."ajak Rara.
Kami pun bergegas pulang kerumah. Rara mengantarku sampai kedepan rumah. "Makasih ya, Ra."ucapku. "Oiya, besok aku pergi sendiri. Jadi gak usah dijemput."tambahku.
Rara mengernyit heran. "Kenapa, Han?"
Aku menyengir. "Aku mau datang lebih pagi besok karena aku piket sekaligus giliran yang megang kunci kelas."
Rara mengangguk saja kemudian pamit pulang. "Oke deh. Assalamualaikum."
Aku tersenyum. "Waalaikumussallam. Hati-hati, Ra."balasku. Aku segera membalikkan badan, membuka pintu pagar dan langsung masuk.
***
Besok paginya aku diantar oleh Mamaku. Sekalian Mama pergi berbelanja. Sampai disekolah aku segera turun dari motor Mama dan menyalami Mama. "Hani masuk ya, Ma? Mama hati-hati. Assalamualaikum.
Mama mengelus kepalaku. "Iya. Waalaikumussallam."
Aku pun bergegas masuk dan menuju kelasku. Aku mengambil kunci kelas dari tasku dan membuka kelasku. Namun, malangnya pintu kelasku sulit sekali untuk dibuka.
Kemudian tiba-tiba Afdhol lewat. Aku segera memanggil dirinya dan meminta bantuan. "Dhol! Tolong bantuin gue buka pintunya, please."
Afdhol menatap mataku dengan wajah datar kemudian berjalan membuka pintu tanpa sepatah katapun. Afdhol pun berusaha membuka pintunya dan akhirnya pintu pun terbuka. Afdhol pun segera pergi dari sana.
"Dhol! Makasih, ya!"ucapku. "Ya" jawab Afdhol tanpa menoleh sedikit pun.
Aku sedikit kesal dengan perlakuan Afdhol namun, akhirnya aku diam saja dan segera masuk kedalam kelas.
***
Kepada seluruh kelas XII harap untuk datang kesekolah hari ini pukul 16:00..
Suara mikrofon dari kantor menggema diseluruh penjuru sekolah. Aku mendesah.
"Huftt"Tunggu part selanjutnya ya 😂
Semoga suka dengan cerita nya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Dari Allah
EspiritualTeruntuk kamu! Calon imam yang kusemogakan. Idzaa ahabbaka milyumi syakhnshin fa'ana minhum , wa idzza ahabbaka syakhsun waahidun fahuwa ana , wa idzaa lam yuhibbuka ahadun fa'lam annii mittu. Jika sejuta orang mencintaimu,aku salah satunya .... Jik...