4

776 107 5
                                    

“Kau sudah makan malam?” tanya Taekwoon

Joohyun menggelengkan kepalanya.

“Kalau begitu kebetulan, aku pun belum makan malam, kita makan malam bersama di apartementku.”

Joohyun mengangguk setuju.

Taekwoon terus memegangi tangan Joohyun agar gadis itu tidak kesulitan melangkah tanpa tongkatnya. Sesampainya di apartement Taekwoon yang letaknya persis disamping apartement Joohyun. Pria itu menarik kursi dari meja makan dan membimbing Joohyun untuk duduk.

“Tunggulah disini, aku akan menyiapkan makan malamnya.”

Joohyun mengangguk

Taekwoon memeriksa lemari es-nya yang hampir kosong, ia baru ingat jika ia belum sempat berbelanja bahan makanan. “Aigo, apa yang akan kumasak?” gumam Taekwoon.

“Oppa, kau memiliki ramyeon?” tanya Joohyun.

“Kau ingin makan ramyeon?”

Joohyun mengangguk. “Rasanya sudah lama tidak makan ramyeon.”

“Ah, baiklah,” menyiapkan panci berisi air dan menyalakan kompor untuk merebus ramyeon. “Kebetulan aku sedang merasa bingung akan memasak apa, karena bahan makanan yang kupunya hampir habis.”

“Besok... Kau memiliki waktu luang?”

“Hm~ besok aku tidak harus datang keperusahaan jadi sepertinya waktuku akan sangat luang, mengapa?”

“Temani aku membeli tongkat yang baru, setelah itu kita ke supermarket untuk berbelanja bahan makanan, bagaimana?”

“Baiklah, besok aku akan ke apartementmu pagi-pagi dan membangunkanmu.”

“Bolehkah aku menginap diapartement mu malam ini?”

“Oh? Mengapa tiba-tiba?” tanya Taekwoon.

“... Hm... Hanya ingin...” Mulai saat ini Joohyun berencana untuk memahami Taekwoon menurut perspektifnya sebagai seorang wanita pada lawan jenisnya, bukan sebagai sahabat atau keluarga. Entahlah, akhir-akhir ini Joohyun sering kali memikirkan Taekwoon meski setiap hari ia bertemu dengannya. Joohyun pikir ia merasa tidak akan siap jika suatu saat Taekwoon mencintai gadis lain dan perhatiannya pada Joohyun akan terbagi. Ini terdengar egois, tapi meski ia belum memiliki perasaan cinta terhadap Taekwoon, ia akan mencoba untuk mencintai sahabat karibnya itu mulai sekarang.

Taekwoon tersenyum hangat.

○◇○

Seusai makan ramyeon dan membasuh wajah serta menggosok gigi, Taekwoon membimbing Joohyun untuk berjalan menuju kamarnya.

“Kau bisa tidur ditempat tidurku, aku sudah merapihkannya,” ucap Taekwoon seraya membimbing Joohyun berjalan mendekati tempat tidur.

Salah satu tangan Joohyun berusaha meraih sisi tempat tidur lalu ia duduk disana.

“Lalu kau sendiri akan tidur dimana?” tanya Joohyun.

“Aku?”

Joohyun mengangguk.

“Aku sudah menggelar alas tidur lipat dilantai.”

“Tidak. Cuaca saat ini sangat dingin, kau bisa terserang flu.”

“Kau tidak perlu khawatir aku akan memakai selimut tebal.”

“Mengapa tidak tidur ditempat tidurmu saja?”

Taekwoon tertegun. “Kau bergurau? mana mungkin -maksudmu kita berbagi tempat tidur?”

Joohyun mengangguk, “Apa salahnya?”

Everlasting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang