Tentang Kami
Sebenarnya kami tak ubahnya seperti yang lainnya,
Pasti tak sama persis, tapi kami-pun punya cerita,
Mungkin tak mengasyikkan, tetapi bisa dikenang,
Kami tak ubahnya seperti yang lainnya,
Bersikap egois, menginginkan kebersamaan akan kekal,
Ah, sangat sedih jika dibayangkan,
Bahwa akan ada saatnya genggaman kami terlepas,
Jadi biarkan kami egois, merasakan cinta selagi sanggup dirasa.~Kami~
*****
Apa yang kamu rindukan saat berada jauh dari rumah?
Suasana? Anggota keluarga? Suka duka? Masakan? Atau ada hal lainnya?
Bagi Alyxa sendiri, jauh dari rumah menjadi beban berat untuknya. Hidup lebih dari 20 tahun di rumah tersebut membuat Alyxa tahu segala hal yang selalu ada dan akan ia rindukan. Walaupun hanya sebulan tidak berada di rumah, nyatanya tetap sulit dikarenakan banyak yang Alyxa rindukan. Yang hanya Alyxa dapatkan di rumah tersebut.
Meskipun begitu Alyxa tetap bersyukur, pada waktu yang terus berputar. Sehingga waktu sebulan kini telah berakhir. Berganti menjadi bulan berikutnya yang berarti sudah saatnya Alyxa pulang dan mengobati kerinduannya.
Dan disinilah Alyxa berada, kembali pulang.
"Assalamualaikum!" Suara merdu dan lemah lembut itu terdengar lebih indah saat mengucapkan salam yang terdengar sampai ke dapur.
Kedua wanita paruh baya yang sedang sibuk dengan bahan makanan, langsung saja berbalik badan dan tersenyum mendapati orang yang sudah ditunggu akhirnya sampai di rumah. Salah satu wanita yang lebih muda menghampiri sosok yang baru saja datang setelah sebelumnya mencuci tangan.
Dipeluknya sosok yang begitu ia rindukan. Sebulan lamanya tidak bertemu karena putrinya harus pergi ke luar negeri, membuat ia diliputi kekhawatiran setiap hari. Tapi syukurlah putri semata wayangnya sudah pulang ke rumah dengan sehat tanpa kekurangan satu hal pun.
"Alhamdulillah putri mama pulang juga! Sebulan rasanya kayak setahun. Mama kangen banget sama kamu," ungkap wanita itu tanpa melepas pelukannya.
Gadis yang dipeluk hanya tertawa ringan mendapat ungkapan rindu dari ibunya. Bukan hanya ibunya saja yang rindu, tapi dirinya juga. Di luar negeri tidak ada segala macam masakan ibunya. Tidak ada suara yang mengingatkannya untuk makan. Tidak ada juga ayahnya yang setiap hari mengajaknya bermain catur atau belajar bisnis.
Dan satu lagi yang tidak ada di luar negeri, namun hanya ada di sini. Naresh, balita menggemaskan yang memberi warna di hidupnya. Balita umur 3 tahun yang menjadi salah satu alasan Alyxa agar bertahan dengan memerankan dua sosok bagi Naresh.
Balita yang kini tengah menuruni satu persatu anak tangga dengan terburu-buru. Tampak tidak sabar untuk ikut masuk ke dalam pelukan uti dan bundanya.
"Bundaaa...!!!" Suaranya melengking memanggil Alyxa
Anak laki-laki itu mengenakan kaos putih tanpa lengan dengan celana pendek berwarna coklat. Di anak tangga terakhir Naresh terjatuh karena tersandung kakinya sendiri. Alyxa yang melihatnya reflek memekik terkejut dan melepaskan pelukan ibunya. Alyxa hendak menghampiri putranya tapi Naresh langsung menahan.
Dengan senyum polos Naresh berucap, "Nggak pa-pa, cuma jatuh."
Alyxa tersenyum haru dan mendekap putra tercintanya itu. Rindu yang dia pendam sebulan ini langsung terobati hanya dengan pelukan hangat dari sosok mungil di rengkuhannya sekarang. Diciumnya setiap inci wajah Naresh, membuat balita itu tertawa geli tanpa berniat menghentikan aksi bundanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SALAHKAH?
ChickLitTak pernah terbayangkan walau hanya sekali, bahwa hidupnya melenceng jauh dari bayangan nya selama ini. Mungkin sebuah rintangan itu hal biasa. Tapi yang ini tidak lagi menjadi hal biasa baginya. Namun itu dulu, sebelum makhluk kecil itu merubah d...