"Won.." Jihoon menatap Wonwoo dengan prihatin.
Sudah setengah jam ia berusaha membujuk sahabatnya agar mau makan. Namun Wonwoo tetap saja keras kepala, menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut.
Jihoon biasanya tidak sabaran jika menghadapi Wonwoo yang keras kepala. Namun kasus kali ini berbeda, Wonwoo sedang patah hati. Sahabatnya yang menangis dan galau selama tiga hari berturut-turut itu adalah hal yang baru bagi Jihoon. Ia tidak tahu harus berbuat apa jika sahabatnya sudah seperti ini.
"Won!" seruan lain mengagetkan Jihoon. Lelaki mungil itu mendengus kesal saat menemukan pelakunya, Soonyoung yang tiba-tiba datang menghampiri dari arah pintu kamar Wonwoo.
"Lemah amat sih lo, gitu doang langsung galau!"
Jihoon membulatkan matanya ketika mendengar sindiran Soonyoung. Ia tidak habis pikir dengan apa yang sedang lelaki hamster itu lakukan. Tetapi dari ekspresi Soonyoung yang terlihat santai dengan senyuman miringnya sudah menjelaskan bahwa Soonyoung memiliki sebuah rencana.
Selimut itu terbuka dengan kasar, "HEH SILUMAN HAMSTER! SIAPA YANG LO BILANG LEMAH?!" amarah Wonwoo terlihat tidak jelas karena tertutup oleh wajah sembab dengan ujung hidung yang memerah.
Jihoon dan Soonyoung langsung tertohok karena melihat kondisi Wonwoo yang begitu kacau. Hampir Soonyoung melupakan misinya, ia langsung saja membalas. "Ya elo! Lihat tuh muka, air mata semua. Coba kalo dilihat sama Mingyu, p-"
Ucapan Soonyoung terpotong dengan teriakkan histeris karena Wonwoo tiba-tiba menerjangnya dengan ganas. Lelaki cantik itu menjatuhkan Soonyoung ke bawah lantai dan mencekiknya dengan posisi sambil duduk di atas tubuh Soonyoung.
"WON!" Jihoon segera mendekati keduanya dengan panik. Ia tidak bisa melerai karena Wonwoo sedang dibutakan dengan emosi. Salah Soonyoung sendiri yang berani menyulut kucing liar seperti Wonwoo.
"Sebut namanya lagi! Gue tantang lo nyebut namanya sekarang!" ancam Wonwoo tidak main-main, tangannya semakin kuat mencekik leher Soonyoung.
Jihoon langsung memegang lengan Wonwoo, berusaha meredam amarahnya. "Udah Won, sadar.. Itu Uyong lama-lama mati!"
Untungnya Wonwoo masih memiliki akal sehat, ia melepaskan cengkeraman tangannya dari leher Soonyoung sambil mengamati wajah sahabatnya yang sudah merah padam karena kehabisan nafas. Sesudahnya Wonwoo langsung berdiri dan kembali duduk di atas kasur sambil menutup dirinya lagi dengan selimut. Seakan tidak terjadi apa-apa.
Dengan begitu Soonyoung terbatuk-batuk sambil berusaha mengambil nafas sekuat tenaga. Ia menggelengkan kepala dengan cepat sambil menatap gundukan selimut dengan kesal. "Lo- Aish!"
Tidak ada kata-kata yang bisa Soonyoung ucap. Ia sangat syok ketika menyadari separah itu Wonwoo jika sedang galau. Biasanya Soonyoung tidak akan terkena imbasnya, namun lelaki hamster itu menyadari satu hal baru.
Jika Wonwoo galau, akan dua kali lipat lebih menyeramkan daripada Wonwoo yang marah.
"Oke, gue enggak mau basa-basi lagi. Di sini gue pengen nagih utang lo."
Setelah menunggu pernafasannya kembali lancar, Soonyoung berdiri dan mendekati kasur Wonwoo.
"Masih inget gak sama tantangan yang gue bilang di sekre BEM?"
Dari balik selimut, Wonwoo kembali memutar ulang ingatannya. Karena Wonwoo adalah pengingat yang baik, ia lantas tercekat saat mengingat jelas apa yang terjadi di sekre BEM waktu itu.
Soonyoung berdecak, "Kalo gitu, gue tunggu di ruang tamu. Siap enggak siap, lo harus ikut hari ini. Lo enggak mau dibilang pengecut kan?" ucapan terakhirnya sebelum pergi keluar kamar dengan menarik Jihoon bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Match
Fanfiction"They suit each other more than anything in the world"