Warning 21+
Regina perlahan membuka matanya saat terang cahaya mentari itu memasukki jendela kamar resornya dengan malu-malu. Ia tersenyum tipis saat sebuah tangan kekar melingkar di pinggulnya. Ia menoleh sedikit dan memberi suaminya sebuah kecupan ringan di bibirnya.
"Selamat pagi," bisiknya lirih.
Europe membuka matanya dan ikut tersenyum. Pria itu melumat bibir sang istri dengan menggebu seakan semalam tidak cukup baginya. "Selamat pagi, Istriku."
Bibir Europe masih menari-nari di atas bibir Regina yang lembut. Lidahnya perlahan masuk saat bibir gadis itu terbuka. Mengaitkan lidah satu sama lain, Regina tampak menikmati cumbuan panas Europe.
Tangan Europe perlahan meraba payudara Regina yang bulat dan tampak tidak menggantung. Memainkan puncak dada wanita itu, Europe mengisap dan menggigit pelan leher Regina sementara wanita itu mendesah kenikmatan akan permainan suaminya.
"Euro- Europe.." Istrinya mendesah sambil menggigit bibir bawahnya yang membuat Europe semakin bersemangat.
"Kau selalu tampak seksi," bisik Europe.
Suara beratnya mampu membuat hati Regina berdesir. Ia merasakan bulu kuduknya meremang seketika saat tangan kiri Europe perlahan membelai bagian luar daerah intimnya.
Europe menyeringai saat melihat wajah Regina yang sudah memerah dan mata wanita itu perlahan membuka dan menutup sementara bibirnya menganga terperangah.
Pria itu langsung menarik celana dalam renda milik istrinya. Ia mengecup celana itu tanpa rasa jijik. Kemudian Europe melipatnya dan memasukkannya ke kantung celana panjang training-nya.
"Europe, apa yang akan kaulakukan dengan celanaku?!" protes Regina. "Aku menyimpan baumu," jawab Europe.
Sedetik kemudian pria itu sudah berada di atasnya lagi. Mengurung tubuh ramping Regina di tengah kedua lengan kekarnya. Kaki berotot Europe perlahan membuka paha Regina. "Apakah kamu membutuhkan foreplay lagi?" tanyanya.
Regina tak menjawab. Wanita itu tersenyum nakal dan mendorong tubuh suaminya hingga ia berada di atas tubuh atletis Europe kini. "Biarkan aku yang melayanimu."
Europe tersenyum bangga dengan mata berbinar sekaligus menggelap. "As you please, Madam."
Regina duduk di atas kejantanan Europe yang ia rasa sudah membesar dan berdiri tegap di bawah sana. Ia menatap suaminya nakal dan mulai menundukkan tubuhnya.
Dengan perlahan Regina mengecup rahang tegas Europe, hingga dada berbidang pria itu. Tangannya tak tinggal diam. Mereka mengelus perut kotak Europe dengan gerakan menggoda hingga pria itu menggeram dan mendesah kecil.
Tangan Regina tiba di sebuah gundukan di bawah sana. "Wah, Europe junior kita sudah sangat semangat rupanya!" Regina terkekeh.
Europe dapat merasakan jantungnya yang berdegup cepat saat wanita yang menyandang status sebagai istrinya itu menarik turun celana training-nya, hingga menyisakan bokser pendek. Dan tak lama kemudian bokser itu juga lepas dari tubuhnya.
Regina menatap milik suaminya sambil menelan ludah. Cukupkah hal itu di mulutnya?
"Sayang, tenang saja. Milik-ku ini tadi malam cukup di dalammu, apalagi di mulutmu?" kata Europe. Regina tertawa kecil dan mulai membelai milik Europe perlahan.
Pria itu meneladahkan kepalanya ke belakang saat tangan Regina membelai batang kemaluannya. Wanita itu mengelus ujung kepalanya hingga buah pelirnya.
"Masukkan, Sayang..," lirih Europe dengan suara yang serak.
Regina tersenyum miring. Ia memajukan kepalanya dan mengecup ujung kepala milik suaminya itu.
"Hmm.." Europe menggeram merasakan nikmat dan hangatnya mulut istrinya.
Lidah dan mulut basah Regina mulai bermain di bawah sana. Lidahnya berlarian mengelilingi kepala kemaluan Europe, sementara mulutnya memaju mundurkan batang pria itu. Sebelah tangan Europe berada di belakang kepala Regina, menekan kepala istrinya agar dapat memasukkinya lebih dalam. "Ya, Sayang.. Seperti itu! Oh Regina, kau wanitaku yang sangat pintar!"
Europe mendesah tak karuan hingga ia menyadari ia bisa meledak di detik berapa saja sekarang. Ia segera mendorong tubuh istrinya hingga ia kini yang berada di atasnya.
Dengan cepat pria itu mengecupi bagian bawah Regina. Memasukkan lidahnya, dan mendorongnya masuk-keluar hingga desahan-desahan keluar dari mulut Regina. Tangannya merayap ke atas, memainkan kedua gundukan Regina.
"Ah.. ah!"
Regina yang memeramkan matanya karena terlalu nikmat pun menaikkan kedua tangannya ke atas kepala kasur.
Saat dirasanya Europe Regina sudah cukup basah dan licin, tanpa aba-aba pria itu langsung memasukkan kejantanannya ke dalam vagina Regina yang bersih tanpa rambut.
"Ahk! Perlahan!" lirih Regina.
Europe tak menjawab melainkan menggeram.
Regina mengalihkan kedua tangannya di punggung kekar Europe, mencakar-cakar di sana untuk melepaskan rasa sakitnya.
Europe yang mengetahui istrinya masih merasakan sakit dari semalam pun mengecup lehernya hingga perlahan kesakitan Regina mengurang.
Dan saat itulah Europe mulai memaju mundurkan dirinya di dalam Regina.
Napas keduanya saling berseteru. Desahan-desahan dan geraman-geraman saling menyahut. Hingga Europe merasakan dirinya membesar di dalam rahim Regina dan menyemburkan cairannya begitu saja di dalam wanita itu. Padahal Regina sendiri sudah berorgasme berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Stockholm Syndrome
Short Story#1 in penculikan, #3 in Exhusband, #4 in Stockholmsyndrome 21+ Sindrom Stockholm-pernah dengar? Sindrom yang satu ini adalah suatu keadaan di mana seorang sandera merasa nyaman atau setia pada penculiknya. Atau setidaknya, begitulah yang dijelaskan...