Minggu ini,Bima terpaksa harus berangkat ke sekolah karena mendapat hukuman dari Pak Bombom
Disaat teman-teman nya enak-enakan menikmati hari libur dengan bersantai dan lainnya,Bima malah harus ke sekolah seperti biasanya
Ingin rasa nya dia tetap diam di rumah,tapi ada sedikit rasa takut akan hukuman yang mungkin akan ditambah berkali lipat oleh guru BK tersadis itu
"Agill...???"
Bima berkata lirih hingga mungkin hanya diri nya saja yang mampu mendengar
Ketika ia sedang melaksanakan hukuman nya membersihkan Ruangan Kosong yang sudah tidak terpakai,ia melihat Agil,Sang Ketua Redaksi yang kebetulan juga teman sekelas nya Gibran sedang mengendap-endap memasuki Ruangan Redaksi lama
"Ngapain dia libur-libur berangkat...??"
"Anak Redaksi yang lain juga nggak pada berangkat kok..!!"
Bima heran mendapati keberadaan Agil disini,karena tidak seharusnya ia memasuki Ruangan Redaksi itu apalagi sehabis ada Tragedi bunuh diri yang menimpa Fani
"Pasti ada yang nggak beres nih..!!"
Bima yang kebetulan sedang membersihkan Ruangan Redaksi lama langsung ngumpet di kardus besar bekas Mesin Photo Copy an,kardus itu cukup besar sehingga muat dimasuki untuk dirinya
Kardus itu terletak di pojok menghadap ke arah barat,sehingga segala aktivitas bisa dilihat dari arah kardua tersebut
Bima sedikit melubangi kardus itu agar melihat aktivitas apa saja yang sedang Agil lakukan
"Aduh serem amat nih Ruangan jadi yak"Ucap Agil sambil memasuki Ruangan Redaksi lama
Agil memandang ke arah sekitar sambil begidik ngeri,dia kemudian mengambil salah satu kursi dengan takut-takut
"Bissmillahirohmanirrohimmm..."
"Jangan ganggu guee ya Fann.."
"Tenang-tenang disana..."
Agil juga mengambil gunting di atas Meja Rapat kemudian dia naik ke atas kursi yang diatas nya masih ada tali yang buat bunuh diri si Fani
"Mau ngapain sih tuh anak"
Bima masih mengintip aktivitas yang dilakukan Agil dari dalam kardus
"Bissmillahhh..."
"Bissmillah...."
"Bissmilllaahhh...."
Agil memotong tali bekas Bunuh diri si Fani tanpa menyisakan bekas sedikitpun,kemudian ia memasukan tali tersebut ke dalam kantong kresek yang sudah ia siapkan sejak awal
"Wahhh..."
"Nggak bener nih...."
"Gue yakin Agil pasti pelaku nya..."
"Dia yang ngebunuh Fanii..."
"Dia pasti lagi mencoba menghilangkan jejak nih biar nggak ketauan..."
"Gue bakal laporin ke Bagas ama Faqih biar jelas semuanyaa"
Bima menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi
Setelah itu,Agil duduk di Computer yang dulu sering digunakan oleh Fani untuk kepentingan redaksi
Dari dalam kardus,Bima melihat Agil sedang menghapus foto-foto dan File milik Fani
Bima masih setia di dalam kardus,walaupun ia sebenarnya sangat kepanasan dan ingin segera keluar dari dalam Kardus
"Nggak pergi-pergi tuh anak.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Faradhiba
Non-Fiction-Biasanya orang selalu ingin menghilangkan masa lalu,tapi aku tidak,karena sepercik masa lalu hilang dari ingatanku,maka mungkin aku tak akan mengingat kebersamaan yang pernah terjadi antara kita- Seperti judulnya cerita ini berkisah tentang faradhi...