Mengagumi senyumanmu dari jauh, menyukai tawamu tanpa kau tahu, dan mencintaimu dalam diam.
Menyakitkan
Dan semua itu membunuhku secara perlahan saat kau memberikannya untuk orang lain.
Bukan untukku
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sudah menjadi kebiasaan bagi seorang Park Chanyeol terbangun dini hari bahkan sebelum matahari menerangi kotanya. Bukan apa, hanya saja dirinya menyukai nuansa pagi hari yang tenang dan menyejukan. Walaupun yang dilakukannya sekarang hanyalah menonton saluran televisi dengan posisi yang bisa dikatakan sangat nyaman. Kakinya yang panjang itu menggantung diujung sofa yang panjangnya tidak bisa menampung tinggi badan dari pria ini.
Satu toples keripik kentang hampir saja tandas sebelum teriakan memekik telinga membuatnya terpaksa bergegas bangun"Sudah eomma bilang jangan menonton sambil tiduran!"
Sepele memang,tapi ibunya ini selalu cerewet mengenai banyak hal.
Untung saja beberapa hari ini rumah kediaman Park hanya ditinggali oleh dirinya dan ibunya. Ayahnya dan Kakaknya Park Bogum sibuk mengurus perusahaan serta beberapa cabang perusahaan yang baru saja berdiri sehingga mereka jarang sekali pulang dan memilih untuk beristirahat dihotel dekat perusahaan. Kakak cantiknya Park Yoora sedang berlibur ke swiss bersama kekasihnya. Dan adik kesayangannya Park Jihoon sedang mengikuti kegiatan camping disekolahnya dan mungkin baru pulang nanti siang.
Sebenarnya Chanyeol seharusnya membantu Bogum dan bukannya berleha-leha dirumah seperti ini. Tapi ayahnya dan Bogum menyuruhnya untuk menemani ibunya saja."Nanti siang antarkan bekal makan siang kekantor kakakmu ya"
Chanyeol hanya mengangguk menurut dan mendesah kecewa saat saluran televisinya itu sudah berpindah karena ulah ibunya.
Keluarganya memang bisa dikatakan kaya raya dan memiliki kekayaan yang tidak akan habis hingga beberapa keturunan. Tapi keluarganya ini lebih memilih hidup sederhana dan menerapkan hidup harmonis dimana masing-masing anggota keluarga menjalankan peran sebagaimana mestinya.
Setidaknya itulah yang Chanyeol lihat dan dirinya bersyukur akan hal itu."Apa hari ini Hyung akan sangat sibuk?"
"Yang eomma tahu Appamu yang jauh lebih sibuk"
Chanyeol hanya mengangguk mengerti dan memilih beranjak meninggalkan ibunya yang larut dalam acara televisi. Mungkin sebaiknya dirinya jogging mengingat akhir-akhir ini berat badannya bertambah. Mana mau Chanyeol kehilangan otot-otot yang susah payah dibentuknya hanya karena berat badan yang bertambah. Kakaknya Park Yoora selalu mentertawainya jika perutnya itu sedikit membuncit.
Hanya menggunakan celana training dan kaus oblong berwarna biru dongker, Chanyeol berlari mengelilingi perumahan elit yang isinya hanya orang-orang dengan kekayaan yang tidak diragukan. Sebenarnya rumahnya tidak termasuk kedalam perumahan elit disini. Hanya saja letaknya sedikit berdekatan.
Tidak jarang orang yang juga melakukan aktifitas lari pagi sepertinya. Beberapa diantaranya adalah wanita cantik dengan tubuh moleknya. Sebagai pria tentu saja Chanyeol merasa tertarik melihat body goals seperti itu.
Tapi dirinya tidak memiliki ketertarikan lebih dan hanya tersenyum tipis disaat mereka dengan genit menyapa Chanyeol.
Chanyeol tahu wanit-wanita itu berusaha mencari perhatiannya dan itulah yang Chanyeol tidak suka dari mereka.
Seakan harga diri mereka sebesar biji sirsak-pikirnya.Kedua orangtuanya selalu bertanya apakah dirinya mempunyai seorang kekasih? Atau sedang dekat dengan seorang wanita.
Chanyeol sudah beberapa kali berganti kekasih dan tidak ada yang membuatnya jatuh hati.Chanyeol hanya memandang kata 'iba' pada mereka yang berjuang mati-matian untuk mendapatkan hatinya.
Menurutnya mereka sama saja, hanya memanfaatkan kedudukannya yang merupakan anak dari seorang pengusaha terkenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE and LIFE (Chansoo ver.)[Complete✔]
FanfictionTerkadang menemukan sebuah kebohongan akan menuntunmu menuju kebenaran. Sama halnya seperti menemui cinta yang salah akan menuntunmu pada cinta yang benar. Ini ff iseng sih.. ada dua versi.. versi Chansoo dan versi Nielwink. Dua-duanya Genderswitch...