"Won, masa gue udah keluar. Eh sekarang malah elo yang jadinya masuk rumah sakit!" protes Jihoon sambil mengerucutkan bibirnya.
Soonyoung yang duduk di sampingnya langsung berdecak geli, "Ya masa mau janjian sih Ji? Ganti-gantian dong. Kan biar enggak rebutan gitu." lalu ia menertawakan leluconnya sendiri.
"Oh yaudah, abis ini elo ye yang masuk rumah sakit!" balas Jihoon menatap Soonyoung dengan sinis.
Percakapan antara kedua pasangan tanpa status itu menghantarkan suasana kamar menjadi ramai. Padahal hanya dua orang tetapi yang Wonwoo rasakan sudah seperti lima orang.
Sudah dua minggu Wonwoo berada di rumah sakit. Ia masih merasa asing dengan ruangan yang ditempatinya. Meskipun luas dan bersih, tetapi suasananya sangat membosankan.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan Jihoon langsung bergegas memeriksanya. Setelah kembali, Jihoon membawa sebuket besar bunga mawar merah dengan lambang kartu ucapan yang sudah Wonwoo kenali sejak awal ia tersadar dari komanya.
"Jingoo lagi?" tanya Soonyoung dengan keheranan.
Wonwoo tersenyum senang sambil menerima buket mawar tersebut dari tangan Jihoon. Sembari menghirup wanginya, Wonwoo membuka kartu ucapan yang berisi,
Rindu itu sangat menyiksa, tapi aku tidak akan bosan untuk menunggumu kembali ke kampus. Cepat sembuh ya Wonie! ❤
"Dih senyam-senyum lagi, mana sini gue mau liat." sinis Soonyoung sambil merampas kartu ucapan dari tangan Wonwoo. Setelah membacanya, raut wajah Soonyoung berubah menjadi masam. Badannya bergidik seperti ulat bulu. "Hih, geli anjir! Dasar keju basi!"
"Dan apa itu Wonie? Wonie?? Cih, sudah memanggil nama lucu-lucuan aja. Pake heart lagi di akhiran, Bah! sini gue coret biar jadi potek sekalian." cerocos Soonyoung tidak ada hentinya.
"Rese lo!" gantian Wonwoo yang jengkel melihat kelakuan Soonyoung.
"Ya abisnya elo sih Won, biasanya enggak pernah suka ginian kok tiba-tiba kayak bocah baru kenal cinta monyet." Soonyoung semakin tidak terima dengan perubahan sahabatnya itu.
Heran Soonyoung sama Wonwoo. Padahal sahabatnya itu belum pernah bertatap langsung dengan Yeo Jingoo. Lelaki yang sudah seminggu ini mendekati Wonwoo dengan selalu mengiriminya bunga dan kartu ucapan yang berisi kalimat cinta yang menye-menye. Mahasiswa populer dari Fakultas Hukum, ia adalah anak bungsu dari pemilik perusahaan otomotif. Meskipun kaya raya dan tampan, tetapi bagi Soonyoung, Jingoo tidak pantas bersama Wonwoo. Mereka seperti tidak cocok sama sekali.
Kalau dengan Kim Mingyu sih beda lagi ceritanya.
Bukannya Soonyoung nge-bias. Tapi hanya Mingyu pasangan yang tepat untuk Wonwoo.
Ya pokoknya Mingyu-Wonwoo lah.
Percuma jadi pendukung garis keras hubungan keduanya jika ternyata berakhir dengan cara tidak masuk akal. Yang satu menyerah sebelum bertempur, yang satunya lagi sudah seperti orang gila.
Untuk kronologinya, Soonyoung sudah tahu jika ada insiden Wonwoo disandera dan berujung koma tiga hari di M.I.A. Tepat pada hari itu juga, Mingyu menetapkan bahwa akan membebaskan Wonwoo dari hubungan sepihak mereka. Semakin terpuruknya Mingyu saat tahu bahwa Wonwoo langsung tersadar. Maka tekadnya sudah bulat. Mungkin karena putus tersebut, Wonwoo lebih tenang hidupnya. Buktinya langsung bangun dari koma?
"Gobloknya udah stadium akhir!"
Itulah caci-maki yang Soonyoung berikan ke Mingyu. Tapi percuma saja, Mingyu tetap keras kepala dan pergi meninggalkan M.I.A. Tidak ingin Wonwoo menemukannya berada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Match
Fanfiction"They suit each other more than anything in the world"