23.end

2.5K 249 5
                                    

Ketika sebuah gemgaman yang selalu kau rasa, terlepas dan kehangatan itu menghilang dengan rasa yang kau simpan, aku tau dia takan kembali, aku tau...aku baik-baik saja.

Seulgi menatap nanar sahabatnya yang sudah berada dalam peti mati, raut wajah yang sudah tidak bisa dibaca lagi, tangis haru yang membajiri dan lekingan suara tangis yang menemani.

lelaki kang itu yang terduduk lemah dilantai memeluk kedua lututnya, baru saja ia merasakan kebahagian karna perjuangannya untuk memiliki irene seutuhnya tercapai dan tuan bae yang sudah merelakan, namun balasan pahit harus ia rasakan.

Tak hanya merasa terbohongi ia juga kecewa terhadap semuanya termasuk irene, dia menyembunyikan fakta jika lim koma, andai saja rose tidak menelponnya mungkin ia tak pernah tau jika lim sudah meninggal sore tadi.

Meski keadaannya begitu lemah, seulgi yang sudah sangat kaget dan sedih mendengar sahabat karibnya meninggal, langsung meminta untuk menuju keruangan lim, yang ternyata tak jauh dari ruangannya.

Malam ini, semua berada didalam rumah seulgi dan lim, dan peti mati lim berada diruang utama rumah ini, semua orang orang, teman dan rekan bisnis datang untuk memberi penghormatan terakhir untuk CEO muda itu.

Seulgi serasa enggan untuk melihat peti mati itu kembali, dia memilih memasuki kamarnya dan duduk dilantai lantas menangis karna lim sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri meski mereka lahir hanya beda beberapa bulan saja.

Irene terdiam dibalik pintu kamar seulgi, ia tidak menangis namun tampak dalam wajahnya ia sangat menyesal.

Semua orang mulai meninggalkan pemakaman, meninggalkan seulgi dan irene yang masih setia berada disamping makam lim, seulgi sudah tak menangis hanya saja dia terus diam.

Irene berdiri di samping kekasihnya itu, diliriknya seulgi yang masih enggan untuk bicara,matanya masih menatap lekat tulisan nama didepan salib besar itu.

"Maaf"irene berucap dengan suara sedih, seulgi terdiam lalu melihat kearah irene namun kembali menunduk seakan enggan untuk melihat irene, ingin marah namun tenaga sudah tak lagi mampu.

"Kemarilah kang seulgi, lihat aku"ucap irene, seulgi masih enggan untuk melirik.

Usapan lembut tangan gadis ini, mengelus pelan pipi seulgi dan menariknya agar seulgi dapat melihat wajahnya, tangan yang semula dipipi mulai berpindah kepada tekuk seulgi, dengan pelan irene mengalingkarkan kedua tangannya ditekuk seulgi dan memeluknya.

"Mungkin aku terlalu egois menyembunyikan fakta, aku hanya melakukan hal yang benar bagiku"ucap irene, seulgi melepas pelukan dan menatap kekasihnya ini.

"Namun salah dimataku"ucap seulgi

"Apa kau akan membenciku?"tanya
Irene, seulgi dapat melihat wajah irene yang terlihat merasa bersalah.

Seulgi menggeleng...

"Aku hanya kecewa padamu, namun bukan berati aku membencimu, apa alasanmu menyembunyikannya?"ucap seulgi,

"Karna aku menyayangimu"ucap irene, seulgi terdiam rasanya ia kesal karna irene menjawab tak sesuai yang dia inginkan.

"Jika kau menyayangimu kenapa kau membohongiku?"ucap seulgi, irene berjinjit dan perlahan menyentuh pelan kepala belakang seulgi yang masih diperban.

"Karna ini aku membohongimu"singkat irene matanya mulai berkaca.

Seulgi masih diam, membiarkan kekasihnya untuk berbicara.

"Aku hanya tidak mau membuat kesehatan mu memburuk, kau tau kau mengalami geger otak dan saat itu dokter bilang jika kau tidak boleh mendapatkan berita yang membuatmu kaget, dan berfikir keras"lanjut irene dan mulai menangis.

Irene [seulrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang