9

1.8K 135 143
                                    

Capek banget sumpeh nulis ff ini.

Jangan lupa komen ya😁😁
Membaca tidak semudah menulis..

Jangan lupa bintang lima nya!

÷The Story of Baekhyun÷

Chapter 9

Menenangkan hati Baekhyun bukanlah hal yang mudah bagi Donghae. Baginya, itu adalah salah satu hal tersulit dalam hidupnya. Lain dengan Jessica, wanita itu bahkan punya kemampuan khusus yang dapat melunakkan hati Baekhyun dengan mudahnya. Sepertinya, Donghae perlu banyak belajar dari wanita itu. Perlu waktu yang lama bagi Donghae agar bisa meredakan amarah anaknya itu. Bahkan jika perlu, ia harus meliburkan diri dari kantornya hanya untuk menormalkan kembali hubungannya dengan Baekhyun. Ya, baginya.. Baekhyun lebih penting dari apapun.

"Dia sudah mau keluar?" Tanya Hana pada Donghae yang baru saja akan memulai sarapannya. Pria itu menggeleng lemah. Ia menatap berbagai masakan yang tersaji di atas meja makan dengan pandangan datarnya. Untuk pagi ini, hidangan itu begitu tidak menggugah selera makannya. Pikirannya masih kacau karena memikirkan anak semata wayangnya yang sedang marah besar padanya. Membuat Donghae akhirnya tidak bisa tidur dengan tenang. Bahkan semalaman ia terus saja berbolak-balik dari kamarnya dan kamar Baekhyun. Hanya untuk memastikan jika anaknya itu masih ada di dalam dan dengan keadaan baik-baik saja. Tidak lupa ia juga memperhatikan jendela kamar Baekhyun, takut-takut anak itu dengan nekatnya melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya. Bukan tidak mungkin, Baekhyun pernah melakukan itu.

"Tolong siapkan sarapan untuk Baekhyun!" Titah Donghae pada Hana. Satu suap nasi goreng dengan parutan keju berhasil masuk ke dalam mulut Donghae. Pria itu tidak berniat untuk melanjutkan sarapannya lagi. Setelah Hana menyiapkan menu sarapan untuk Baekhyun, Donghae segera pergi dengan membawakan nampan tersebut tanpa mengatakan sepatah katapun. Membuat kedua anak kecil yang sejak tadi duduk bersamanya menatap pria itu dengan heran. Mereka tidak tahu menahu apa yang terjadi di antara Donghae dan Baekhyun. Yang mereka ketahui, semalam mereka melihat Baekhyun yang kembali ke rumah dengan keadaan menangis. Dan mereka sama sekali tidak tahu bagaimana kejadian setelah itu karena Hana langsung menyuruhnya untuk memasuki kamar masing-masing.

"Baekhyun selalu menyusahkan!" Umpat Chanwoo. Ia menatap Donghae yang terlihat semakin jauh dari pandangannya lalu kembali fokus menyantap sarapannya lagi.

"Ssstt.. bagaimana jika dia mendengarnya?" Dia yang dimaksud Hana adalah Donghae. Hana tidak mau jika Donghae mendengarnya dan malah terjadi salah paham seperti beberapa waktu yang lalu. Itu cukup membuatnya menderita. Dan Hana tidak mau kejadian itu terulang kembali. Walaupun sejujurnya, ia membenarkan perkataan anak sulungnya itu. Menurutnya, Baekhyun memang menyusahkan. Tidak jarang anak itu membuat Donghae merasakan sakit kepala. Dan jika sudah begitu, Donghae pasti mengesampingkan Hana dan kedua anaknya. Itu sangat menyebalkan baginya.

...

Donghae tercengang ketika melihat pintu berwarna biru tua itu sedikit terbuka. Pikiran buruk itu mulai menyerang kepalanya. Apa.. Baekhyun kabur? Kenapa ia tidak melihatnya?

Tapi kemudian Donghae menghembuskan nafasnya lega. Ia mendapati Baekhyun yang kini sedang berbaring di atas kasurnya. Baekhyun tidak sedang tertidur. Ada suara-suara pedang yang saling bergesekan dan juga sebuah suara tembakan. Suara itu berasal dari handphone milik Baekhyun. Anak itu pasti tengah bermain game di ponselnya.

"Baekhyun.." panggil Donghae yang mulai melangkah masuk menghampiri putranya itu. Dengan cepat, Baekhyun segera membelakangi pria itu. Baekhyun begitu tidak ingin melihat wajah Donghae untuk saat ini.

"Makanlah dulu." Ujar Donghae, ia menyimpan nampan yang ia bawa di atas nakas. Tangannya mulai beralih untuk menyentuh kepala Baekhyun. Namun belum sempat tangannya benar-benar menyentuh kepala anaknya itu, Baekhyun sudah menepisnya dengan kasar. Dan Donghae sudah menduga itu akan terjadi.

THE STORY OF BAEKHYUN  |  HAESICATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang