Tutor (2)

388 12 0
                                    

Malam mereka lewati penuh canda tawa, memang hanya teman teman yang Arka punya sebagai kekuatan untuk melupakan masalahnya sejenak.

                               * * * * * * * *

Alana suka pelajaran hari selasa sebab tak ada pelajaran dari Bu Rani maupun Pak Teja. Dua guru yang selalu bisa membuat mood Alana drop. Sampai Alana tersadar bahwa sepulan sekolah Ia masih harus menghadiri tutor bersama manusia kulkas bin batu yang Ia sangat benci.

                                * * * * * * * *

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas, ada yang langsung pulang, ada yang nongkrong di warung mpok suni, dan ada yang memiliki aktifitas tambahan.
Tiba tiba ada pesan masuk ke ponsel Alana.

Kenzo Alvaro
Pulang bareng gue ya? kita jalan
bentar.

                                                 Alana Kanya
                                                 Iya kak.

Alana sangat bodoh. Ia tahu Ia memiliki tutor tapi mengapa Ia menerima ajakan ken.
Ah masa bodo dengan Arka.

Saat Alana keluar kelas Ia dikejutkan dengan kehadiran Ken di depan pintu.

"Loh kak Ken?"

"Lah loh lah loh, udah ayo balik, mobil gue parkir agak jauh", Ucap Ken sambil menarik tangan Alana menuju parkiran.

Alana tidak berkutik apapun, Ia hanya mengikuti Ken. Saat Alana hendak masuk ke dalam mobilnya ada tangan yang menggenggamnya, seolah tidak merelakannya pergi, terasa hangat dan penuh perlindungan.

"E-eh main pegang pegang aja lu, lepasin gak", Tutur Alana sembari mencoba melepaskan genggaman Arka.

"Gak", Jawab Arka datar.

"Arka Dirgantama, lepasin tangan Alana", Ucap Ken dengan tatapan penuh arti.

"Gak, Alana ada tutor gitar sama gue".

"Tapi dia mau pulang sama gue, tanya aja sama Alana".

"Alana lo mau pulang sama gue kan?"

"Iya kak, tapi sebenernya gue ada tutor"

"Nah udah jelas kan dia mau balik sama gue, udah Na tutor gak penting, yuk balik", Kata Ken seraya menarik tangan Alana namun ditahan oleh Arka.

"Lo mau gue laporin Bu Rani?" Ancam Arka.

"I- iya iya elah ngancem aja lu bisanya", Jawab Alana ketus

"Kak sorry yaa pulang barengnya next time aja, manusia ini emang rese", Ucap Alana penuh rasa bersalah kepada Ken.

Awas lo rka. batin Ken.

                            * * * * * * * *

Tutor pun berlangsung damai, tidak ada perdebatan dia antara mereka sejauh ini. 

"Lo suka sama si Ken?", tanya Arka datar.

lo tuh manusia apa jalanan baru di aspal sih, datar banget. batin Alana.

"Enggak, sok tau banget lo", Jawab Alana ketus.

"Gausah boong, lo ga jago boong"

"Gue gasuka sama Kak Ken wahai Arka sotoy".

"Ya tapi dari gerak gerik lo itu keliatan banget lo suka sama dia"

"Gue suka ataupun gasuka sama kak ken itu juga bukan urusan lo".

"Urusan gue lah".

Kenapa jantung Alana berdetak dua kali lebih cepat?.

"Ngomong ngomong kita belom kenalan", Ucap Arka   mengalihkan topik karena Ia sendiri bingung bagaimana bisa Ia berkata seperti tadi.

"Gue Arka".

"Udah tau".

"Tau darimana lo? ngestalk gue ya lo? HAHAHAHAH" tawa Arka pecah.

Baru kali ini Alana melihat cowo datar dan dingin seperti Arka tertawa. Sialnya Ia terlihat dua kali lipat lebih tampan dan itu membuat jantung Alana rasanya ingin keluar.

"A-apaansih gue tau dari Retta". Ucap Alana gugup.

"Nama lo siapa?" Tanya Arka basa basi padahal Ia sudah tau nama Alana.

"Gausah sok pura pura gatau lo, nama gue Alana", Ucap Alana sambil tersenyum. Manis, sungguh manis, kalau saja sifatnya tidak seperti nenek lampir bertenaga badak mungkin Arka sudah tertarik padanya.

Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 5 sore.

"Udah ah gue mau pulang", Ucap Alana seraya berdiri menaruh gitar pada tempatnya dan bersial untuk pulang.

"Gih sono", Ucap Arka santai

"Dih ngusir"

"Lah katanya mbaknya mau pulang"

"I-iya juga sih"

"Yaudah ah bodo, ngobrol sama lo buang buang waktu doang"

Baru saja Alana berjalan menuju pintu keluar, Arka ikut berdiri dan berjalana di sebelahnya.

"Lo pulang juga?" Tanya Alana

"Lo gaada pertanyaan yang lebih bermutu lagi apa?" Arka malah bertanya balik.

"B-bukan gitu, maksud gue, kenapa lo pulang disaat gue pulang?" Perjelas Alana.

"Karena gue gamau sendirian di ruang musik kayak orang bego Alana Kanya Atmaja" Ucap Arka gemas. Mengapa cewek ini sangat lemot.

Alana menarik napasnya panjang seraya berjalan menuju pintu keluar sementara Arka mengikutinya dari belakang.
Alana pun mengayunkan gerendel pintu, cewek itu mendadak terdiam. Gerendel pintunya....macet, atau mungkin Pak Dadang mengunci pintunya tanpa mengecek ruangannya terlebih dahulu.

"Shit laa faaaakkk", Ucap Alana kesal

"Buset mbanya ga nyelo, buka pintu aja ga becus lo" Cibir Arka sambil memajukan badannya dan menaruh tangannya diatas Alana, sejenak membuat Alana membeku. Tapi Alana tersadar, Arka hanya ingin mencoba membuka pintunya.

"Kayaknya", suara Arka terdengar horor. "kita kekunci".

Ini buruk.

ALANA & ARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang