3

1.1K 102 3
                                    


÷The Story of Baekhyun÷

Chapter 3

BRAKKK

Jessica langsung menolehkan kepalanya ke sumber suara. Ia heran, siapa yang membanting pintu apartemennya? Tidak ada orang yang tahu password apartemennya selain dirinya dan Baekhyun. Jessica yang tadinya sedang membuat ramyeon, menghentikan aktivitasnya lalu berjalan cepat keluar dapur demi melihat siapa yang telah berani membanting pintu apartemennya.

"Baekhyun?? Ada ap.."

"Eomma... hiks.. hiks.." ucapan Jessica terhenti saat tiba-tiba Baekhyun memeluknya erat sambil menangis. Ada apa dengan dia?

"Kenapa sayang hm??" Tanya Jessica lembut sembari mengusap-usap punggung Baekhyun untuk menenangkan putranya itu. Hatinya langsung terasa sakit saat mendengar isakkan anaknya itu.

"A.. appa menamparku.. hiks.." jawabnya sembari mengencangkan pelukannya.

Kini, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Jessica masih saja terjaga, ia duduk di pinggiran ranjangnya sembari mengusap-usap kepala putranya. Malam ini, Jessica membiarkan Baekhyun menginap dirumahnya. Entah sampai kapan. Ia pun tak akan membatasinya. Justru malah beruntung baginya karena ia bisa berlama-lama berada didekat anak kesayangannya.

Siang tadi, setelah Jessica menenangkan Baekhyun menangis, wanita itu sengaja mengajak Baekhyun pergi. Hanya sekedar untuk menonton bioskop dan membeli beberapa makanan berat maupun ringan favorit anak itu. Jessica juga mengajak Baekhyun ke toko buku. Niat awalnya sih, hanya ingin membeli buku pelajaran.. tapi ujung-ujungnya Baekhyun hanya membeli komik-komik yang bahkan lagi-lagi Jessica tidak mengerti itu komik apa. Walau harus merogoh kocek cukup dalam, Jessica tidak ragu-ragu jika harus mengeluarkan biaya untuk anaknya. Yang penting Baekhyun bahagia. Itu saja yang ia inginkan. Ia begitu membenci melihat keadaan Baekhyun tadi siang. Makanya ia mengajak putranya itu untuk jalan-jalan. Yaaa.. hanya sekedar untuk menenangkan hati Baekhyun. Dan benar saja, Baekhyun seperti lupa dengan masalahnya yang terjadi hari ini.

Setelah memberi kecupan hangat di kening Baekhyun, wanita itu mematikan lampu tidur yang berada di samping ranjang dan mulai beranjak pergi dari ruangan itu menuju kamarnya. Setelah selesai menggosok gigi, mencuci muka dan kaki, Jessica pun duduk di tepian ranjangnya. Ia mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas samping ranjangnya dan mulai memainkan jarinya disana.

Hhhhhhh...
Hembusan nafasnya terdengar panjang kala ia mengecek pemberitahuan di ponselnya. Hanya ada beberapa pesan dari karyawannya dan beberapa pemberitahuan tidak penting.

"Dia bahkan tidak mencari tahu keberadaan anaknya!" Gumam Jessica terdengar seperti sedang memaki. Ia kembali meletakkan ponselnya dan mulai merebahkan dirinya. Rasanya hari ini begitu lelah setelah seharian berjalan-jalan dengan Baekhyun. Ya, Jessica merasa sangat lelah. Begitu juga dengan hatinya.

====

"mana Baekhyun?" Tanya Hana. Ia meletakkan beberapa hidangan di atas meja untuk sarapan pagi ini. Chanwoo dan Chanmi sudah rapi dengan seragam sekolahnya, begitu juga dengan Donghae yang sudah memakai setelah jas kantornya yang berwarna abu-abu serta dasi berwarna biru dongker yang melilit lehernya dengan rapi.

"Baekhyun mana?" Ulang Hana. Dan lagi-lagi tak ada yang menjawab. Chanwoo dan Chanmi sudah fokus dengan rotinya masing-masing. Sedangkan Donghae, pria itu hanya menatap hidangan dihapannya tanpa mengedipkan matanya.

"Oppa!" Kali ini Hana menepuk bahu Donghae, dan kali ini.. barulah pria itu tersadar dari lamunannya.

"Kau tahu Baekhyun dimana?" Tanya Hana.

"Eummm.. itu.." Donghae menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bukankah dia memang tidak ada sejak kemarin?" Potong Chanwoo yang tak lepas pada roti selai coklatnya.

"Apa? Dia kemana?" Hana terkejut. Raut wajahnya kini telah berubah khawatir.

"Tidak perlu khawatir seperti itu.. Baekhyun pasti sedang bersama ibunya saat ini." Pria itu meraih tangan Hana dan menggenggamnya, ibu jarinya ia gunakan untuk mengelus-elus punggung tangan kekasihnya itu.

"A.. a.. apa kau yakin dia di sana?" Tanya Hana yang kini memegang dadanya seperti tengah merasakan sesuatu.

"Ya.. aku yakin." Jawab Donghae dengan mantap.

"A.. apa lebih baik aku menjemputnya?" Tawar Hana. Donghaepun melepas genggaman tangannya dengan Hana dan beralih mengusap-usap rambut Hana yang panjangnya 5 cm di bawah bahu.

"Tidak perlu.." balasnya lembut sembari memasang senyuman termanisnya. Ahhh.. wanita ini memang selalu membuatnya ingin mengembangkan senyumnya tiap kali matanya bertemu tatap dengan mata wanita itu. Seperti saat ini. Tatapan itu... selalu membuatnya nyaman dan.. ingin selalu berada di dekat wanita itu. Dan hal itu terjadi sudah lama sekali. Lebih tepatnya.. ketika keduanya pertama kali dipertemukan saat SMA dulu. Dan dari sana.. Donghae mulai tertarik dengan wanita berdarah korea asli ini.

"Terimakasih sudah peduli pada Baekhyun.." tutur Donghae di akhiri dengan sebuah kecupan singkat di kening Hana membuat kedua orang yang kini tengah melahap makanannya menghentikan aktivitasnya. Ohh bahkan Donghae lupa jika disana masih ada Chanwoo dan Chanmi.

"hari ini aku tidak bisa mengantar anak-anak.. aku harus klienku." Kata Donghae sembari mengambil tas kerjanya dari tangan Hana.

"Tidak apa-apa. Biar aku yang antar mereka." Balas Hana dengan senyumannya yang membuat Donghae kembali merekahkan senyumannya.

===

Donghae memarkirkan mobilnya di sebuah apartement yang terletak masih dikawasan Seoul. Ia menghembuskan nafasnya panjang sembari menatap keluar mobil. Seperti yang dikatakannya pada Hana tadi. Bahwa ia tak bisa mengantar Chanwoo dan Chanmi berangkat sekolah seperti biasa. Yahh.. memang dihari-hari biasa Donghae selalu mengantar Chanwoo dan Chanmi berangkat sekolah, yahh begitu juga dengan Baekhyun pastinya. Karena memang sekolah mereka dan kantor Donghae searah

Klien? Oh bukan. Kali ini bukan seorang klien yang akan donghae temui. Tapi.. ia akan menemui seseorang yang sudah sejak semalam membuatnya tak bisa tidur karena memikirkan keadaannya. Dimana dia? Atau bagaimana keadaannya? Pertanyaan itu sudah menghantui Donghae semenjak kemarin. Siapa dia? Ya. Tentu saja Baekhyun. Putranya. Darah dagingnya.

Donghae menatap tangan kanannya. 'ck' ia berdecak sebal. Nafasnya memburu. Ia teringat kejadian kemarin yang membuatnya begitu marah. Ya. Marah pada dirinya sendiri. Ia begitu menyesali perbuatannya kemarin. Tidak seharusnya ia menampar Baekhyun. Donghae yakin, tamparannya kemarin begitu keras. Ia sendiri bisa merasakan tangannya yang perih selepas menampar putranya itu. Ck.. kurang ajar sekali.kau Lee Donghae. Ini benar-benar tidak termaafkan. Pasti anak itu begitu terpukul dengan perbuatan yang Donghae lakukan kemarin. Ya.. begitu terpukul hingga melarikan diri dari rumah.

===

"Ya.. terimakasih.. mohon do'anya ya.."

"Ya.."

Pipppp

Jessica meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Ia barusaja menghubungi guru sekolah Baekhyun untuk memberi tahunya jika Baekhyun hari ini sedang sakit dan tidak bisa masuk sekolah seperti biasanya. Ya.. anak itu mengeluh pusing saat tadi ia bangunkan dari tidurnya.

"Ayo sarapan.. eomma sudah menyiapkan sarapan kesukaanmu.." ajak Jessica sembari mengusap-usap lembut kepala putranya itu yang entah sejak kapan sudah berada di atas pangkuannya.

"Eummm..." Bukannya bangun dari tidurnya, Baekhyun kini malah menarik selimutnya kembali dan malah memeluk perut Jessica dan kembali memejamkan matanya. Tidur. Jessica tersenyum melihat tingkah laku anaknya. Hhhhh.. dia mirip sekali dengan ayahnya. Dulu.. ayahnya juga selalu seperti ini jika Jessica membangunkannya. Bukannya bangun, tapi malah memeluknya, menarik selimut, dan kembali tertidur di pangkuannya.

Jessica menggelengkan kepalanya cepat. Menepis semua kenangan manis yang kini terasa pahit. Tak sepatutnya kenangan itu terus berada di kepalanya.Jessica harus mengubur kenangan manis itu dalam-dalam dan tak boleh ada satupun yang tertinggal. Yahhhh.. walau hubungannya dengan mantan suaminya itu masih terikat dengan sesuatu yang tak bisa dilepaskan. Baekhyun.


To be continued

THE STORY OF BAEKHYUN  |  HAESICATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang