10

1.8K 129 190
                                    

Assalamualaikum 🤗
Gak jawab gak boleh baca!
Hehehe

Jadi gini nih
Berhubung saya bangga sekali dengan antusiasme kalian dengan cerita ngak ngik nguk ini,
Jadi aku mau post bagian selanjutnya lebih cepat dari tanggal yang sudah di jadwalkan. 😎

Tapi,
Sebenarnya aku punya target nih gaessss..
Saya bakalan publish part selanjutnya, kalo komentar dan vote di part ini bisa lebih banyak dari part sebelumnya.
Tapi ternyata part 9 kemaren komennya membludak banget..
Makasih banget ya..😘😘 ~yahh.. walaupun aku gak dapet duit~
Tapi aku seneng banget nyampe ngabisin mie dua mangkok 🤣

Dan saya harap part ini komennya bisa lebih banyak daripada part sebelumnya.

Bisakan? Ayo bisalah!

Kalian komen 'P' aja saya senengnya sampe guling guling.

Happy reading 🤗

÷The Story of Baekhyun÷

Chapter 10

Suara tangis itu kembali terdengar sangat menyakitkan. Jessica membuka matanya dengan perlahan, mendapati anak semata wayangnya tengah menangis di tengah kegelapan. Memeluk gulungan selimut dengan kedua tangan yang bergetar, air matanya membasahi selimut berwarna biru cerulean itu. Kakinya terlipat keatas hingga menyentuh bahunya. Miris. Inilah pemandangan yang Jessica dapatkan beberapa hari ini, sungguh.. ia benar-benar ingin menangis dan berteriak sekeras mungkin. Jessica melangkahkan kakinya mendekati ranjang yang tingginya menyamai perutnya, meraih wajah basah itu perlahan dan mengusap air matanya dengan lembut. Menarik gulungan selimut itu, lalu menggantikannya untuk memeluk tubuh putranya yang semakin mungil. Mengusap rambut hitam yang tumbuh lebat di kepalanya, lalu turun mengusap punggung dengan tulang-tulang yang semakin terasa menonjol. Dengan hati yang tersayat, Jessica mencoba menahan air mata yang sudah mendorong-dorong ingin keluar. Tidak! Jangan! Sehancur apapun hatinya saat ini, Jessica harus selalu terlihat ceria dihadapan anaknya, seseorang yang selalu menjadi prioritas utamanya.

"Eomma di sini sayang.." nadanya tercekat, namun sebisa mungkin ia mengucapkannya dengan santai. Mengusap punggung itu lagi dengan lembut, mengecup puncak kepalanya dengan waktu yang tidak singkat. Memegang tangan mungil itu untuk mengurangi getarannya.

"sssttt... Kau hanya bermimpi buruk sayang.." ucapnya lagi, menepuk-nepuk pelan punggung anaknya untuk menenangkan, walau sebenarnya hatinya juga sangat tidak tenang, karena tangisan itu. Tangisan yang begitu menyayat hati.

...

"kenapa berhenti?" Tanya Jessica pada Baekhyun. Anak itu menjauhkan wajahnya dari sendok berisi makanan yang di arahkan Jessica ke mulutnya. Sungguh, makanan itu benar-benar terasa hambar di lidahnya, warna makanan yang pucat dan bentuknya yang Baekhyun pikir.. itu menjijikkan, membuat anak lelaki itu enggan untuk melanjutkan makannya.

"Tidak enak eomma.." rengek Baekhyun, kini ia menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Menolak makanan itu untuk masuk kedalam mulutnya lagi.

"Sedikit lagi.." bujuk Jessica, ia menatap semangkuk kentang tumbuk serta telur rebus yang berada di tangannya. Hahh.. setidaknya anak itu sudah mau menghabiskan setengahnya.

"Tidak mau.. aku kenyang.." tolak Baekhyun, anak itu menggeser posisi duduknya sedikit lebih menjauh dari Jessica demi menolak makanan yang tidak enak itu masuk ke dalam perutnya lagi.

"Ck, kau ini!" Jessica menggerutu kesal. Memberikan mangkuk itu pada seorang wanita berseragam perawat yang berdiri di sampingnya, meraih sebotol air mineral dari nampan yang di bawah perawat itu lalu memberikannya kepada Baekhyun.

THE STORY OF BAEKHYUN  |  HAESICATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang