ㅡ016

3.7K 399 77
                                    

Usai terjadinya ikatan kerja sama resmi di antara keduanya, Brigita langsung menarik Rajaf untuk ikut duduk lesehan di lantai. Sembari menikmati langit malam, Brigita menopang dagu, menatap Rajaf secara terang-terangan yang baginya begitu tampan meski hanya dilihat dari samping. Side profile wajah cowok itu benar-benar mampu membiusnya ke dalam dunia kekaguman. Dia mengagumi bagaimana alis Rajaf yang tebal dipadukan dengan bulu mata lentik serta bibir merah alami.

'Ish, alis sama bulu mata aku aja nggak sebadai itu!' gerutu Brigita di dalam hati iri akan anugerah Tuhan yang diberikan kepada Rajaf. Selain itu, bibir itu juga nampak merah alami. Ketampanan Rajaf di mata Brigita benar-benar memiliki tempat tersendiri walau hidung cowok itu tidak seperti hidung idolanya yang mancung.

Ketika menyadari tatapan Brigita mengarah terus kepadanya, Rajaf yang risih ikut membalasnya. Menatap Brigita dengan mata melotot seakan menyuruh cewek itu untuk berhenti menatapnya. "Enggak usah lihat-lihat!" ucap Rajaf memerintah Brigita untuk menatapnya. Seperti biasanya, Brigita tentu tidak menuruti perintah cowok itu, melainkan terus menatapnya.

"Aku punya mata, terserah aku dong mau lihat-lihat!" balasnya ikut dengan nada membentak.

Rajaf mengabaikannya, memilih untuk memandang ke atas, menatap hamparan langit yang malam ini bertabur bintang. Bahkan, bulan malam ini juga terlihat begitu terang yang membuat seulas senyum tercetak di wajahnya.

"Kenapa takut sama gelap?" pertanyaan itu meluncur begitu saja tanpa bisa Brigita tahan. Bibirnya seakan gatal untuk tidak memenuhi hasrat penasarannya akan alasan Rajaf sebegitu takutnya dengan keadaan gelap.

"Bukan urusan kamu," ucapnya singkat. Merasa Brigita bukan orang yang tepat untuk menjadi tempat berkeluh-kesahnya. Apalagi, menjadi satu-satunya orang berbagi alasan akan rahasia mengapa ia takut akan kegelapan.

"Jelas urusan aku! Coba kalau tadi nggak ada aku? Bisa-bisa sekarang Ibu kamu udah nangis karena anaknya ada di dalem tanah," ujar Brigita sengit. Kalimatnya bahkan begitu pedas yang mengakibatkan percikan rasa amarah di diri Rajaf.

"Kenapa kamu mau tahu? Enggak ada yang menarik dari cerita dan hidup aku."

Kini langit seakan bukan pemandangan yang menarik bagi Rajaf. Karena Brigita lebih memerlukan kedua matanya untuk menilai sikap apa yang akan diberikan cewek itu atas pertanyaannya.

Tidak seperti yang dia duga, Brigita malah memberikan seulas senyum. "Siapa bilang hidup kamu nggak menarik? Aku harus tahu riwayat hidup calon masa depan aku, dong!"

Tentu perkataan itu hanya sebuah candaan yang biasa Brigita lontarkan. Ekspresi cewek itu juga terlihat menggodanyaㅡsekaligus mengejek yang membuat Rajaf kemudian berdecak pelan atas kelakuan gila keponakan majikannya.

"Tapi maaf ya, kamu nggak masuk kriteria calon masa depan aku," balas Rajaf dengan senyuman lembut seakan ucapannya tadi menyanjung Brigita.

Memberikan ekspresi tidak suka, cewek itu kemudian menimpali, "Terus yang calon idaman siapa? Sashi? Halah, cantik juga enggak! Masih cantik aku!" Jiwa tidak mau kalah itu keluar. Rajaf yang mendengarkannya hanya mengangguk-angguk, kemudian tangannya bergerak mengelus dagu seakan berpikir. Matanya melirik Brigita kemudian menggeleng.

"Cantikan Sashi, ah," timpalnya yang membuat Brigita semakin murka. Belum selesai perbincangan di antara mereka, ponsel Rajaf yang berada di kantung celananya berbunyi. Membuatnya segera mengambil dan melihat layar ponsel tersebut yang tertuliskan nama Sashi.

Ikut mengintip siapa yang menelepon Rajaf, Brigita mengepalkan tangannya saat mengetahui sosok peneleponnya adalah Sashi.

Rajaf bahkan menjauhinya demi mengangkat telepon dari Sashi. Hal itu tentu saja semakin membuat rasa tidak suka itu timbul. Tetapi, Brigita membiarkan Rajaf mengangkat teleponnya dan mengalihkan minatnya dengan menatap hamparan langit malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pretty RebelliousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang