"TING TONG....TING TONG....!!!"
Suara bel Rumah Bima terdengar ke seluruh penjuru Rumah,Bel ini menandakan ada seorang tamu yang ingin menemui keluarga Pak kiai Arifin
Bima melangkah menuju Pintu utama,tempat bel tadi di bunyikan,ia ingin mempersilahkan tamu itu masuk karena di Rumah ini hanya ada dia seorang
Abi dan Umi nya baru saja pergi karena ada urusan sengketa tanah,jadilah dirinya ditinggal sendirian di Rumah
Bima memang sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit pagi tadi,karena kondisinya yang sudah cukup membaik,hanya saja luka di wajahnya masih sedikit terasa perih
"Assalamualaikum...."Salam dari tamu yang akan berkunjung
"Wa'alaikumsalam..."Jawab Bima ramah sambil menyalami kedua tamu dihadapannya
Bima mempersilahkan tamu itu untuk duduk,tamu itu adalah Pak Zen dan Bu Asqiyya,orang tua Dhiba
Mungkin mereke datang kesini untuk menjenguk dirinya,tapi ada yang aneh,Bu Asqiyya terus-terusan mengalirkan air mata berarti beliau sedang menangis
"Gimana keadaan kamu Bim"Ucap Pak Zen menanyakan kabar Bima
"Alhamdullillah udah agak mendingan Om,ini juga udah di bolehin pulang tadi pagi sama Dokter"Jawab Bima apa adanya
Bu Asqiyya masih saja menangis dalam rangkulan Pak Zen,karena penasaran Bima pun menanyakan alasan Bu Asqiyya menangis kepada suaminya itu
"Om...!!Tante Asqiyya kenapa nangis yah Om..??"Tanya Bima penasaran
"Gini Bim..!!Dhiba belum pulang dari semalam,di telvon nggak diangkat-angkat,yang di Rumah jadi khawatir semua Bim,takut si Dhiba kenapa-napa..."Cerita Tuan Zen
"Tadi malem dia udah pamit pulang kata Abi kok..."
Bima jelas saja terkejut,semalam kan Dhiba sudah pamit pulang,Kata Abinya Dhiba menolak ketika akan dianter pulang,Katanya juga karena Dhiba sudah dijemput oleh temannya
Bima tak mengetahui waktu Dhiba pulang,karena ia sudah tertidur tadi malam
"Dia pulang sama siapa yah Bim...???"
"Katanya si sama temennya Om..!!"
"Om khawatir banget Bim,mau lapor ke polisi tapi belum 24 jam"
Bima berfikir sejenak,kalo Alwa nggak mungkin malem-malem mau njemput Dhiba,Rumah Sakit Siaga Medika kan cukup jauh dari Green House,lokasi perumahan Dhiba
Kalo Bagas juga nggak mungkin,Dhiba kan kemaren marah banget sama dia,kalo Faqih juga nggak mungkin disuruh njemput Dhiba
"OWHH...!!!"
Bima langsung mengerti,dia mengambil Ponsel yang terletak di saku celanannya dan menekan nomor Gibran,pasti Gibran yang mengantar Dhiba semalam
"TUTT...TUT...!!"Panggilan tersambung
"Ada apa Bim..??Tumben nelvonin gue..??"Suara Gibran dari seberang sana
"Semalem lo yang nganterin Dhiba kan..??"Tanya Bima tanpa basa-basi
"Semalem emang Dhiba minta gue buat njemput dia,tapi gue nggak bisa njemput dia,gue ada acara mendadak semalem..."Jelas Gibran
"Lo tau nggak Dhiba dimana..??"
"Nggak tahu Bim.."
"Owh..yaudah makasih.."Ucap Bima mengakhiri dan menutup telvonnya
"Gimana Bim..."Tanya Tuan Zen cemas,Bu Asqiyya masih saja menangis di pelukan suaminya
![](https://img.wattpad.com/cover/165480969-288-k900831.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Faradhiba
Non-Fiction-Biasanya orang selalu ingin menghilangkan masa lalu,tapi aku tidak,karena sepercik masa lalu hilang dari ingatanku,maka mungkin aku tak akan mengingat kebersamaan yang pernah terjadi antara kita- Seperti judulnya cerita ini berkisah tentang faradhi...