Sholatlah agar hatimu tenang
Istighfar lah agar kecewamu hilang
Dan berdoalah agar kebahagiaan segera datang !~~~~
Hani melangkah kan kaki nya ditangga kampus dengan sangat lama seperti menghayati disetiap langkah nya.
Perasaan nya tak karuan seperti tak ada semangat untuk beraktivitas.
"Astaghfirullah astaghfirullah, ya Allah ampuni hambamu ini yang terlalu berharap kepada hambamu hingga kau kirimkan rasa kecewa ini."Hani terus beristighfar berharap bisa melupakan semua yang terjadi.
Perasaan tak karuan terus menyelimuti hati Hani, setelah jam kuliah nya kosong ia memilih untuk pergi ke mushola menunaikan sholat ashar, setengah jam lagi masih ada waktu sebelum adzan dan ia memilih untuk membaca novel yang dipinjam nya di perpus tadi.
Setelah selesai sholat, Hani memutuskan untuk tidak pulang kerumah dulu tapi memilih untuk menenangkan diri di taman kampus.
Hani duduk disebuah pendopo yang ada di taman kampus nya, ia menyandarkan tubuh nya di tiang penyangga pendopo dan memandangi sekitar dengan tatapan kosong.
"Ngapain disini sendiri?."suara pria itu cukup menghamburkan lamunan nya.
Seorang pria sengaja datang menghampiri Hani karena melihat Hani yang tengah duduk sendiri di pendopo yang terlihat seperti sedang ada masalah. Dia adalah Latief kakak senior Hani yang kenal semasa ospek.
"Boleh kakak duduk disini juga."tanya Latief pada Hani yang terlihat seperti tak ada respon apa apa.
"Boleh nggak ni kakak duduk? kalau nggak boleh yauda nggak apa-apa."ujar Latief.
Hani hanya menganggukan kepalanya, lalu Latief ikut duduk bersama Hani yang jarak nya agak berjauhan dari Hani tapi masih dapat berkomunikasi dengan jelas.
"Hani kenapa?"tanya Latief.
Hani hanya menggelengkan kepalanya, dan tak menjawab apa apa.
"Hani cerita ke kakak, kakak tau Hani sekarang sedang ada masalah ada hal yang sedang kamu pikirkan pasti, kakak bisa baca dari wajah kamu."Latief seolah-olah bisa membaca situasi yang sedang terjadi hanya dari raut wajah Hani.
Hani hanya berdehem.
Latief terus memperhatikan raut wajah Hani. "Kamu kalau mau nangis nangis aja, jangan ditahan. Nangis itu bisa nenangin pikiran."saran Latief yang mempersilahkan Hani menangis.
"Kenapa harus nangis? Nggak ada apa apa kok kak."sahut Hani dengan nada parau.
Latief memasukkan handphone nya kedalam saku celana nya. "Kamu jangan bilang nggak ada apa-apa dari suara kamu aja kakak udah tau kalau kamu mau nangis."
Hani hanya tersenyum, dan berpura pura memainkan handphone yang dipegangi nya sedari tadi.
"Kamu nggak bisa seperti ini Hani, kamu nggak boleh mendam sendiri ada kalanya disaat kamu bisa berbagi cerita sedih atau senang kepada orang lain, kamu ada masalah sama seseorang yang dekat sama kamu ya?"Latief mencoba menebak-nebak apa yang terjadi.
"Kenapa jarak bisa merubah semuanya kak? Kenapa karena jarak semua kenangan indah dilupakan begitu saja? Kenapa Hani yang harus ngerasain ini?."Hani mencoba menceritakan masalahnya dengan ragu tapi ia tetap mencoba menceritakan nya berharap beban yang dirasa nya sedikit berkurang.
Hani mulai meneteskan air matanya, ia tak bisa menahan linangan air dimata yang sudah ditahan nya sejak tadi
Hani pun menceritakan semua nya kepada Latief sambil menangis, masalah tentang Devan maupun Afdhol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Dari Allah
SpiritualTeruntuk kamu! Calon imam yang kusemogakan. Idzaa ahabbaka milyumi syakhnshin fa'ana minhum , wa idzza ahabbaka syakhsun waahidun fahuwa ana , wa idzaa lam yuhibbuka ahadun fa'lam annii mittu. Jika sejuta orang mencintaimu,aku salah satunya .... Jik...