Europe merasakan keringat tak henti-hentinya mengucuri pelipisnya. Tubuhnya sedikit bergetar dan ia merasa di sekitarnya sangat panas. Padahal ia kini tengah berada di bawah sebuah tenda yang didirikan di pinggir pantai terindah dunia, Pantai Nagavio, Yunani.
Tapi berada di pantai eksklusif itu tak berarti membuatnya tenang. Sudah lima menit ia berdiri dengan gugup menanti sang mempelai wanita menampakkan dirinya di ujung altar. Kakak iparnya, Kieran Kennedy, berdiri di belakangnya sambil terus membisikkan kata-kata yang menenangkan seperti, "Tenang saja, malam pertamamu akan membayar segala kegugupanmu saat ini," atau, "Ini penantian berhargamu." Tapi tak satupun yang dapat menenangkan Europe.
Hingga wanita cantik yang dibalut gaun putih berjenis v-neck berdiri di sana. Dengan anggunnya ia berjalan bersama sang ayah.
Jangan kira Europe tidak melarang wanita itu. Tapi Regina yang terlalu keras kepala memang tidak terbantahkan. Ia mengancam Europe akan membatalkan pernikahan mereka jika pria itu tak menyetujui gaunnya. Akhirnya Europe mengalah dengan syarat wanita itu akan segera mengganti gaunnya dengan yang lebih tertutup agar lelaki-lelaki lain tidak menatapnya lapar setelah upacara pernikahan nanti.
Kini Europe tak memalingkan pandangannya dari Regina. Ia tak percaya sebentar lagi wanita yang ia cinta akan menjadi miliknya dengan sah di hadapan dunia.
Hingga ia tak menyadari Maxime telah menyerahkan putrinya ke tangannya.
Europe tersenyum tulus melihat Maxime menangis dan memeluk Regina. "Jaga putriku baik-baik."
---
"Acara ini sungguh membosankan," gerutu seorang pria di ujung tenda sambil menyesap anggurnya. Pria itu tampan dan berpostur tubuh tinggi serta atletis. Ia mengenakan setelan tuksedo dari desainer ternama dan dijahit khusus untuknya. Lebih lagi dengan sebuah jam tangan perak yang melingkar di lengan kirinya dan sepasang sepatu pantofel mengkilap yang ia kenakan. Itulah mengapa tamu-tamu wanita sedari tadi tak berhenti meliriknya.
"Noah!" Sambut sang pemilik acara. Sahabat kecilnya yang sudah menjelma menjadi pria tampan beristri itu tampak merangkul pinggul ramping sang istri.
"Europe. Apa kau tidak mengadakan penari striptis di sini? Aku sungguh butuh hiburan, Bung!" protes Noah Caldwell, direktur bank ternama, yang langsung diberikan tatapan mengancam dari sahabatnya.
"Diamlah, Noah. Kenalkan, ini istriku, Regina Dalessandro. Reggie, ini Noah Caldwell sahabatku di masa SD hingga SMA." Europe menekan kata 'istri' seakan mengingatkan Noah.
Noah mengambil tangan Regina dan mengecupnya lembut. "Salam kenal, Nona Regina. Aku Noah Caldwell, Direktur Utama bank swasta Wealthy."
Europe segera menarik tangan istrinya dan menghapus bekas ciuman Noah. "Hentikan sikap genitmu pada istriku, Noah. Atau aku tak segan-segan menghancurkan hubungan persahabatan dan bisnis kita!"
"Wah, wah, easy tiger. Baiklah, maafkan aku." Noah mengangkat kedua tangannya seakan berpasrah.
"Dan panggil dia Nyonya, karena dia sudah bukan lagi seorang diri!" lanjut Europe diikuti tawaan Noah.
"Tidak, tidak. Panggil saja aku Regina," kata Regina. "Jangan bersikap seperti ini," bisiknya pada Europe.
Europe semakin mengeratkan pelukannya di pinggul ramping istrinya saat lampu tengah tenda meredup dan sebuah lagu klasik diputar. "Can I have this dance, My Wife?"
"Yes, Husband."
Keduanya pergi meninggalkan Noah yang menatap mereka tak percaya. "Aku mulai menyesal datang ke pesta ini. Lebih baik aku pulang dan mengunjungi Jasmine di club. Ah, Jasmine, aku merindukannya!"
---
KAMU SEDANG MEMBACA
His Stockholm Syndrome
Short Story#1 in penculikan, #3 in Exhusband, #4 in Stockholmsyndrome 21+ Sindrom Stockholm-pernah dengar? Sindrom yang satu ini adalah suatu keadaan di mana seorang sandera merasa nyaman atau setia pada penculiknya. Atau setidaknya, begitulah yang dijelaskan...