13

807 108 9
                                    

“Bae Joo Hyun,” tegur seorang wanita.

“Ne?”

“Syukurlah, akhirnya aku bisa menemuimu.”

“Maaf, anda...?”

“Kim Tae Yeon.”

“Ah, nyonya Kim, annyeonghaseyo~” sapa Joohyun seraya membungkukan tubuhnya.

“Jangan memanggilku nyonya. Panggil saja ibu,” ucap wanita paruh baya itu seraya mengusap punggung Joohyun.

“Apa yang membawa anda kemari?”

“Kau sudah selesai dengan pekerjaanmu, bukan?”

Joohyun mengangguk.

“Apa kau tidak keberatan jika kita berbincang terlebih dahulu sebelum kau pulang?”

“Baiklah...”

“Kalau begitu ikut aku,” ucap Taeyeon seraya menuntun tangan Joohyun.

Sesampainya di kafe samping gedung agensi White Entertaiment, keduanya duduk saling berhadapan.

“Ingin pesan sesuatu?” tanya Taeyeon.

“Hm... Green tea latte,” jawab Joohyun.

Green tea latte dan capuccino,” ucap Taeyeon pada salah seorang pelayan.

Sembari menunggu pesanan datang, Taeyeon tampak menatap lekat-lekat wajah cantik Joohyun.

“Aku belum sempat menemuimu setelah insiden dipestaku beberapa hari yang lalu. Aku ingin minta maaf atas kejadian tidak menyenangkan itu,” tutur Taeyeon.

“Aku sudah melupakannya, anda tidak perlu meminta maaf seperti itu. Lagi pula, hal itu diluar kendali anda. Aku sudah baik-baik saja...” tutur Joohyun sembari tersenyum tulus.

“Hm... Syukurlah...”

“Pesanan anda nyonya,” ucap seorang pelayan seraya meletakan secangkir capuccino dan green tea latte diatas meja.

“Terima kasih,” ucap Taeyeon.

Pelayan itu tersenyum dan membungkukan tubuhnya sebelum akhirnya pergi meninggalkan pelanggannya.

“Dan soal puteraku... Akhir-akhir ini dia terlihat tidak begitu baik, mungkin bisa dibilang ia seperti orang yang sedang frustasi. Aku ingin mencari tahu dan menanyakannya padamu, apa mungkin hubungan kalian sedang kurang baik?”

Joohyun tertegun. Memang beberapa hari ini Joohyun berusaha keras menghindari Taehyung.

“Aku tidak pernah melihat puteraku seperti itu sebelumnya.”

“Maafkan aku, ibu Kim...”

“Tidak, tidak, aku tidak bermaksud menyalahkanmu sedikitpun atas kondisi Taehyung. Tapi satu hal yang ingin aku sampaikan. Sebagai ibunya, dan ikatan kami begitu erat, aku benar-benar memahami puteraku. Bae Joo Hyun... Kim Tae Hyung benar-benar mencintaimu dengan tulus. Mungkin kau bukan orang pertama yang mengisi hatinya, tapi ini pertama kalinya ia terlihat lemah karena seorang wanita...”

Joohyun terdiam, ia tak tahu harus bicara apa.

“Apa kau mencintai puteraku?”

Joohyun menghela nafas berat. “Aku tidak tahu...” ucapnya lirih.

“Jika kau mencintai puteraku jangan takut untuk mengakuinya. Mengenai latar belakang sosialmu dan segala kekurangan yang kau miliki, hal itu sama sekali tidak pernah menjadi masalah bagi kami. Namun jika kau tidak memiliki perasaan cinta pada Kim Tae Hyung. Katakan padanya meski itu menyakiti perasaannya. Jangan memberinya harapan yang mungkin suatu saat bisa membuatnya semakin terpuruk.”

Everlasting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang