Dia bakalan baik-baik aja.
Dia bakalan baik-baik aja.
Ada Hoshi disana, enggak mungkin terjadi apa-apa.
"AISH!" pikiran dan batin gue berdebat hebat. Gue enggak sanggup menahan diri. Batin gue enggak tenang.
Gue harus melihat keadaannya!
Berlari menuju keluar lapangan, gue langsung dihadang oleh Moonbin. "Woi Capt! Mau kemana??"
Gue melepas gelang kapten yang menempel di lengan kiri dan melemparkannya ke arah Moonbin yang segera diambil olehnya.
"Gantiin gue sementara! Ada hal yang lebih penting." gila, gue sudah gila mempertaruhkan UKM Sepak Bola Teknik demi Wonwoo.
Dan apa gue menyesal? Enggak sama sekali.
Lantas gue berlari sekuat tenaga menuju parkiran FH. Untungnya masih awal pemanasan, sehingga gue bisa kabur. Sudah enggak peduli lagi akan protes pelatih dan kawan-kawan dari tim nanti. Gue lebih memilih untuk menemui Wonwoo, semoga dia baik-baik saja.
Meskipun gue sudah mengancam semua mahasiswa teknik untuk tidak menatap Wonwoo. Gue masih khawatir kalo hal yang enggak diduga malah terjadi. Makanya gue lebih tenang kalo melihat Wonwoo secara langsung.
Akhirnya sampai juga di Teknik. Gue langsung memarkirkan sembarangan motor gue setelah kebut-kebutan di area universitas dan segera berlari memasukki gedung. Beberapa mahasiswa terlihat memenuhi koridor dan tatapan tajam gue selalu terpasang kepada siapapun yang berani menentang kekuasaan gue.
"Ming!" gue menoleh dan melihat Scoups sedang berjalan mendekat. "Gue udah dapet informasi dimana Lucas."
Bukan waktu yang tepat. "Soal itu nanti aja. Gue harus ketemu Wonwoo dulu."
●●●
Bucin.Istilah yang enggak pernah disangka akan gue dapatkan saat ini.
Buktinya gue seorang Kim Mingyu, rela untuk menunggu selama berjam-jam di acara BEM yang bagi gue sangat membosankan. Organisasi yang penuh dengan omong kosong. Tidak terlalu berguna selain menunjukkan status dan ketenaran di Universitas.
Tetapi pada akhirnya gue tetap setia duduk di belakang hanya demi Wonwoo, lelaki yang tidak pernah berhenti memenuhi pikiran gue.
Gue enggak menyangka kalo Wonwoo memiliki penyakit yang berdasarkan trauma. Benar-benar bencana! Mengapa bisa serumit ini?!
Pandangan sayu dan wajah yang pucat itu akan selamanya menjadi mimpi buruk gue. Betapa bodohnya gue merencanakan hal buruk mengenai traumanya. Gue enggak bakalan dimaafkan.
"Pertanyaan yang sangat menarik, saya yang akan menjawabnya."
Gue tersentak kaget karena mendengar suara Wonwoo. Apa yang kamu lakukan, Baby?! Kondisimu belum pulih.
Tapi gue lebih terkejut saat mendengar semua perkataannya. Jawaban yang ia berikan sangat menohok. Gue sampai terkagum-kagum mendengarnya. Oke, gue akui sekarang. Wonwoo sangat jenius.
Gue enggak pernah memikirkan masalah mengenai feminist, sebut saja tidak peduli. Tetapi dengan jawaban Wonwoo barusan, telah membuka pikiran gue mengenai betapa pentingnya keadilan. Gue seakan paham dengan semua yang dijelaskannya. Tidak kurang dan tidak lebih. Semua berdasarkan apa adanya.
Bisa enggak sih jatuh cinta lebih dalem lagi? Ini hal yang gue rasain sekarang.
●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Match
Fiksi Penggemar"They suit each other more than anything in the world"