2.5K 545 67
                                    

Sudah terlalu banyak korban,
Sudah saatnya aku pergi.
Sebelum kisah hidupku menjadi korban lainnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aku mencoba menyadarkan diriku saat sebuah goncangan kecil dibahu serta suara seorang wanita menyapu indera pendengaranku.

Disana aku melihat Sehun yang terus memukuli Chanyeol tanpa perlawanan dari pria itu.
Air mataku tidak mau berhenti.
Sangat sakit rasanya, sangat menyesakkan.

"Kyungsoo!"

Pandanganku beralih pada Baekhyun yang menatapku khawatir. Menenggelamkanku kedalam pelukannya.
Aku menangis sejadinya saat melihat Sehun masih terus memukul Chanyeol, hingga Baekhyun membalikan posisi kami berdua. Membuatku membelakangi aksi kemarahan Sehun.

"Baek- hiks"

"Tenangkan dirimu Kyung, semua akan baik-baik saja"

Aku tidak yakin, aku sudah tidak tahu apa itu 'baik-baik saja'.

Sudah tidak ada lagi suara pukulan, hanya isak tangis tertahan dari mulutku.
Aku berusaha melepas pelukan Baekhyun dan berbalik untuk melihat Chanyeol dan Sehun.

Sehun berdiri dan menatap Chanyeol dengan nyalang. Kejadian ini seperti de javu, sama seperti kejadian dulu saat Baekhyun dalam bahaya.
Chanyeol masih terkapar dengan nafas terengah. Sama sekali tidak membalas semua pukulan yang sehun layangkan untuknya. Aku tidak tahu mereka seakrab itu.

Matanya melirik kearahku, tatapan dengan sejuta rasa bersalah. Semua bisa kulihat dengan mataku. Tapi tidak bisa kurasakan dengan hatiku.
Aku tidak tahu apa maksudnya menciumku.
Seolah aku adalah wanita rendahan yang menerima ciuman dari siapapun.

"Jangan pernah injakan kaki lagi dirumah ini Hyung! Aku kecewa padamu"

"Apa kau sudah puas memukulku? Sekarang bisakah aku kembali berbicara dengan Kyungsoo?"

Chanyeol mencoba untuk mendudukan dirinya. Dirinya benar-benar terlihat kacau dengan luka dan lebam diwajahnya.
Matanya masih terus menatapku yang terpatung.

Aku menggeleng dan mundur mengikuti tarikan lembut dari tangan Baekhyun.
"Kumohon Kyung maafkan aku"

"Pulanglah Hyung. Kyungsoo noona sudah tidak mau lagi berbicara denganmu"

Pria itu berdiri dan berjalan terseok mendekatiku. Betapa mengkhawatirkannya dia sekarang. Tapi aku kembali melangkah mundur dan tidak berani menatap wajahnya.
Tanganku sedikit bergetar dan aku tahu baekhyun mengetahui itu.
Entah mengapa rasa takut menjalar didadaku.

Chanyeol menghentikan langkahnya seolah mengerti dengan kondisiku saat ini. Pria itu menundukan tubuhnya hampir sembilan puluh derajat.
Terus bergumam meminta maaf padaku.
Mulutku rasanya kelu, tidak mau bergerak dan hanya terdiam melihat aksinya itu.

Hingga beberapa menit kemudian hanya tatapan sendunya itu yang terakhir kulihat sebelum Sehun menariknya keluar rumah.

Mengapa Chanyeol memberiku tatapan seperti itu?
Mengapa rasanya semakin menyesakan mengingat tatapan itu?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

●LOVE&LIFE●

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

sudah enam hari berlalu sejak kejadian itu, Baekhyun semakin gencar mengawasi dan menjagaku. Wanita cantik itu seakan menjadi seorang ibu yang menjaga anak perawannya.
Aku tidak berani keluar rumah, takut untuk bertemu orang diluar sana.
Terlebih aku takut bertemu dengan Chanyeol yang hampir setiap hari berusaha untuk menemuiku walaupun dirinya tahu semua itu sia-sia.

LOVE and LIFE (Chansoo ver.)[Complete✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang