EPILOGUE

1.9K 104 97
                                    

Akibat Corona virus, semua jadi libur.

Gue bingung dong di rumah mau ngapain.

Mau nyobain ngelanjutin cerita yang gak ada kepastian ajalah. Walaupun otak juga gak mau mikir.

Lagian siapa yang nyuruh gue ngelarin cerita ini cepet²?
Gue kelarin beneran dah.

÷ The Story of Baekhyun ÷

EPILOG

...

Perjalanan yang sangat jauh dan membosankan itu, akhirnya terbayar sudah setelah mereka melihat pemandangan alam indah yang tidak pernah mereka temui di kota. Hamparan sawah yang hijau, pepohonan yang rindang, kicauan burung yang terdengar merdu, udara yang sangat sejuk, jalan setapak, serta rumah-rumah adat yang biasa mereka lihat dalam drama-drama kolosal. Kebetulan sekali, tuan Park Jung Soo bilang jika saat ini sedang musim panen. Tentunya.. banyak petani yang tengah disibukkan dengan aktivitas mereka di ladang ataupun sawah.

Selaku kepala desa, tuan Park Jung Soo adalah orang yang pertama kali menyambut kedatangan keempat mahasiswa yang datang dari Seoul itu. Mereka datang ke desa ini demi kebutuhan tugas kuliah mereka. Rencananya, mereka akan melakukan penelitian terhadap kehidupan sosial masyarakat di desa ini selama satu bulan.

Sebuah mobil berwarna abu-abu terparkir di halaman rumah yang cukup luas. Rumah dengan nuansa khas Korea yang kental itu terlihat begitu asri dengan pepohonan yang tumbuh di halamannya, belum lagi dengan tanaman bunga berwarna-warni, dan percikan air yang berasal dari kolam kecil di tengah-tengah halaman. Jika dilihat-lihat.. sepertinya rumah milik tuan Park Jung Soo ini lebih besar dari pada rumah-rumah yang lainnya. Tentu saja, karena tuan Park Jung Soo adalah seorang kepala desa. Ia memiliki satu ruangan khusus yang di desain seperti kantor di dalam rumahnya.

"Mari masuk.." ujar tuan Park Jung Soo mempersilahkan. Ia menggeser pintu rumahnya, lalu nampaklah sebuah ruangan dengan lantai dari kayu jati yang mengkilap. Tidak ada sofa empuk di sana, yang ada hanyalah sebuah meja kecil untuk menyambut tamu, pot berisi tanaman di setiap sudut ruangan, foto-foto keluarga yang terpanjang di dinding, dan hiasan-hiasan antik.

Suasana rumahnya begitu damai dan menenangkan. Untuk sejenak, mereka melupakan kehidupan hingar-bingar di kota dan aktivitas sosial media yang menjadi santapan mereka setiap harinya. Tidak ada musik yang mengalun, yang ada hanyalah suara hembusan angin yang menampar lembut wajah mereka.

Seorang wanita bertubuh mungil keluar dari sebuah ruangan yang diyakini adalah dapur. Ia membawa nampan dengan kue beras dan teh hijau di atasnya, yang kemudian diletakkannya di atas meja sebagai jamuan untuk keempat mahasiswa itu.

"Silahkan dinikmati.." ujarnya dengan ramah. Lalu satu persatu dari mereka mulai menikmati kue beras itu. Rasanya.. sungguh luar biasa. Kue beras yang dibuat langsung oleh orang desa rasanya memang lebih enak daripada kue beras buatan orang kota. Apa mungkin.. mereka menambahkan sebuah bumbu rahasia?

"Ini istri saya.." ujar tuan Park Jung Soo memperkenalkan sosok wanita bertubuh mungil yang kini duduk di sampingnya.

"Annyeonghaseo.." ucap wanita itu dengan ramahnya sembari memberikan seulas senyum perkenalan pada keempat anak muda itu.

Dan kini.. gantian keempat mahasiswa itu yang memperkenalkan diri mereka pada pasangan suami istri itu.

Yang pertama, ada Choi Minho. Lelaki berwajah maskulin, pintar, berwibawa, berambut cepak dan terlihat lebih dewasa dari ketiga temannya. Di sampingnya, ada Lee Jinki. Berkulit putih dan bermata sipit yang sejak tadi tidak berhenti memainkan kameranya. Memotret setiap pemandangan langka yang jarang ia temui di kota. Ya, karena memotret adalah hobinya. Di samping Jinki, ada seorang lelaki berkulit putih dan bermata sipit. Namun dia bukanlah kembaran Jinki. Namanya Kim Sunggyu. Rambutnya berwarna coklat terang, ia digilai banyak wanita di kampusnya karena bakatnya dalam bernyanyi yang patut diacungi jempol. Dan yang terakhir, dia adalah seorang gadis berambut sebahu yang tidak bisa hidup tanpa boneka kelinci dan peralatan kecantikannya. Namanya Park Hyomin, gadis yang selalu tidak merasa percaya diri jika ia tidak memakai polesan make up di wajahnya. Dimanapun dan kapanpun, penampilannya harus selalu menarik dan fashionable. Itu sebabnya mengapa barang bawaannya jauh lebih banyak ketimbang ketiga teman prianya.

THE STORY OF BAEKHYUN  |  HAESICATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang