17

30 8 2
                                    

Desember tahun kedua

selepas ajakan makan malam kemarin, kini datang ajakan perayaan tahun baru. Entahlah aku harus bahagia atau tidak, aku tak mengerti tentang dirimu. Kau berniat tulus atau hanya akan berakhir putus?

Dengarlah, aku memintamu untuk tetap betah bukan untuk sekedar singgah saja. aku tak dapat membedakan setiap perhatian kecilmu padaku. Karna bagiku, itu terasa sangat indah

Perihal mencintai, ku akui semuanya berjalan dengan semestinya, termasuk kamu yang membuatku mengerti arti penting dirimu dihidupku dan membuatku mengerti jika aku memiliki nillai penting dikehidupanmu.

aku terlalu bodoh jika hanya untuk menjadi pelampiasanmu, karna nyatanya aku tengah memberikan seluruh ruang kosong dalam hatiku.

dan kau? kini hanya menanyakan keputusanku akan ajakan dirimu tanpa memberiku kepastian tentang kejelasan kita.

ini tahun kedua aku menanti dirimu, bedanya tahun lalu aku menantimu sendirian dan tahun ini kamu yang menanti jawaban dariku.

yang kuharap adalah kau meminta jawabanku atas pernyataan kejelasan kita, tapi nyatanya hanya aku yang menanti kamu memberiku alasan atas kita.

dikala rasa yang tumbuh dengan cepat seperti ini, kau masih meminta jawabannya? tentu aku takkan menolak, bagaimana mungkin ajakan seseorang yang ku nantikan aku tolak.

usai jawaban, kau memintaku untuk bertemu pada malam pertengahan desember ini. Dan kau ingat? saat itu hujan turun, dan aku masih setia menunggumu disini, ditaman ini, sendirian

tidakkk mungkin aku tidak sendirian, aku ditemani hujan saat ini, akupun dipeluk oleh dinginnya angin, hanya untuk menunggumu.

waktu berlalu begitu saja, 2 jam aku tak lelah menunggumu, aku masih setia disini, karna aku percaya kau akan datang, tapi ternyata aku salah.

Kau memberi kabar padaku jika kau tak bisa keluar karna langit masih saja hujan dan kau tak ingin sakit karna esok kau harus bekerja.

kau tahu? aku merutukimu dan berkata dalam hati jika itu adalah alasan kuno. bagaimana tidak? kau bisa menggunanakan jas hujan untuk dirimu, atau mungkin kau bisa saja membawa mobil yang sering kau pakai main.

Seketika aku merasa menjadi orang yang paling bodoh didunia ini, pasalnya aku rela diguyur hujan dimalam ini, sedangkan kamu enggan hanya diterpa angin malam saja.

kecewa? ya tentu saja, tapi anehnya aku tak bisa marah padamu, sedikitpun aku tak bisa, aku berusaha untuk benci padamu namun ringtone handphone ku kembali berbunyi menandakan panggilan dan bertuliskan namamu

emosi yang tengah aku kumpulkan sirna begitu saja dikala kamu bertanya bagaimana keadaanku, dimana aku dan sedang apa. ingin rasanya aku marah-marah jika aku berantakan hanya untuk menunggumu.

namun lagi-lagi yang keluar dari mulutku hanya kebohongan dan berkata jika aku baik-baik saja dan berada dirumah. entahllah disetiap seperti ini yang kurasa hanya penderitaan tentang cinta, namun hatiku seolah menolak ingat dan berusaha percaya lagi dan lagi

first time up Panjang, hitung2 buat ganti karna hiatus lama

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langkah SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang