Chapter 1

75 8 2
                                    

Angin sepoi-sepoi dimusim gugur ini membuat daun-daun yang berserakan berterbangan. Salah satu daun itu melayang mendekati Gadis Manis bermantel serta Syal yang melingkari lehernya.

Mata sembap gadis itu memandang sendu daun yang kini berada didekat sepatu heels hitamnya. Ia mengambil daun tersebut dan mengacungkannya di awan. Tepat dipinggir Menara Eifell. Ia berada sedikit jauh dari Menara Indah itu, sehingga tampak kecil.

Gadis Manis ini lalu menduduki kursi taman dan mendongak ke atas awan jingga. Pandangannya seakan lelah. Lelah dengan semua apa yang dirasakannya.

I-Phone-nya berdering dalam saku mantelnya. Telepon. Telepon dari sepupunya yang sangat cerewet.

"Yobseyo?" Dengan malas, gadis ini menjawab telepon jauh-jauh dari Korea.

"Eonnie, apa kau gila?! Kau belum membuat rancangan sama sekali untuk perusahaan Kent Bust!! Bawahanmu malah menelponku!!" Suara gadis diseberang telepon benar-benar dapat memecahkan gendang telinga.

"Apa? Eonnie-mu ini sedang bad mood. Kau jangan cerewet, ah!" Gerutu gadis ini sebal. Tadi dia ber mellow-mellow, tapi sejak Yoo Na, adik sepupunya menelpon dan berceloteh riang benar-benar sangat menjengkelkan tau.

Yoo Na tidak menjawab, tapi dia berbisik keras. Samar-samar gadis manis itu was-was. Jangan-jangan, Bocah itu melapor She Na eonnie?! Batinnya menjerit.

"Kim Dyu Na?" terdengar suara berat yang sangat dikenal gadis manis yang bernama Kim Dyu Na. Ya, She Na eonnie.

Glek! Dyu Na menelan ludah. Eonnie-nya yang ini benar-benar tegas. Ah, tidak. Benar-benar mengerikan menurut sepupu-sepupunya. Dan, yah.. ia juga berpendapat seperti itu :v.

"Ah, She Na eonnie. Hehehe, aku rindu padamu," Dyu Na terkekeh ketakutan. Awas saja kau, Yoo Na!!

"Kau masih bisa tertawa?" Singkat. Tapi sangat mengerikan.

"Maaf, eonnie. Dyu Na benar-benar sedang dalam keadaan sedih saat ini. Jika saya mendengarkan kalian, tentu tak akan seperti ini yang Dyu Na rasakan," jawab Dyu Na menyesal. Bahkan, ia seperti tak pantas menyesal karena keras kepalanya ini sangat membandel.

"Yoo Na sudah menyelesaikan permintaan Kent Bust. Ki Na juga sudah menandatangani kontrak bisnis-nya. Kau Dyu Na, busana yang diperlukan Kent Bust tidak sedikit. Cepat kembali ke Galery-mu dan fokus untuk merancang!" She Na eonnie tidak memedulikan curahan hati Dyu Na karena hal ini lebih penting.

"Ndee.. Arasseo," Dyu Na mengangguk.

"Jangan lupa makan rumput ya, eonnie!!" Teriakan samar Yoo Na membuat Dyu Na mencibir.

"Oke, eonnie. Saya tutup teleponnya," Dyu Na menutup sambungan telepon. Lalu melangkah ke Galery-nya. Beberapa orang membungkuk hormat pada gadis itu.

Yah, siapa di Prancis yang tidak kenal dengan keluarga Kim? Bukan hanya Di Prancis, tapi juga China, Jepang, London, America, dan Jerman. Dan keluarga Kim ini paling dikenal dan dihormati di negara Korea.

~~~~~~~~***~~~~~~~~~

Dyu-Na mempersilahkan suruhan Kent Bust agar masuk ruang kantornya.

"Jadi, dimana saya harus tanda tangan?" tanya Dyu-Na.

"Disini, miss.." orang itu menyodorkan kertas yang sudah ditanda tangani Kent Bust dua bulan lalu.

Ya, dimana dia mulai keras kepala. Sejenak, Dyu Na termenung kembali.

"Miss, apa anda tidak apa-apa?" orang itu sedikit khawatir.

"Ah, tidak apa-apa." Dyu Na menandatangani kertas itu.

"Terima kasih atas kerja sama-nya, Miss. Mr. Kent bilang senang berbisnis dengan perusahaan Kim." Orang itu tersenyum dan membungkuk.

Dyu Na hanya tersenyum ringan.

"Saya permisi dulu," orang itu membungkuk lagi dan pergi dari Galery Kim.

Dyu Na menutup wajahnya dengan telapak tangan dan mengerang geram. Belakangan ini, kerjanya tidak profesional. Pikirannya berkelahi dengan batinnya.

Ah, brengsek!! geram batinnya.

I-Phone nya berdering di meja kantornya. Dyu Na membuka sela-sela jarinya. Telepon dari CEO Kim. Yun Ju.

Dyu Na mengangkatnya. "Yobseyo?"

"Eonnie sudah menandatanganinya?" tanya Yun Ju diseberang sana. Dyu Na memang lebih tua darinya.

"Ya, baru saja orang itu pergi," tak ada nada riang dari ucapan Dyu Na.

Yun Ju heran. Tak seperti biasa eonnie-nya malas untuk berbicara. Selalu ada keriangan dalam setiap ucapannya. Tidak seperti saat ini.

"Kau baik-baik saja, eonnie?" Yun Ju tak bisa menyimpan rasa khawatirnya.

"Aniyo, aku tak apa. Bagaimana dengan dua bocah cilik itu. Aku merindukan mereka," Dyu Na membelokkan arah pembicaraan.

"Oh, Hye Na dan Hyung Ju? Mereka sekarang bisa mengacak-acak ruang kerja ku. Kadang-kadang mereka bertengkar berebutan untuk ku gendong."  Kata Yun Ju terkekeh.

"Ah, aku semakin ingin mencubit pipi mereka," kata Dyu Na sedih.

"Permisi, Miss. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda," wakil Dyu Na memasuki ruang kantornya.

"Nanti kita bicara lagi," Dyu Na memutuskan sambungan teleponnya.

"Siapa? Seharusnya sekarang hanya ada satu pertemuan 'kan," Dyu Na mengerutkan kening. Menatap tajam bawahannya ini.

"Mr. Park," kata wakilnya tandas.

~~~~~~~~***~~~~~~~~

"Apa mau Anda? Sebaiknya anda pergi dan datang lagi sesudah membuat perjanjian dengan sekretaris saya," kata Dyu Na melipat tangan. Kata-katanya lebih tajam daripada pisau yang digunakan oleh Mr. Hoult, koki di Galery-nya.

"Ya, ya. Aku tau aku berengsek. Tapi kali ini dengarkan aku." lawan bicaranya ini mengeluh karna sikap Dyu Na yang sangat dingin kepadanya.

"Bukti sudah didepan mata, tak perlu lagi untuk kita bicara. Saya sungguh bodoh untuk tidak mendengarkan keluarga saya," Dyu Na membalik badan untuk masuk lagi ke Galery-nya. Ya, tadi dia menerima tamunya di depan pintu masuk Galery Kim. Tidak seperti tamu tamu lain yang dijamu dengan hormat.

"Dyu Na!" Park Min-Ah, lawan bicaranya ini mengejarnya. Hanya dengan isyarat tangan Dyu Na, bodyguard terbaiknya segera menangkap Min Ah lalu diusir dari halaman Galery Kim.




Masih amatir lhoo :v

Next ga nih?

Vomment dibawah, ntar ane lanjutin :b

Shine AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang