Saat sedang bersiap-siap, ponselku berdering. Dari Mas Diga rekan kerjaku. Tumben dia pagi-pagi sudah telpon.
"Ya Mas ??"
Panggilannya kujawab setelah kubiarkan berdering cukup lama.
"Dah berangkat ke Bank belum Tha ??"
"Lagi siap-siap ini Mas, kenapa ya ?"
"Ya udah bareng aja, aku udah otw ini. Bentar lagi sampai rumahmu."
"Lohh, katanya mau ketemu di Bank aja Mas, kok malah jadinya Mas Diga njemput kesini."
"Sekalian aja Tha, daripada kamu ngojek. Mending bareng aku lebih hemat, lagian ini tadi aku sekalian pengen sarapan bubur SLAMET yang searah kerumahmu itu."
Iya sii, kalau di pikir-pikir nggak ada salahnya bareng Mas Diga. Aku bisa lebih menghemat, uang ojeknya bisa aku pakai untuk kebutuhan yang lain.
"Ouh, ya udah Mas, aku tak lanjutin dandan. Biar nanti kalau Mas Diga sampai sini nggak perlu nunggu lama, akunya dah siap."
"Nggak usah dandan cantik-cantik Tha, nanti aku malah naksir. Kan gawat kalau sampai naksir bini orang."
"Huusstt ngomong apaan sii Mas, nggak pantes kalau di dengar orang."
"Hahahaha, becanda Tha ... ya elah sensi amat pagi-pagi. Ya udah sana siap-siap. Sebentar lagi Valentino Rossi sampai situ."
Klik. Sambungan telpon ditutup, ya Mas Diga memang seperti itu. Suka bercanda, dia pribadi yang hangat dan ceria. Sangat menyenangkan punya teman kerja seperti dia.
Yang sayangnya di usianya yang ke 32 tahun masih betah melajang. Entah gadis seperti apa yang dia inginkan.
Padahal untuk tampang dia lumayan, tidak malu-maluin kalau di gandeng ke kondangan mantan.Setiap ada yang meledek di kantor tentang statusnya yang betah melajang, dia akan menjawab dengan jawaban-jawaban konyolnya.
Seperti nunggu Raisha jadi janda. Kaya Raisha mau aja sama dia kalau beneran jadi janda.
Selesai bersiap-siap aku keluar kamar. Kudengar ada motor berhenti di depan rumah. Hmmm pasti Mas Diga, cepat sekali dia sampai.
Bergegas aku ke teras samping nyari Mas Adit. Sedongkol-dongkolnya aku sama dia, aku tak pernah pergi tanpa pamit. Masih ingat pesan ibu kalau ridho Allah setelah kita menikah ada di tangan suami.
Biar begini aku juga masih takut dosa."Mas...."
"Mas Adit ...."
Hmmmm ...
Kudengar gumaman dari belakang rumah, tumben dia disitu.
"Mas, aku berangkat kerja dulu," Ucapku ketika kulihat dia berdiri di tanah kosong belakang rumah. Kaya lagi mikir sesuatu. Tidak biasanya, tapi aku juga terlalu malas untuk bertanya.
"Hmmmm..."
Duhh, nggak enak banget njawabnya.
"Maaf, untuk kata-kataku tadi pagi tapi aku serius meminta Mas Adit semangat cari kerja lagi."
"Hmmmm..."
Lagi ... dia hanya menjawab dengan gumaman. Astaga, bikin kesel saja. Jangan jangan dia lagi nyanyi lagunya Nissa Sabyan. Gajelas !!
"Ya sudah aku berangkat, kasihan Mas Diga nunggu lama di depan."
Setelah ku ucapkan kalimat itu, kepala Mas Adit langsung menoleh kepadaku dengan cepat. Huh tadi saja aku dicuekin, giliran nyebut nama Mas Diga langsung noleh dengan kecepatan cahaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAHTERA !!! (Completed)
RomanceMenikah dengan cinta tak selamanya berjalan dengan bahagia .. selalu ada jalan terjal dan penuh liku !! ini kisahku... Cerita ini dibuat untuk meramaikan anniversary GWT yang ke 2. Selamat membaca 😊😊