Aku harus melangkah untuk sampai pada tujuanku. Dan lahkahku bergantung pada tekadku
.
.
.
.
.
.
.
.
.Malam yang dingin dan aku tahu seharusnya diriku tidak berada disini. Berdiri didepan pintu rumahku dengan segenap keberanian yang coba kubangun.
Menghela nafas sebelum memasukan kunci dan membuka pintu dengan perlahan, tidak ada yang berubah disini.
Tidak ada tanda kehidupan selain televisi yang bahkan sepertinya terus menyala beberapa hari ini.Aku menengok keseberang jalan tepat pada mobil yang mengantarku kesini.kacanya tidak terbuka namun aku tahu orang yang berada didalamnya masih mengawasiku.
Aku kembali berbalik dan meneruskan niat awalku kemari.apalagi jika bukan membawa barang-barang yang kubutuhkan dan kembali kerumah Baekhyun.
Chanyeol sempat membantahku dan mengatakan bahwa dirinya akan membelikan apapun yang kubutuhkan.
Tapi aku masih belum percaya pada pria itu. Orang yang kupercayai saja sudah mengkhianatiku,bagaimana bisa aku dengan mudah menaruh kepercayaan pada orang baru seperti Chanyeol dihidupku.Aku meraih remote yang tergeletak diatas sofa. Rumah ini cukup kecil karena sebenarnya ini adalah rumah yang baru aku beli setelah beberapa bulan pernikahan. Aku hanya ingin rumah kecil yang sederhana untuk kehidupanku bersama suamiku.
Miris.
Tidak ada kenangan indah disini selain aktifitas ranjangku dengan pria brengsek itu.
"Kau tau tempat pulang rupanya"
Aku sedikit terkejut mendengar suara seseorang dari arah dapur.suara ini sangat tidak asing dan aku terlalu sakit untuk sekedar berbalik melihatnya.
Suara langkah mendekat membuatku terpaksa menatap padanya yang hanya tersenyum. Entah harus aku sebut apa senyuman itu"Kau masih punya wajah untuk kembali ke RUMAHKU rupanya"
Hampir saja aku terjungkal saat Jongin mendekatiku dengan begitu cepat, rahangnya mengeras terlihat marah dan hal itu membuatku sedikit waspada.
Jongin yang kutahu adalah lelaki yang lembut dan perhatian, bukan pria seperti ini.Lelaki itu bisa saja mencabikku dengan kukunya jika saja dirinya adalah seekor serigala. Aku melirik pada pintu yang sengaja tidak kututup. Berharap Chanyeol akan datang jika terjadi sesuatu padaku
Jongin kembali menjauhkan dirinya dan menatapku remeh. Aku tidak tahu seseorang dapat berubah sedrastis ini dalam waktu hanya beberapa hari.
Rasanya sangat sakit. Kemana perginya Jongin yang selalu siap melindungiku dan menghiburku disaat dunia begitu kejam padaku? Dimana Jongin yang memeluku dan mengusap punggungku saat air mataku terjatuh?Aku mengangkat daguku berusaha terlihat kuat. Tangisan hanya akan membuatnya tertawa senang. Begitulah pikirku
"Aku tidak mengijinkan kau untuk pergi"
Suara yang mengintimidasi, tapi aku tidak merasakan hal itu. Yang kumau hanya segera pergi dari tempat ini dan meninggalkan pria brengsek itu.
"Apa pedulimu?Urusi saja jalangmu itu-"
"Jangan pernah memanggilnya dengan sebutan itu!"
Aku berjalan meninggalkannya, tanpa berbalik dan melihat wajahnya yang saat ini malah membuatku hancur.
Aku tidak mau memperlihatkan diriku yang menangis pada pria itu.Jongin masih berteriak memanggilku dan menarik tanganku kasar. Memaksa wajahku untuk menatapnya
Dia.. dia membela wanita selingkuhannya.
Dia benar-benar menunjukan begitu brengseknya dirinya sebagai seorang lelaki!
Begitu bodohnya aku sudah percaya dan memberikan segalanya untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE and LIFE (Chansoo ver.)[Complete✔]
FanfictionTerkadang menemukan sebuah kebohongan akan menuntunmu menuju kebenaran. Sama halnya seperti menemui cinta yang salah akan menuntunmu pada cinta yang benar. Ini ff iseng sih.. ada dua versi.. versi Chansoo dan versi Nielwink. Dua-duanya Genderswitch...