18. pergerakan tuan bae

1.8K 266 89
                                    

Sudah 1 minggu, tidak ada yang berubah sejak hari itu, lim yang masih berusaha melupakan dan seulgi yang gencar mendekatkan.
Jika seulgi bagaikan terang maka lim bagaikan gelap.

Terangnya seulgi karna ia masih bisa mendapatkan cinta yang lama, dan gelapnya lim karna ia harus kehilangan cinta lamanya, namun jodoh siapa yang tahu, jika tuhan mau, maka mungkin saja lim dan rose akan bersatu.

Kedua sahabat itu tengah fokus dengan produk yang akan diluncurkan bulan depan itu, pandangan mereka terfokus pada layar kotak dengan jari yang tak berhenti bergerak.

Seulgi berdiri setelah usai mengerjakan laporan, dilihatnya lim yang masih fokus mengetik,

"Lim apa kau sudah selesai?"tanya seulgi, lim melirik sekilas lalu menggelengkan kepalanya.

"Sedikit lagi, apa kau sudah lapar?jika iya, kau duluan saja "jawab lim, seulgi menghela nafas.

"Aku akan menunggumu, kau sudah tidak makan 1 minggu ini, kau hanya memakan sebungkus roti setiap hari, apa kau tak lapar?"

"Tidak, kau duluan saja "singkat lim yang tak mau banyak menjawab, karna fikiran sudah kalut dalam kesedihan.

"Yasudah, aku akan pergi, aku juga akan membawakanmu makanan, jangan terlalu bekerja keras, kau harus ingat kesehatanmu juga"ucap seulgi, lim hanya menganggukan kepala, membuat seulgi segera keluar.


Seulgipov

Terkadang dalam hidup kita dapat merasakan pahitnya alur cerita yang tuhan buat, jalan hidup yang penuh dengan lika liku ujian dan cobaan, namun akhir baik maupun buruk itu tergantung kita yang menjalankan.

Jika dipikirkan kembali, semua yang terjadi antara aku, irene, limario, dan rossean, begitu rumit dan sama, jalan hidup yang sama namun dengan masalah yang sedikit berbeda, aku tidak tau apakah ini sebuah kebetulan atau takdir tuhan yang sudah dibuat.

Aku memasuki salah satu restoran dan duduk dia ruang khusus menunggu seseorang datang dan menemaniku makan siang, tak butuh waktu yang lama, gadis aneh itu datang lalu duduk disebrang mejaku.

"Maaf, aku tidak bisa menjemputmu"ucapku, dia melihat kearahku dengan tatapan dinginnya itu, namun sekilas senyum ia tampilkan meski terlalu singkat untuk ku lihat.

"Tidak usah menjemputku, jika kau masih ingin hidup" ucapnya, seperti biasa jawaban aneh dan menjengkelkan, benar benar tak berubah.

"Jawabanmu pedas sekali nona bae"ucapku, dia melirikku sekilas dan kembali fokus memilih makanan.

"Aku bicara fakta, "ucapnya, dia menuliskan pesanan, memanggil pelayan dan memberikan pesanan itu.

"Yak irene, aku belum memesan apapun kenapa kau malah menyuruh pelayan pergi"ucapku, dengan santai ia melihat kearahku.

"Aku sudah memesannya, "ucap irene,

"Memangnya apa yang kau pesan?"tanyaku,

"Kenapa kau ingin tau? Diam dan lihat lah nanti"ucap nya, aku menghela nafas,

9tahun tak bertemu, kupikir gadis ini akan berubah, namun aku salah, dia tetap lah sama, gadis aneh, dengan kata kata yang aneh dan sikap yang dingin, hah...apa aku harus membawanya berjemur? Agar sikap dinginnya mencair?.

"Hari minggu, aku ingin mengajakmu jalan jalan, apa kau bisa?"tanyaku,

"Kim seokjin pun mengajakku, "ucapnya,

"Tolak dia dan jalan lah bersamaku"ucap ku, irene menatapku.

"Aku ingin, tapi aku takut kau mati"ucapnya wajah yang benar benar flat, aku terkekeh

Irene [seulrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang