17. janji yang terlupakan.

1.8K 276 45
                                    

Lelaki itu mematung, memandang tak percaya dengan apa yang dia lihat, gadis itu benar benar ada dihadapannya, apa yang harus dia lakukan? Jika untuk berkata pun mulut seakan terkunci.

"Lim" gadis itu memanggil namanya, dia melangkahkan kaki lebih dekat untuk ada dihadapan sang lelaki.

Kenapa rasanya sakit?, lim menghela nafasnya, mencoba mentralkan segala rasa yang berhamburan, keluar begitu saja.

"Rossie, hei, lama tak jumpa" lim berucap sedikit gugup, ia tak tau harus berkata apa. Rindu? Apa perlu lim berkata seperti itu kepada gadis yang sudah menjadi milik orang lain?.

Rose terdiam, memandang sendu lelaki yang sudah lama ia tinggalkan dengan janji yang sudah lama terabaikan. Entahlah, kenapa rasanya ingin menangis? Melihat lelaki yang menatapnya penuh arti.

"Apa kabarmu?" Gadis itu bertanya sekedar untuk memecahkan keheningan di dinginnya malam ini.

"Seperti yang kau lihat, aku baik baik saja. Bagaimana denganmu? Um dan slamat untuk pernikahanmu rose", tatapan yang semakin memperlihatkan luka, membuat rose merasa sangat bersalah, namun rose bisa apa? Apa lim benar benar masih memegang janjinya? Hanya itu yang dipikirkan gadis ini.

"Uh-mm ya terimakasih, "sulit untuk berkata lagi, rose hanya bisa memberi senyuman diakhir ucapan.

Lim terdiam, rasanya dadanya semakin sesak saja saat melihat senyum dari gadis ini.

"Kalo begitu, aku harus pulang, sa-sampai jumpa" lim segera berbalik dan berjalan perlahan dengan hati yang sudah tak bisa menahan.

Jangan pergi. Rose terdiam, melihat lim yang perlahan menjauh, rasa dalam hatinya menyeruak ingin segera berucap, namun ragu datang menahan agar membuatnya tetap diam.

Langkah lim yang semakin menjauh darinya, membuatnya semakin tak bisa menahan hingga dalam kalimat ia mengatakan dengan begitu tegas dan jelas.

"AKU MERINDUKANMU" suara yang tidak terlalu tinggi, namun dapat terdengar jelas oleh lelaki yang secara spontan menghentikan langkahnya.

Dilihat nya wajah gadis yang melihat dirinya sendu, ingin rasanya berkata yang sama, namun suatu kenyataan membuatnya terdiam, tak tau harus berkata apa.

"Ku pikir kau salah mengatakan hal itu padaku, katakan padaku, apa yang harus kujawab dengan perkataan mu itu?", gadis itu terdiam.

"Kau bisa jawab sesuai dengan hatimu, kenapa kau malah berkata seperti itu?" Kini gadis itu balik bertanya.

Lim menghela nafasnya berkali kali, lalu menatap rose dengan sorot serius.

"Aku lebih merindukanmu, hanya saja aku tak pantas berkata seperti itu, maaf aku begitu lancang mengucap kalimat itu", gadis itu terdiam mendengar perkataan lim.

Apa lelaki ini masih mencintainya? Tapi kenapa?.

"Apakah mengatakan kata rindu padaku membuatmu  merasa tidak enak? Kenapa ? Bukan kah kita teman?"ucap rose,

Teman? Lim merasa begitu bodoh sekarang, gadis dihadapannya ini lupa akan cinta lama nya. Lim semakin enggan untuk berkata kembali.

"Menurutku wajar, karna rindu ku padamu berbeda dengan rindumu untukku" lim berucap dengan pelan, gadis itu masih menatap menunggu kata selanjutnya.

"Mungkin rindu mu karna kita dulu adalah teman, namun bagiku rinduku karna dulu kita pernah bersama" lanjut lim, membuat gadis itu menyadari jika lelaki ini masih memegang erat janjinya.

"Kau masih memegang janji mu? Kenapa? Ku pikir kau sudah melupakannya, dan menjalin cinta yang baru dengan gadis lain" rose berucap dengan suara yang tak habis pikir.

Irene [seulrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang