11

1.2K 118 4
                                    

Taekwoon tampak berkutat menyiapkan jajangmyeon untuk Joohyun, tak lupa ia aduk saus kacang hitam dan mie-nya.

Joohyun tampak keluar dari kamarnya dengan pakaian yang berbeda dari sebelumnya.

“Duduklah...” ucap Taekwoon, seraya membantu Joohyun untuk duduk diatas kursi.

“Jajangmyeon-nya sudah dingin, tapi tidak masalah, ini masih terasa lezat.”

Joohyun mengangguk.

Taekwoon meraih tangan Joohyun untuk memberikan sumpit padanya.

“Selamat makan...” ucap Taekwoon.

Keduanya pun menyantap jajangmyeon-nya masing-masing, sejenak tak ada pembicaraan berarti antara keduanya.

“Mengapa oppa sudah ada disini saat aku kembali?” tanya Joohyun akhirnya.

“Sepulang bekerja tadi aku membeli jajangmyeon dan mandu untuk makan malam kita, tapi aku lupa kau sudah ada janji dengan Kim Tae Hyung. Karena sudah terlanjur kemari aku memutuskan untuk memperbaiki piano milikmu dan membereskan ruangan itu. Ruang penyimpananmu sudah tidak berdebu, aku sudah membereskannya,” ujar Taekwoon.

Joohyun tersenyum. “Terima kasih, oppa...”

“Hm~ sama-sama.”

Setelah keduanya menghabiskan makan malamnya. Joohyun dan Taekwoon masih duduk berhadapan dimeja makan sembari memegang secangkir teh masing-masing.

“Apa yang tadi kau alami hingga membuatmu pulang dengan keadaan menangis?” tanya Taekwoon.

Joohyun tak langsung menjawab. Ia yakin Taekwoon akan tidak suka mendengarnya.

“Seorang pelayan tak sengaja menabrakku hingga kami terjatuh bersamaan. Lenganku tak sengaja terkena pecahan gelas, tapi Seulgi sudah mengobatinya sebelum ia mengantarku pulang,” ujar Joohyun seraya menyentuh bagian lengannya yang sudah tertutupi plester.

Ah, benar Taekwoon baru menyadari ada plester yang membalut bagian lengan Joohyun.

Taekwoon mengusap lengan Joohyun yang terluka.

“Tidak apa-apa sepertinya ini hanya luka kecil...” ucap Joohyun. “Tapi kurasa, saat aku terjatuh tadi semua tamu undangan disana memperhatikanku. Aku merasa sangat malu, terlebih saat Taehyung datang dan memarahi pelayan yang tak sengaja menabrakku dihadapan banyak orang.”

“Tunggu, apa saat itu Taehyung tidak bersamamu??”

Joohyun mengangguk. “Dia harus menemui ayahnya. Saat itu ia menitipkanku pada Seulgi, sahabatnya, namun beberapa saat setelah kami mengobrol Seulgi pamit untuk ke toilet sebentar dan saat itulah insiden itu terjadi.”

“Taehyung tidak menepati janjinya,” ujar Taekwoon. Pria itu merasa geram.

“Entah mengapa aku merasa kesal pada Taehyung saat ia tak mampu mengendalikan emosinya. Ini pertama kalinya Taehyung begitu marah, aku bisa merasakannya karena beberapa kali ia berbicara keras, bahkan ia sempat meneriakiku.”

Taekwoon mengepal kuat tangannya. Ia saja yang sudah bersama Joohyun selama belasan tahun bahkan lebih, tak pernah sekalipun memarahi Joohyun dengan keras apalagi meneriakinya.

“Mungkin Taehyung merasa sangat kesal pada kecerobohan pelayan itu, aku tahu ia berniat untuk membelaku dan tak suka melihatku dipermalukan sepeti itu. Tapi... Tetap saja, aku merasa kecewa pada Kim Tae Hyung. Kemarahannya tadi membuatku merasa semakin malu dan ketakutan...”

Taekwoon menghela nafas berat. “Itulah alasanku mengapa sebelumnya aku tak menyetujui kau menghadiri acara seperti itu. Bukan aku tak ingin memberimu kesempatan untuk mengahadiri acara sepenting itu tapi... Aku seperti memiliki ketakutan jika tak ada yang mampu menjagamu ditengah keramaian seperti itu.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Everlasting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang