D U A : Mimpi

19 2 0
                                    

Mimpi

Orang bilang dia hanya bunga tidur,
Yang tak bermakna ketika mata terjaga,
Dia hanya bentuk gambaran,
Sesuatu yang memenuhi pikiran,
Tapi di tak selalu begitu,
Kadang datang sebagai pengingat masa datang,
Atau hanya sebuah kilasan masalalu.

~Dia:Mimpi~

*****

Peluh terus keluar dari sepasang anak manusia yang sedang dimabuk gairah. Keduanya masih saling berbagi kenikmatan satu sama lain. Hingga perputaran waktu tidak mereka hiraukan, sudah tiga jam lebih keduanya bergumul di atas ranjang. Raut wajah puas nampak di keduanya saat menyapai pelepasan.

Si pria lupa, bahwa menumpahkan benihnya di rahim seorang gadis adalah kesalahan. Bahkan berbuat intim seperti saat ini adalah kesalahan besar. Tapi seperti pepatah mengatakan, nasi sudah menjadi bubur. Rasa tertariknya dengan remaja itu membuat dirinya tergoda, saat seorang gadis menggoda gairah pria dewasa berusia 24 tahun, yang tak lain adalah dirinya sendiri.

"Terima kasih sayang. Aku mencintaimu."

Ungkapan cinta dari si pria tidak menimbulkan geleyar bahagia, tapi malah muncul rasa takut dan sesal karena sudah berbuat sejauh ini. Niatan awalnya hanya ingin menghilangkan stres yang ia alami karena sibuk mengejar pria idamannya. Dan kini, karena kesalahannya dalam mengambil keputusan ia mau tak mau harus  merawat janin yang akan tumbuh di rahimnya. 

****

Alyxa tersentak dari tidurnya karena mimpi buruk. Mimpi yang sama dimana sudah datang selama tiga tahun terakhir. Diusap wajahnya yang basah oleh keringat. Napasnya masih memburu, menimbulkan sesak yang menyiksa. Punggungnya ia sandarkan di kepala ranjang. Pukul 2 dini hari. Selalu pada pukul tersebut Alyxa akan terbangun. Meskipun sudah selama ini, tapi mimpi itu tak pernah bosan untuk terus datang. Bahkan ketika dia di luar negeri sekalipun. Dia sempat ke psikiater pada bulan-bulan awal mimpi buruk itu datang, saat itu Alyxa pikir, dia terlalu cemas hingga tanpa sadar mempengaruhi pikiran bawah sadarnya ketika tidur. Namun dia sudah berganti-ganti psikiater selama tiga tahun, mimpi buruk ini tidak juga pergi.

Lalu dia menyerah, membiarkkan mimpi itu terus datang dan ia akan terbangun dengan diselimuti rasa cemas.

Malam ini Alyxa tidur ditemani Naresh yang terlelap sangat nyenyak di sebelahnya. Gerakan tiba-tiba Alyxa sedikitpun tidak mengusik tidur Naresh. Berbanding terbalik dengan sang ibu, Naresh justru terus tersenyum sambil mendekap guling biru kesayangannya. Tak tau mimpi sebahagia apa hingga senyum itu bertahan lama. Yang terpenting bagi Alyxa, Naresh tidak mendapatkan mimpi buruk seperti dirinya.

Alyxa melangkah dengan perlahan keluar kamarnya, mungkin segelas air dingin bisa meredakan sisa kegelisahannya. Cahaya remang-remang membantu Alyxa berjalan ke arah dapur, tanpa menabrak satu benda pun. Sebisa mungkin ia meminimalisir suara agar tidak mengganggu tidur penghuni rumah ini. Diambilnya satu botol dingin yang berisi air mineral, lalu dituangkan ke dalam gelas hingga terisi tiga per empat. Dinginnya air langsung menyegarkan tenggorokannya, setidaknya ini cukup meredakan salah satu ketidaknyamanannya.

"Mimpi itu lagi?"

Alyxa mengangkat kepalanya yang tertunduk. Menatap sosok pria berperawakan tinggi tegap yang masih kekar di usia 52 tahun. Bahkan beberapa helai rambut yang sudah berubah putih tidak mengurangi ketampanan ayahnya. Pria itu juga yang menjadi cinta pertama di hidup Alyxa

"Papa," gumamnya pelan namun masih bisa di dengar Panca.

Panca duduk di kursi yang menghadap dapur dan berada tepat di depan Alyxa. Diambilnya tangan mungil Alyxa yang tadi memegang gelas. Dingin, itulah yang dirasakan tangan Panca ketika menggenggam tangan putrinya. Rasa dingin yang Panca yakini bukan hanya berasal dari embun di gelas, tapi juga karena mimpi yang dialami putrinya. Helaan napas meluncur begitu saja. Seolah-olah beban mimpi buruk Alyxa juga mempengaruhinya sama besarnya, atau mungkin lebih. Dua puluh tahun sejak terlahirnya Alyxa dan menyaksikan perkembangannya, membuat tidak ada ruang rahasia antara keduanya. Alyxa boleh saja punya lebih banyak moment dan waktu bersama ibunya. Tapi putrinya itu lebih sering berkeluh kesah dan berdiskusi dengannya. Hal itulah yang membuat Panca langsung menyadari kemunculan mimpi buruk itu. Membuat tubuh tuanya secara otomatis terbangun pukul dua pagi hanya untuk memastikan Alyxa tetap bisa mengendalikan ketakutannya.

Ditatapnya kedua mata Alyxa yang bergerak gelisah, dengan sorot mata teduh khas seorang ayah. "Sudah berapa kali ayah sampaikan sama kamu Alyxa? ... Bahwa ketakutanmu hanya akan membuat presentase kemungkinan mimpi itu akan terjadi semakin besar," Panca menarik napas sejenak dan memilah kata yang tepat agar Alyxa mengerti. Bukan malah salah paham, mengira bahwa dirinya menyepelekan mimpi putrinya karena terlalu sering meminta Alyxa untuk tidak terlalu memikirkan. "Kalaupun terjadi..., ayah sudah bersumpah akan berdiri paling depan! Kamu punya ayah, punya ibu dan punya Naresh..., putramu."

Alyxa malam ini baru tersadar, hatinya tersentil. Perkataan ayahnya betul adanya. Dan itu cukup menyadarkan Alyxa pada kecemasan yang membelenggunya.

Tanpa terasa air mata Alyxa jatuh, mendapati sorot mata ayahnya yang menyiratkan hal sama dengan perkataan ayahnya. Ia punya ketiga sosok hebat yang menjadi penguat. Tidak sepatutnya ia dikuasai rasa takut yang ia ciptakan sendiri, sehingga melupakan kenyataan, bahwa ada orang-orang yang menyayanginya. Sudah semestinya ia menggunakan waktunya untuk mencurahkan kasih sayang untuk ketiganya, bukan malah terkuasai rasa takut.

Esok. Ketika matahari mulai menunjukan sinarnya, pertanda hari yang baru tiba. Hal baru dihidup Alyxa akan banyak bermunculan. Menguji ketangguhan dari gadis yang sudah menjadi ibu diusia muda.

Mampukah ia mempertahankan Naresh disisinya?

Dia harus mampu!

*****

Tbc...

Terima Kasih

Selamat Hari Raya Idul Fitri!!

Coba cerita hal apa yang kalian tunggu di Lebaran tahun depan??????

Jangan lupa saran dan masukkannya! Bintang dan comment juga, mengobrol akan semakin memperbanyak teman.

Simpan Naresh di library kamu ya... Naresh akan terus belajar agar cerita miliknya ada kemajuan!!!!! :-)

2 Mei 2019
Love you,

Dhya♥

Sabtu, 8 Juni 2019.
Purworejo

SALAHKAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang