Gue memeriksa ponsel ketika mendapatkan pesan masuk.
Wonwoo ada di taman FH.
Pesan yang singkat beserta informasi yang berkualitas. Gue segera menuju tempat sasaran setelah menerima kabar dari Scoups.
Setelah ditelusuri mengenai Wonwoo. Ternyata banyak sekali hal menarik yang gue dapatkan. Mengenai sifat, jabatan di kampus dan juga asal-usulnya yang merupakan anak dari Founder merek senjata dan mesin rakit ternama di Korea.
Soal kekayaan, gue enggak peduli. Gue lebih tertarik ke pergaulan sosialnya yang hanya dikelilingi oleh segelintir orang. Kenyataan yang gue temukan, Wonwoo aslinya introvert namun posisi jabatannya yang berada di organisasi BEM kampus seakan menipu dan berbanding terbalik.
Gue enggak terlalu yakin dengan apa yang dikatakan Scoups mengenai Wonwoo yang sangat jenius. Semua hal bisa ia lakukan apalagi dalam urusan debat. Enggak ada yang sesempurna itu. Gue masih akui, parasnya seperti bidadari. Tapi untuk jenius? Gue perlu melihatnya sendiri sebagai bukti yang akurat.
Sesampainya gue langsung menemukan Wonwoo sedang duduk di bangku taman. Enggak sendirian, ada dua orang lainnya yang gue yakini Hoshi Si Aktivis FISIP dan Jun mahasiswa Ilmu Komunikasi.
Baru saja ingin menghampiri, gue terpana untuk kesekian kalinya saat melihat senyuman yang terukir di wajah Wonwoo. Gue tersadar bahwa gue sudah tergila-gila dengan lelaki berwajah bayi ini.
Kira-kira apa yang membuatnya senang?
Gue melipat kedua tangan dan bersandar di bawah pohon yang rindang sambil mengamati arah pandangan Wonwoo. Agak terkejut saat melihat Bang Kai sedang mengejar Kak Dyo. Apalagi keadaan Kak Dyo yang menangis seperti itu.
Gue bergantian memandangi kedua pihak antara Wonwoo dan pasangan yang sedang bertengkar. Menyusun sebuah kesimpulan yang hasilnya membuat gue menggeleng-geleng kepala.
Takjub akan perbuatan yang telah Wonwoo lakukan kepada pasangan itu. Entah bagaimana adegan sebelumnya tetapi gue yakin, Wonwoo sangat pintar dan licik.
Sialan! Gue lupa.
Dengan cepat gue mengeluarkan ponsel dan mengambil beberapa foto Wonwoo saat ini. Gue merasa beruntung karena Wonwoo sedang tersenyum. Cocok sekali dengan semua yang gue rencanakan sebelumnya.
Puas dengan fotonya, gue segera mengupload di akun Instagram. Enggak ada keraguan lagi, gue hanya ingin semua orang tahu kalo Wonwoo adalah milik gue. Enggak peduli kalo kelihatan posesif, ini adalah bukti keseriusan gue kepada Wonwoo.
Entah apa yang akan ia katakan nanti, gue akan beralibi bahwa ini sebagai balas dendam.
●●●
"Serius lo macarin Wonwoo?"Gue berdecak. "Yaiyalah serius."
"Heran gue, kok Wonwoo mau ya sama elo??"
Gue mendelik enggak terima. "Masalah?"
Jeonghan berani-beraninya tertawa. Untung pacarnya Scoups.
"Ya lo tau kan, track record lo suram. Sana-sini pacarin. G-"
"-Bukan pacar-"
"-Oke, sana-sini deketin." ucapan gue dipotong lagi sama Jeonghan. Memperjelas kalo dari awal gue enggak pernah mau pake status.
Gue sudah pernah ngejelasin dari awal ke semua orang yang pernah berhubungan sama gue, kalo ini hanya sebatas deket. Enggak pake status ya jelas bukan pacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Match
Fanfiction"They suit each other more than anything in the world"