5

1.2K 112 14
                                    


÷The Story of Baekhyun÷

Chapter 5

Seperti biasa, setelah Baekhyun memasukkan roti terakhirnya kedalam mulutnya, Baekhyun segera bergegas pamit dan berangkat sekolah lebih dulu. Meskipun berkali-kali Donghae menyuruhnya untuk berangkat bersama, Baekhyun tetap saja tidak mau. Anak itu lebih memilih berangkat menggunakan jemputan sekolah ketimbang dengan ayahnya dan dua orang anak itu. Chanwoo dan Chanmi. Ia sangat tidak suka dengan moment-moment ketika ia harus berkumpul dengan orang-orang itu. Jika terpaksa, ia akan selalu mengakhirinya duluan. Seperti saat makan contohnya. Baekhyun hanya akan makan sedikit saja agar ia bisa menghabiskannya dengan cepat lalu setelah itu ia bisa pergi meninggalkan meja makan. Seperti itulah. Anak itu memang begitu anti jika harus berada dekat dengan janda dan kedua anaknya itu.

"Baekhyun!!" Baekhyun langsung menoleh ketika mendengar sebuah suara yang begitu familiar. Ia mengedarkan pandangannya dan menemukan seorang anak laki-laki yang lebih tinggi darinya.

"Ahh kau!"

"Kau berangkat sendirian lagi? Tidak bersama hyungmu? Dan.. adik mu itu?" Tanyanya pada Baekhyun yang kini mereka berdua tengah berjalan beriringan menuju kelas.

Baekhyun menaikkan sebelah halisnya, "aku tidak punya hyung, juga tidak punya adik.." balas Baekhyun. Temannya yang bernama Chanyeol itupun tertawa mendengar balasan dari sahabat karibnya itu. Chanyeol. Yahh dialah sahabat Baekhyun sejak awal mereka masuk sekolah ini. Mereka begitu dekat, tak pernah sekalipun ada pertengkaran diantara mereka. Keduanya saling mengerti dan saling terbuka. Dan bahkan Chanyeol tahu seperti apa masalah yang ada di keluarga Baekhyun. Yahhh.. jika bukan pada Jessica, Baekhyun akan mengutarakannya isi hatinya pada Chanyeol. Menurutnya, Chanyeol adalah pendengar yang baik. Walaupun terkadang ia menyebalkan. Tapi.. Baekhyun begitu menyayanginya.

"Hyun.." panggil Chanyeol ia menunjukkan deretan giginya yang putih sembari menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal. Dan Baekhyun hanya menaikkan kedua halisnya sebagai tanggapan.

"PR matematika... Ehmmm.. kau.. a.. aduhh.. a.."

Prakk

Belum sempat Chanyeol menyelesaikan kalimatnya. Baekhyun sudah melemparinya sebuah buku. Baekhyun sudah tahu betul apa yang diinginkan sahabatnya itu. Apalagi jika bukan sahabatnya itu ingin menyalin tugasnya.

"Yeahh.." seru Chanyeol senang. Buru-buru ia mengerjakan tugasnya. Karena lima menit lagi.. bel masuk akan berbunyi, dan pelajaran pertama adalah matematika. Ahhh.. bisa mati Chanyeol jika ia tidak bisa menyelesaikannya.

Kringgg..
Dan akhirnya belpun berbunyi. Chanyeol berteriak senang karena ia bisa menyelesaikannya tepat waktu. Ia mengelap peluhnya dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Ia memandangi bukunya, euhh lebih tepatnya tulisannya yang berantakkan seperti ceker ayam. Namun ia tak peduli. Yang terpenting ia bisa mengumpulkan tugasnya dengan tepat waktu dan juga.. yang pasti ia tak akan mendapat hukuman.

Seorang pria dengan postur tubuhnya yang tak terlalu tinggipun masuk keruangan kelas tak lama setelah itu. Ia memainkan sebuah penggaris kayu berukuran besar menggunakan tangan kanannya. Kedua sudut halis tertarik keatas bersamaan dengan terbukanya kedua mata yang tak sesipit orang korea biasanya. Ujung bibirnya tertarik membuat sebuah lengkungan disana. Bukan senyuman. Tapi.. entahlah, jika itu sebuah senyuman, para siswa yang melihatnya tidak akan bergidik ngeri saat itu. Tapi, itulah dia. Bagaimanapun ekspresi yang ditunjukkannya pasti selalu membuat para siswa senam jantung seketika. Cap sebagai -guru galak- sudah sangat melekat pada pria berumur sekitar 45 tahunan ini.

Berbanding terbalik dengan pria itu, selang beberapa detik, seorang anak laki-laki yang tak terlalu tinggi membuntutinya dari belakang. Senyuman terpampang pada wajah manis anak itu.

THE STORY OF BAEKHYUN  |  HAESICATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang