"Pssstt, Yoo Na lihat itu," Ki Na membisikkan sesuatu ditelinga sepupunya itu.
"Apaan? Ga ada apa-apa tuh," Mata Yoo Na menelusuri Ball Room dengan cepat tanpa lebih teliti.
"Aishh, itu tuh," tangan Ki Na mengarahkan kepala Yoo Na ke-pemandangan yang sangat membuatnya terkejut.
"Dyu Na eonni?!" pekik Yoo Na tertahan. Dyu Na dan seorang pria berdansa.
"Hei, mana Dyu Na eonni? Dia dipanggil She Na eonni. Apa kalian melihatnya?" Min Ju terlihat terburu-buru.
"Sstt, diamlah! Lihat mereka," jari telunjuk Yoo Na menunjuk dua insan yang berdansa.
"Aigoo, itu Nam Hyuk! Kau pintar Yoo Na! Memberi kertas bernama Nam Hyuk ke eonni!" Min Ju kegirangan. Hasil mendekatkan Dyu Na dan Nam Hyuk malah diluar dugaannya. Dengan bantuan Yoo Na dan games yang dianggap konyol oleh sepupu-sepupunya.
"Hah? Nam Hyuk dari perusahaan Ah Station?" Ki Na dan Yoo Na membulatkan mata.
"Ya, dia temanku. Aku yakin dia tidak akan seperti Min Ah yang konyol itu," Min Ju melipat tangan.
"Kupegang ucapanmu Min Ju~ya! Kalau eonni tersakiti lagi, aku tak segan menghajarmu!" Yoo Na menyeringai.
Min Ju hanya mengangguk dan menjentikkan jarinya.
"Min Ju~ya! Bukankah aku menyuruhmu memanggil Dyu Na?!" She Na menepuk lengan Min Ju dengan keras
Min Ju mengaduh. "Kau diamlah eonni. Lihat itu,"
She Na melototi Min Ju. Tapi akhirnya menelusuri arah telunjuk Min Ju. Tepat pada Dyu Na yang sedang berdansa.
"Hm," She Na melipat tangannya. "Kenapa dia jadi menerima ajakan dansa laki-laki sembarangan?! Aku tahu kalau pria itu Nam Hyuk. Tapi Dyu Na belum mengenalnya, dan dia berdansa dengan pria tak dikenal!" She Na menatap tajam Min Ju.
"Ini tidak boleh dibiarkan!" She Na hendak menghampirinya. Tapi, tangan Min Ju, Yoo Na, dan Ki Na menahannya.
"Eonni, tadi Dyu Na eonni sudah berkenalan dengan Nam Hyuk. Karena games Yoo Na, Dyu Na eonni mendapat kertas bertuliskan Nam Hyuk. Biarkanlah Dyu Na eonni mendapat sinar kebahagiannya kembali." Jelas Min Ju bersungguh-sungguh.
She Na terdiam sebentar. "Jika Dyu Na terluka lagi oleh Nam Hyuk, akan kucincang kau dan Nam Hyuk!" She Na melototi Min Ju. Yang dituju hanya cengar-cengir bego.
~~~~~~~~***~~~~~~~~
Dyu Na merasa gugup. Lidahnya kelu ingin melahirkan kalimat.
Dengan segumpal keberanian, dia menghentikan langkah kakinya yang berdansa. Pria didepannya ini menaikkan satu alisnya.
"Aku..." Dyu Na tersendat-sendat. "A-aku.. ingin ke.. ketoilet dulu," cengirnya gugup.
"Silahkan," Nam Hyuk melepas pegangannya pada pinggang Dyu Na dan tangan gadis itu. Dyu Na mengangguk lalu segera berlari kecil menuju toilet.
Tidak, dia dari tadi bukan ingin ke toilet. Tapi dia butuh waktu untuk menenangkan detak hatinya yang berdegup kencang itu. Bagaimana kalau detak hatinya terdengar Nam Hyuk?! Oh, ayolah. Itu konyol sekali.
Dyu Na menghirup udara banyak-banyak, lalu menghembuskannya pelan-pelan. Dan tubuhnya sekarang jauh lebih relaks.
Dyu Na akan memutar handle pintu dibilik yang didiaminya. Tapi suara pintu utama toilet itu berderik keras.
"Joo Rin, kau lihat tadi Nam Hyuk berdansa dengan siapa?" Ada nada kesal dalam ucapan itu.
Joo Rin, teman gadis angkuh ini menyalakan keran wastafel. "Sstt, kau bicara pelanlah! Gadis yang kau maksud itu adalah Kim Dyu-Na. Pemegang saham Galery Kim yang berada di Perancis."
Dyu Na meremas gaunnya.
"Ha! Pemegang saham, toh! Alah, palingan sahamnya habis dibelikan rumah reyot," umpat gadis angkuh ini lagi.
Dyu Na mendidih. Namun, ia lebih memilih tetap tinggal dibilik itu. Mendengar omongan pedas dibelakang punggungnya.
"Kenapa Nam Hyuk bisa berdansa dengan gadis jalang itu, sih! Ini pasti karena games-games tolol buatan Yoo Na yang bodoh itu!" Kali ini, Dyu Na tak tinggal diam.
Ia memutar handle dengan tenang. Dan mendapati kedua gadis yang membelakanginya. Gadis angkuh tadi mendengar deritan pintu dibelakangnya.
Ia memutar tubuh, dan terkejut mendapati Dyu Na dengan eksperesi tenangnya. Joo Rin, melirik gadis angkuh itu. Lalu dia juga memutar tubuh, dan tercengang dengan sukses.
"Wah, wah.. Joo Group berkhianat juga rupanya ya. Apa aku harus mengadu kepada CEO Kim Group? Ah, tidak! Aku saja yang akan menghentikan donator untuk iklan sampah kalian," Dyu Na menyeringai.
"Hentikan saja! Kami tidak peduli dengan uang-mu!" Sentak gadis angkuh itu gugup. Sementara Joo Rin membeku mendengar kalimat yang mengalir dari bibir kecil Dyu Na.
"Oh, iya. Kudengar, putra bungsu dari Joo Group dirawat di Hospital Kim dan memohon bantuan peringanan biaya. Apa aku harus dengan paksa mencabut alat-alat itu dari tubuhnya?!"
Gadis angkuh itu membeku. Ya, ayahnya yang dirawat di Hospital Kim. Dan sekarang, ayahnya sedang berjuang melawan penyakitnya. Alat-alat rumah sakit yang membantu melawan penyakit ayahnya itu akan dicabut. Tidak!! Itu tidak boleh terjadi!!
"Cabut! Atau aku yang akan me.... blbblbl.." Joo Rin langsung menutup mulut saudaranya dengan keras.
"Maaf Dyu Na~ssi. Maafkan adikku yang kurang ajar ini. Tolong jangan cabut alat-alat itu!" Joo Rin memelas.
Dyu Na tentu saja tidak bisa mencabut alat-alat itu seenaknya. Dia bukan CEO Hospital Kim. Kepalanya agak pening, artinya bayangan buruk itu akan segera muncul lagi.
"Kalau begitu, cepat pergi dari toilet sini." Dyu Na berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya.
Joo Rin mengangguk patuh lalu menyeret adiknya keluar dari situ.
Dyu Na langsung memegangi wastafel sebelum tubuhnya akan ambruk, setelah pintu toilet tertutup sempurna. Kali ini, tubuhnya menggigil hebat. Kepalanya pening berputar-putar. Perutnya bergejolak. Gadis ini sangat kesakitan sekarang.
Tangannya lemas, begitu pula kakinya yang menyangga tubuh kecil Dyu Na.
Sampai kepalanya membentur lantai. Benturan yang cukup keras itu langsung membuat gadis itu pingsan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine Again
Romance"Entah memang kebetulan, atau memang sudah di takdirkan. Yg jelas, kejadian ini kerap terjadi antara kau dan aku." Special story for Kim Dilah eonnie dan sepupu-sepupuku tersayang😘 Silent readers jangan lupa vomment yaw :3