bab 9b

6.4K 352 33
                                    

Lanjutan part kemaren yaaa.. harusnya Up semalam tapi berhubung kuota habis jadi baru Up sekarang

Selamat membaca!!

"Terus kenapa Mas suka ngilang kalau subuh, balik balik dah malam ?"

"Kamu kan tau kalau Mas Roni orangnya rada tegas, jadi begitu Mas setuju buat ngebuka usaha disini besoknya Mas disuruh magang disana buat belajar dan wajib ngikutin office hournya. Nggak boleh terlambat. Jam kerjanya dari jam 7 pagi sampe jam 5 sore,"

"Sedangkan jarak dari Bogor ke Jakarta Selatan nggak cukup 2 jam perjalanan. Belum kalau macet. Makanya Mas suka berangkat subuh selain masih lancar perjalanannya, biar nggak telat juga. Untuk pulangnya Mas dari sana biasanya habis isya' biar nggak terlalu padat juga jalannya,"

"Mas pernah kena omel gara gara telat 15 menit waktu ban motor bocor di jalan. Hitler banget itu Mas Roni, pantesan usahanya maju." Mas Adit bercerita sambil tersungut sungut. Aku tersenyum melihatnya. Kekanakan sekali, sudah mau punya anak juga.

"Kamu nggak mau makan sesuatu Tha ? Buah atau cemilan apa gitu, nanti Mas beliin,"tawar Mas Adit.

"Ahhh... Ngomongin buah jadi ingat kalau Mas Diga beliin buah buahan banyak tadi pagi. Dan ketinggalan di kantor, duh sayang banget,"kutepuk jidatku sendiri tanda kesal.

"Ckk... Dia kenapa perhatian banget sii sama kamu Tha, dia nggak ada niatan ngrebut kamu dari aku kan?"

Kutarik tanganku yang di genggam Mas Adit, lalu kucubit lengannya kuat kuat sampai dia meringis kesakitan.

"Sakit Tha, KDRT ini kamu," kata Mas Adit sambil mengusap-usap lengannya.

"Siapa suruh ngomong sembarangan !"

"Aku kan cuma ...."

Tok tok tok

Belum selesai kalimat Mas Adit, ada ketukan pelan di pintu. Ternyata ada visite dari dokter di dampingi seorang perawat.

"Selamat siang ibu Puspitha Dianti ..." sapanya ramah. Dari name tag nya tertulis Dr. Julia Akmal.

"Siang dok," jawabku sambil tersenyum.

"Saya cek dulu ya sebelum pulang. Bagaimana masih mual atau pusing ?"
Dokter Julia bertanya sambil memeriksa dengan stetoskop. Sedangkan perawat dibelakangnya terlihat sibuk mencatat.

"Nggak Dok, memang biasanya saya mual atau pusingnya kalau pagi saja."

"Itu wajar kok Bu, trimester pertama memang biasa seperti itu, yang penting dijaga asupan makanannya. Kalau makan nasi mual bisa makan buah atau roti dulu, asal perut terisi kasihan bayinya kalau sampai kekurangan nutrisi. Bisa juga ditambah dengan minum susu.
Ouh iya tadi waktu ibu pingsan, sempat dilakukan USG. Hasilnya akan di berikan saat mengurus administrasi nanti."

Aku hanya mengangguk angguk. Sedangkan Mas Adit terlihat serius menyimak penjelasan Dokter.

"Ini suami ibu kemana ya ? Ada yang mau saya sampaikan. Karena saat istri hamil, peran suami sangat diperlukan untuk ikut andil dalam menjaga kehamilan istrinya,"

Aku meringis sambil melirik Mas Adit. Pasti dokter salah mengira Mas Diga suamiku karena tadi dia yang mengantar.

"Saya suaminya Dok,"ucap Mas Adit.

"Ouh maaf bapak, saya kira tadi yang mengantar adalah suami ibu Puspitha, karena terlihat sangat panik. Bahkan sampai memesan kamar perawatan, padahal seharusnya tidak perlu, sekali lagi saya minta maaf," Dokter Julia terlihat merasa bersalah.

BAHTERA !!! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang