bab 3

4.2K 308 18
                                    

Spesial buat Mak CahyaTaruma yang kemaren udah nyampah di cerita ini. 😉😉
Happy reading...

Aku mengenal Mas Adit sekitar 2 tahun yang lalu. Dengan cara perkenalan yang sangat klise. Waktu itu aku dan teman-teman kerjaku sedang makan-makan di foodcourt sebuah mall, kebiasaan yang sering kami lakukan saat habis gajian.

Hangout dengan teman-teman kerja setelah gajian seperti agenda rutin yang setiap bulan kami lakukan.
Paling sering kami ke mall, karena selain makan biasanya kami cuci mata atau karaokean.

Waktu itu, setelah memesan makanan, aku kembali ke meja yang berisi teman-temanku. Sambil membawa nampan berisi makanan, aku berusaha membuka ponselku yang dari tadi bergetar.

Karena tidak berhati-hati, aku tersandung dan nampan yang saat itu kupegang tumpah mengenai orang yang duduk di meja yang aku lewati.

Bajunya basah dan kotor tentu saja, pria itu langsung berdiri dan terlihat menahan kesal.

Aku ? Aku sangat syok, sambil takut-takut seperti menahan tangis aku berusaha meminta maaf.

"Maaf pak, saya tidak sengaja," ucapku dengan sangat pelan. Aku menunduk, tidak berani menatapnya.

Pria itu terdiam cukup lama, aku berdiri sangat gelisah. Belum lagi banyak yang melihat kearah kami. Teman-temanku mendekat tapi tidak ada yang bersuara.

"Nomer Hp !!" Serunya sambil memberikan ponselnya kepadaku.

Nomer Hp ? Apa maksud nya, dan kenapa pula dia menyodorkan ponselnya. Karena syok aku hanya diam, kupikir pria itu akan marah-marah kepadaku tapi kenapa malah menyodorkan ponselnya. Sungguh aku bingung.

"Tulis nomer hp mu disini," ucapnya lagi setelah melihatku diam saja.

Ouh, ternyata dia meminta nomer hp ku. Tapi untuk apa ? Ahh sudahlah, lebih baik kuturuti saja.

"Ini."

Ponsel itu aku kembalikan setelah aku menulis nomerku disana.
Dia menerimanya lalu berlalu, keluar dari foodcourt. Sudah begitu saja, tidak ada kata-kata lagi yang terucap.

Setelah kejadian itu, aku juga langsung pulang ke kontrakan. Hasrat untuk hangout dengan teman-teman sudah hilang menguap karena kejadian tadi.

Tapi pasca kejadian itu, aku malah jadi dekat dengan pria itu yang ternyata bernama Aditya Rizky.
Tidak setua yang aku pikirkan, jadi aku memanggilnya dengan sebutan mas.

Mas Adit, begitu aku memanggilnya ternyata orang yang sangat menyenangkan. Meskipun dia agak pendiam tapi dekat dengannya membuatku nyaman. Tidak banyak bicara tapi sikapnya sering membuat hatiku menghangat.

Seperti membukakan air minum kemasan saat kami makan, memakaikan helm dan hal hal kecil lainnya kadang membuatku deg degan. Deg degan yang menyenangkan.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Mas Adit menelpon. Dia meminta ganti rugi, aku pikir dia akan menyebutkan sebuah nominal. Ternyata ganti rugi yang dia maksud adalah ajakan makan siang bersama.

Kami makan siang di foodcourt yang sama dengan kejadian hari itu. Ketika aku ingin membayar pesanan kami sebagai permohonan maaf, dia menolak.

Dia beralasan makan siang itu adalah untuk berkenalan dengan cara yang wajar denganku. Aku tersipu, hatiku yang cukup lama menjomblo itu berbunga bunga dengan kurang ajarnya.

Setelah makan siang itu kami menjadi semakin dekat, dibilang pacaran juga tidak karena tidak pernah ada ajakan semacam itu dari Mas Adit.

Tapi komunikasi kami sangat lancar. Kalau sedang hari libur Mas Adit akan mengajakku jalan-jalan.

BAHTERA !!! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang