7

668 105 2
                                    

“Kemana kau semalaman? Kau tidak pulang ke penthouse mu?” tanya Kim Tae Yeon ketika putera semata wayangnya baru saja sampai di penthouse-nya.

Taehyung menuangkan air kedalam gelas lalu meneguknya sekaligus.

“Aigo, bahkan putera tampan ibu ini tampak begitu berantakan.”

Taehyung duduk dihadapan ibunya. “Ibu ingin langsung berbicara denganku atau membiarkanku untuk memperbaiki dulu penampilanku dulu?”

“Ibu tidak akan lama.”

“Baiklah... Apa yang ingin ibu bicarakan sepagi ini?”

Wanita paruh baya itu memberikan secarik kertas pada puteranya.

Taehyung kemudian menyambar kertas itu lalu membacanya. “Aigo~ ibu bisa membicarakan masalah dekorasi pesta ini dengan staff hotel, mereka akan menanganinya dengan baik, mengapa ibu memberikan ini padaku, ini bahkan bukan tugasku?”

“Itu hanya alasan ibu untuk menemui pangeran tampan ibu yang angkuh ini. Aigo, mengapa kau selalu tidak betah berlama-lama bertemu dengan ibu, huh? Kau menyakiti perasaan ibu.”

Taehyung tersenyum geli. “Baiklah baiklah... Aku minta maaf, aku tidak bermaksud seperti itu, bu” tutur Taehyung seraya mengecup ujung kepala ibunya.

“Puteraku bahkan masih sangat wangi meski dalam keadaan mengenaskan seperti ini.”

“Kosongkan jadwal ibu hari ini.”

“Mengapa?”

“Kita berkencan,” ujar Taehyung yang kemudian hilang dibalik pintu kamar.

“Aigo~ penampilannya saja yang terlihat dewasa tapi dia belum benar-benar dewasa jika sedang berhadapan denganku,” gumam Taeyeon seraya tersenyum geli.

Taehyung tipe pria yang sangat romantis. Ia akan memperlakukan wanita yang dicintainya dengan sangat istimewa. Lihatlah bagaimana cara ia memperlakukan ibunya seperti memperlakukan kekasihnya. Taehyung sangat suka menggunakan istilah "berkencan" jika ia ingin menghabiskan waktunya bersama sang ibu meski hanya sekedar berjalan-jalan ditaman.

***

“Kau tampak segar sekarang,” tutur Taekwoon pada Joohyun ketika gadis cantik itu keluar dari kamar mandi.

“Kalau begitu saya permisi,” ujar sang perawat.

“Terima kasih...” ucap Joohyun. Saat ia mandi ia dibantu oleh seorang perawat untuk sekedar menggosok punggungnya. Karena Joohyun seorang disabilitas, rumah sakit tempat Joohyun dirawat memberikan layanan bantuan untuk pasien-pasien penyandang disabilitas.

Taekwoon mendekati Joohyun dan meraih tangan Joohyun untuk kemudian ia tuntun menuju tempat tidur. Pria itu pun membantu Joohyun untuk duduk disisi tempat tidur.

“Apa dokter bilang aku sudah bisa pulang sekarang?” tanya Joohyun.

“Ya... Aku baru saja mengurus administrasi, dan menebus resep obat untukmu.”

“Ah~”

“Kau benar-benar sudah merasa lebih baik, kan?”

Joohyun mengangguk. “Sudah lebih baik, meski terkadang masih terasa pening. Tapi tidak masalah, jika aku meminum obat yang diresepkan mungkin akan segera membaik.”

“Ah! Dimana tongkatmu, kurasa aku tidak melihatnya?”

Joohyun tertegun. Benar! Dimana tongkatnya? Gadis itu menggelengkan kepalanya. “Entahlah... Mungkin hilang saat aku diculik...”

“Nanti akan kubeli kan tongkat yang baru. Lagi pula untuk beberapa hari kedepan kau harus benar-benar beristirahat, aku akan tinggal di apartementmu sementara sampai kondisi kesehatanmu benar-benar pulih.”

Everlasting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang