It's Hurt

964 51 3
                                    

Author POV
-
-
-
-

Hani yang sedang asyik, memainkan handphone nya itu terkejut melihat panggilan masuk yang ada di layar handphone nya, dan tertera nama Afdhol yang sedang menelpon nya.

Bukan sekali dua kali, Afdhol pernah menelpon tetapi Hani tetap tak berubah selalu terkejut ketika ada panggilan masuk dari Afdhol.

Kali ini cukup berbeda, sebelum sebelumnya mungkin Hani terlihat biasa ketika yang menelpon adalah Afdhol namun setelah Afdhol menyatakan perasaannya terhadap Hani, ada perasaan gugup,senang,canggung yang dirasakan Hani, saat mengetahui yang menelpon adalah Afdhol.

Dengan, jari gemetaran Hani mengusap layar handphone kearah bewarna hijau.

"Assalamualaikum Han."

"Waalaikumussalam."

"Besok, aku sudah mulai ospek."

"Hmm, gitu ya."

"Iya, dan aku juga udah ngekos disini kemungkinan untuk pulang ke Jakarta ya tunggu aku ada waktu kosong."

"Hmm, yaudah kamu hati-hati ya selamat menghadapi kakak senior kamu nanti."

"Kalau, sama kakak senior mah aku berani ngelawan kalau mereka nyiksa aku heheh."
Afdhol terkekeh geli dengan ucapannya sendiri.

"Kalau kamu mah ada ada aja yauda terserah kamu aja deh."

"Hehe iyaa Hani, yaudah udah dulu ya mau beres beres Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Afdhol menutup telpon nya, setelah memberi kabar kepada Hani bahwasanya ia sekarang sudah ada di Bandung dan akan melaksanakan ospek di kampus nya.

Hani meletakkan handphone tepat di dadanya, seraya memeluk benda kecil tersebut. Dan tersenyum kecil sambil berdoa untuk Afdhol dan kedua sahabatnya lagi yaitu Devan dan Rara untuk kelancaran mereka, sekaligus doa agar mereka tak melupakannya karena mereka sekarang tak berada di satu sekolah dan satu kota yang sama lagi.

"Apa mereka akan melupakanku setelah mereka mendapatkan teman baru disana?"batin Hani.

Ada kekahawatiran yang dirasa Hani, jika Afdhol dan kedua sahabatnya akan melupakan nya ketika mereka sudah nyaman berada disana.

"Astaghfirullah, mikir apa aku ini."

Cepat-cepat Hani beristighfar, karena telah berfikiran buruk kepada sahabat-sahabatnya.

"Astaghfirullah, aku nggak boleh suudzon begini ya Allah."Hani beristighfar atas prasangka buruknya.

🌎🌎🌎

Waktu pun terus berjalan, dua bulan sudah berlalu dimana sekarang mereka sudah menyandang status mahasiswa bukan lagi siswa SMA.

Namun seiring berjalannya waktu, komunikasi Hani dengan Afdhol mulai jarang disertai juga dengan sahabat nya Devan yang sudah seperti tak memeberi kabar kepada Hani lagi. Tapi tidak untuk Rara yang tak pernah lepas komunikasi dengan Hani.

Takdir Cinta Dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang