ㅡ008 (B)

1.6K 311 16
                                    

'Asyeeeem!' maki Rajaf tidak terima karena sejak kapan dia berpacaran dengan cewek itu? Dia sendiri juga tidak mau pacaran dengan cewek di hadapannya.

Cantik sih, tapi kelakuannya sinting buat apa? Lagi pula, dia juga sering makan hati terus karena kelakuan Brigita.

Rajaf itu sebenarnya tidak jelek-jelek sekali. Cowok itu memang bukan idaman anak sekolah atau most wanted. Apalagi dengan keadaan dompet yang sudah kering kerontang mustahil Rajaf menyaingi sosok most wanted di sekolahnya seperti Haris yang orangtuanya salah satu anggota komite dimana siap mengucurkan dana untuk kebutuhan sekolah.

Tetapi Rajaf itu manis. Kulitnya tidak sedekil yang selalu Brigita hina tapi tidak juga putih. Dia seperti kebanyakan anak cowok yang hobi berpanasan tanpa mengenal takut pada sinar matahari. Kesimpulannya, seorang Rajaf itu manis. Semanis Gula Jawa sesuai kata Brigita.

"Brigigit, suara kamu bagus banget, sih!" pujian itu datang dari sosok yang tadi mengajaknya kencan. Haris sudah tersenyum lebar, salah satu sosok keren tapi yang bagi Brigita norak sekali.

"Jelaslah! Apa coba yang aku nggak bisa?" Brigita memang menusia yang tidak tahu malu dan punya tingkat kepercayaan diri terlalu tinggi.

"Aw, calon tunangan aku memang juara!" Haris kembali memuji Brigita. Mengabaikan sufa sombong itu dengan mengacungkan kedua ibu jarinya.

Brigita yang mendengar itu langsung mendelik. Berkacak pinggang dengan mata menatap nyalang sosok hama di kehidupannya. "Eh, Haris! Jangan kebanyakan mimpi ya kamu! Tunangan katamu? Ini masih SMA kali!"

Brigita langsung menarik tangan Rajaf. Pergi meninggalkan sosok hama di kehidupannya yang membuat dirinya muak bukan main.

"Pengumumannya?" tanya Rajaf saat mereka berdua berjalan menuju parkiran.

"Diumumin besok minggu di official account sekolah."

Ber-oh-ria adalah jawaban Rajaf. Kemudian mengikuti permintaan Brigita untuk segera pulang dan meninggalkan sekolah yang masih nampak ramai.

***

Sepulang sekolah, Brigita memaksa Rajaf untuk mengantarkannya ke salah satu tempat makan untuk mengulas menu makanannya yang menjual masakan jepang. Tempat makan yang berukuran tidak terlalu luas ini akan menjadi incaran Brigita untuk mengisi akun Instagram miliknya. Sekitar 30 menit perjalanan dari sekolah, mereka berdua sudah sampai di sebuah ruko yang merupakan tempat di mana tempat makan itu berada.

Meski siang hari, tempat itu nampak ramai oleh beberapa mahasiswa yang kebetulan memang banyak universitas terletak di daerah tersebut. Brigita masuk bersama Rajaf. Menempati salah satu bangku yang kosong. Meski tempatnya tidak cukup besar, tidak menyurutkan pengunjung untuk datang dan menikmati menu makanan yang ada.

Seorang pelayan datang membawakan buku menu beserta kertas, Brigita membacanya begitu juga dengan Rajaf. "Mau pesen apa? Itung-itung tadi udah jadi penonton bayaran." Seperti biasa, mulut Brigita memang tidak bisa berkata baik dan benar.

"Chicken katsu, terus minumnya es teh," jawab Rajaf yang dibalas anggukan oleh Brigita dan segera menuliskan pesanan cowok itu di kertas. Sedangkan Brigita sendiri ikut menuliskan pesanannya, memberikan ke salah seorang pelayan yang ada di tempat ini.

Selesai dengan urusan memesan makanan, Brigita mengeluarkan ponselnya, melakukan kegiatan merekam tempat yang dia kunjungi untuk diunggah ke snapgram. Memperlihatkan bagaimana keadaan sekitar tempat makan ini sebelum nanti memvideo makanan yang ia dan Rajaf pesan.

Usai melaksanakam kewajibannya sebagai salah satu foodstagamer, Brigita melirik Rajaf. "Kenapa, sih, Jaf, kalau ada gula selalu ada semut?" tanyanya iseng ketika melihat satu semut melintas di hadapannya dan berakhir dia pites.

"Karena kalau adanya buaya pasti ada cewek cantik," balas Rajaf iseng dan main-main. Dia mengikuti alur Brigita yang otaknya banyak kehilangan kesadaran.

"Bisa aja kamu kalau mau muji aku cantik. Makasih, lho."

Nah, kan!

Apa Rajaf bilang? Brigita memang gila luar biasa. Rajaf sendiri berdecak, meminum es tehnya yang baru saja tiba.

"Kalau ada gula jawa, pasti adanya stroberi, kan?" tanya Brigita lagi dengan pandangan yang sibuk memotret es teh miliknya.

"Bri, Bri, tutuk-nya, tulung dikondisikan." Rajaf mengigatkan Brigita untuk menjaga mulutnya supaya tidak berceletuk sembarangan. Brigita yang diingatkan hanya nyengir sejenak kemudian fokus dengan kewajibannya saat pesanannya tiba dengan segera mengambil dua makanan itu untuk difoto terlebih dahulu. Usai memotretnya, dia langsung menikmati potongan chicken katsu dimana dalamnya terdapat daging asap serta taburan keju parut di atasnya.

Sedangkan milik Rajaf seperti chicken katsu kebanyakan. Hanya filet ayam berlumur tepung beserta sausnya dan salad. Jangan lupakan nasi yang membuat mereka semakin kenyang.

"Katsu-nya gimana? Enak, nggak?" tanya Brigita untuk nanti memberikan nilai pada makanan itu.

"Cobain sendirilah!" perintah Rajaf kembali melanjutkan makannya.

"Suapin." Brigita mengedip centil yang membuat Rajaf pura-pura muntah.

"Enggak punya tangan, Mbak?" sindir Rajaf membuat Brigita malah tertawa lalu mencomot chicken katsu milik Rajaf.

"Enak!"

"Siapa bilang nggak enak?"

"Kan makannya sama kamu, Jaf. Jadinya aku bilang enak. Manis di mata, gurih di lidah."

"Eee, tulung tutuk-nya, Mbak. Kuwi tutuk opo pintu asal njeplak wae," ucap Rajaf kembali kesal karena mulut Brigita yang asal bicara. Sekali lagi, Brigita hanya menanggapinya dengan tertawa, lalu menikmati kebersamaannya bersama si Gula Jawa.

22/12/2018

ini cuma lanjutan kemarin sih. lupa harusnya dijadiin satu bab aja wkwk. makasiw. doakan bs satu hari satu updetan ya biar liburan saya berfaedah dikit.

Pretty RebelliousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang