E N A M : Peran Lama

17 3 0
                                    

selamat membaca, semoga suka.

*****

Dia memilih dua peran,
Menjadi berbeda pada orang yang berbeda juga,
Dia manis, mempesona,
Tapi berbahaya,

~Peran Lama~

*****

Makanan di hadapan Alyxa hanya terus diaduk sejak tadi. Mungkin jika makanan itu bisa bicara, mereka akan menangis karena dibolak-balik, diaduk dan dibiarkan saja. Tanpa satu suap pun yang masuk ke mulut Alyxa. Sejak pulang tadi selepas makan siang, gadis dua puluh tahun itu lebih banyak diam. Hanya berbicara ketika di tanya dan hanya jawaban singkat yang diberikan Alyxa.

Alyxa memang tengah makan malam bersama. Tapi jiwa dan pikirannya melalang buana. Dia bahkan tidak menghiraukan makanan dan ketiga orang yang terkadang memandangi Alyxa dengan sorot mata penuh tanya.

Sebenarnya Alyxa sedang bergelung dengan memorinya. Saat makan siang tadi ia ke toilet sebentar untuk cuci tangan. Selepasnya cuci tangan ia tidak sengaja menabrak seorang pria. Penampilannya menggambarkan bahwa dia bukan orang biasa. Jas dan sepatu mahal-- jangan tanyakan kenapa ia bisa tahu karena Alyxa sering menemani ibunya berbelanja untuk ayahnya--serta tatanan rambut yang rapi memperkuat dugaan Alyxa. Tapi bukan pria itu yang menyita perhatian Alyxa.

Melainkan wanita yang menunggu pria itu di salah satu meja. Jarak tempat Alyxa berdiri dengan tempat wanita itu tidak begitu jauh. Dan saat melihatnya Alyxa merasa tidak asing. Ia seperti mengenalnya, tapi ingatannya tidak juga menemukan siapa sebenarnya wanita itu. Mata mereka sempat bertemu selama beberapa detik, namun anehnya wanita itu langsung memutuskan kontak mata dan pergi bersama pria tadi dengan tergesa-gesa.

Alyxa sudah mengenyahkan pemikirannya, mencoba beranggapan mungkin saja wanita tadi punya urusan penting. Sehingga dia terburu-buru pergi. Bukan karena melihat dirinya atau mengenalnya. Tapi sepertinya otak Alyxa bekerja sendiri dan tidak menuruti si pemiliknya. Otaknya terus bekerja, menggali ingatan yang mungkin saja berhubungan dengan wanita itu. Tapi siapa sebenarnya?

****

Di tempat dan waktu yang berbeda, nampak seorang pria yang sedang berdiri di dekat jendela sembari menatap salju yang berjatuhan dari langit. Tangan kirinya dimasukan ke saku celana sedangkan tangan kanannya memegang beberapa lembar foto. Sorot matanya menajam namun juga menggambarkan luka dan penyesalan yang mendominasi.

Lima belas menit yang lalu, orang suruhannya memberi laporan lengkap, perihal tugas yang sudah lama ia berikan. Pria itu tidak menyangka, jika untuk menyelidiki hal ini ia perlu beberapa tahun. Namun penantiannya terbayarkan, laporan yang ia terima memuaskan rasa gelisahnya selama ini. Sebentar lagi, ia akan membongkar penghianatan dan kebohongan yang menyiksa dirinya. Sudah saatnya ia kembali ke tempat yang dia tinggalkan.

Pria itu tiba-tiba tertawa, bukan jenis tawa bahagia, tapi tawa pedih. Bahunya bergetar seiring tawanya yang memenuhi ruangan. Sedetik kemudian tawanya berubah menjadi isakkan pelan. Kepalanya di sandarkan ke kaca jendela. Foto yang tadinya ia genggam sekarang berada di dekapannya. Membayangkan seolah-olah ia sedang memeluk sosok yang ada di dalam foto.

"Aku, ingin memelukmu," lirihnya dengan pilu.

Waktu sudah memberikannya kesempatan untuk memulihkan diri. Untuk mengembalikan kewarasannya yang sempat terenggut. Kini waktu membuka jalan, untuk dia kembali. Untuk memperbaiki sesuatu yang sempat salah.

****

tbc....

Makasih yang udah vote di part sebelumnya

Mumpung jam istirahat kerja, aku sempetin buat update, semoga kalian suka.

love,

dhya

Purworejo, 13 Juli 2019 12:23

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SALAHKAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang