Godaan mantan yang ngajak balikan.
=
TUH kan, bener! Nehan tidak pernah bercanda dengan ancamannya.
Sekarang, ia sedang duduk di atas sepeda motornya yang besar. Melambaikan tangan panuh semangat begitu Gea keluar dari pintu gerbang.
Kebiasaan Nehan sejak dia jadian dengan Gea--dulu, ia akan dengan setia menunggunya pulang meskipun Gea akan terlambat karena mengikuti klub basket yang sekarang ditinggalkannya.
Eum, seharusnya nggak ada yang salah dengan main basket. Seandainya pelatih membolehkan latihan basket memakai kerudung dan rok lebar, Gea pasti akan tetap ikut. Tetapi, kata pelatih tidak bisa. Itu akan membuat keselamatan Gea terancam. Akhirnya, Gea meninggalkan hobi yang sudah sejak SD ia tekuni.
Kadang, ia berpikir kalau hijrahnya sebegini ribetnya. Harus meninggalkan banyak hal yang disukainya. Tetapi Mbak Dea--Kakak kelas yang sering mengajaknya ke kajian remaja Islam, pernah berkata,
"Mencintai itu perlu pengorbanan, Gea. Begitu juga saat kamu memutuskan untuk mencintai Allah dengan sebenar-benarnya cinta. Ada pengorbanan dan harga yang harus dibayar. Dengan kamu meninggalkan klub basketmu misalnya, bukan karena Allah minta kamu untuk menjauhi hal-hal yang kamu sukai. Tapi Allah ingin menjagamu dari hal-hal haram. Misalnya, kamu jadi harus membuka aurat, atau tidak terhindar dari ikhtilat. Iya kan?"
Gea mengangguk setuju.
"Lagian, kita masih bisa kok main basket. Aku ada temen yang suka main basket. Dia bikin komunitas Muslimah Sehat gitu. Kegiatannya olahraga khusus muslimah. Ada basket, voli, bulu tangkis, dan masih banyak lagi. Kamu ikut aja."
Sejak hari itu, memang tidak ada satupun kesulitan bagi Gea untuk memantapkan hati meneruskan usahanya agar tetap taat. Meskipun tak bisa dipungkiri, kalau beberapa ujian muncul. Seperti teman-teman yang enggan berdekatan dengannya, sampai beberapa cowok di kelasnya yang kesal karena sering dicuekin Gea.
Tetapi, tidak dengan Nehan.
Cowok itu tetap tersenyum lebar, menyapa dan tidak peduli kalau Gea hanya melewatinya begitu saja. Memilih berdiri dan menunggu angkot datang.
"Daripada naik angkot mending nebeng gue, Ge."
Gea memicingkan mata. Mengembuskan napas kasar melihat Nehan yang gigih. Sampai harus mengikutinya dan meninggalkan motornya di sebelah kang cilok.
"Lo semalem tidur jam berapa? Kok chat gue nggak dibales?"
Gea tidak peduli.
"Gue kangen, tauk!"
Sial, kenapa kata itu lagi, sih! Pikir Gea, merutuki jantungnya yang mencelos mendengar kalimat Nehan. Plis, tahan Gea!
"Eh, tapi lo sekarang lebih cantik ya daripada yang terakhir gue lihat. Lebih manis gitu pakai kerudung agak panjang. Daripada dulu, rambutnya suka berantakan karena ketiup angin."
Kali ini, Gea sedikit menggeser tubuhnya. Ia tak mau lebih banyak mendengar ocehan Nehan. Stop it! Bisa-bisanya Nehan godain Gea di siang bolong begini.
"Oh iya, lupa. Mama nanyain terus tuh. Katanya, kenapa Gea sejak masuk SMA nggak pernah main? Padahal rumah kita kan nggak jauh-jauh amat."
Gea mengetuk-ketuk sepatunya. Mulai berdoa agar angkot segera datang.
"Gea, gue udah pernah bilang belum sih kalau gue masih sayang? Berharap banget balikan sama lo. Gue mau ngelakuin apa aja asal sama-sama lo lagi. Termasuk pindah ke SMA ini dan masuk Rohis kayak elo."
Gea tidak bisa tahan. Kali ini, kepalanya reflek menoleh ke arah Nehan.
Dia... udah gila, ya?
=
Gea membuka pintu rumah dengan kernyitan di dahi yang bertumpuk. Sejak satu menit lalu, ia sudah teriak-teriak memanggil Mama atau Kak Yoda. Ia bahkan sudah mengucap salam tiga kali, tetapi tanda-tanda keberadaan Mama atau Kak Yoda tidak ada.Ia tahu kalau Kak Yoda cukup sibuk dengan geng musik dan klub mapalanya sampai lupa kuliah apalagi rumah. Tapi kalau Mama, kemana perginya? Kenapa rumah sepi?
"Ma? Gea pulang!" teriaknya sekali lagi. Gea bahkan telah menyusuri seluruh ruangan di rumahnya. Tapi tetap tidak ada.
Di tengah kesukarannya mencari keberadaan Mama dan Kak Yoda--yang mungkin memang tidak di rumah, jeritan ponselnya menginterupsi.
Gea mendecak sebal setelah tahu itu adalah pesan dari Nehan.
Mau apa lagi, sih? Namun notifikasi pesan pop up-nya membuat kedua bola matanya melebar.
Nehan Nugraha: nyokap lo ada di rumah sakit, Ge. Tadi Kak Yoda ngabarin.
Buru-buru ia membuka chat dari Nehan. Sudah ada sekitar 15 pesan belum terbaca terhitung tadi malam. Tiga di antaranya adalah yang paling penting.
Nugraha Nugraha: gue jelasin nanti.
Nehan Nugraha: skrg gue di depan rumah. Buruan keluar kalau emang mau ke rumah sakit. Tadi Kak Yoda bilang suruh jemput.
Tidak ada waktu untuk berpikir, Gea harus segera ke rumah sakit!
Ia bergegas keluar rumah. Memastikan seluruh rumah terkunci sebelum menemukan sebuah motor besar milik Nehan yang terparkir di depan rumahnya persis.
Nehan tersenyum lebar dan melambaikan tangannya dengan semangat. Lalu memberikan helm dan berkata, "Yuk!"
=
p.s: ikhtilat; campur baur antara laki-laki dan perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hipokrit
Spiritual[Semua Usia] S E L E S A I - 5 Bab + 1 Epilog. Karena satu chat dari mantan, rusak hijrah sebelanga.