Farah?

334 11 0
                                    

"WOIIII ARKAAAA, ARKAAAAAAAA, ARKA DIRGANTAMAA WHERE ARE UUU, SPAADAA" Teriak Icat yang membuat kelas 11 IPA 1 itu menjadi gaduh.

Arka yang sedari tadi mendengarnya hanya diam tanpa memedulikan temannya itu karena Ia tahu temannya itu hanya akan menyampaikan hal yang tidak penting.

"Ck, ada apa sihh lo?! teriak teriak kayak di hutan aja, berisik tau gak?! kuping gue pengang nih!" Ucap Bara yang sangat tidak tahan dengan teriakan Icat itu.

"ITUUU, ituuuuu, ADA SII FARAHHH" Ucap Icat terbata bata karena dirinya masih ngos ngosan.

"SUMPE DEMI APE LO? SI CEWEK ITU BALIK LAGI?!!!" Tanya Juna tidak percaya.

"IYAA SUMPAH, TADI GUE NGELIAT DIA DI DEPAN RUANGAN KEPALA SEKOLAH"

Bila kalian tidak tahu Farah, Farah adalah seseorang dari masa lalu  Arka Dirgantama.

Mendengar kabar itu, Arka mencoba untuk biasa saja dan tidak peduli, Bagaimanapun Farah telah menggoreskan luka di hatinya, bisa di bilang, Farah yang membuat Arka menjadi cuek dan tidak peduli terhadap perempuan selain mama dan adiknya. Karena sejak kejadian 2 tahun lalu, bagi Arka, tak akan ada gunanya menjalin hubungan dengan perempuan, bila ujung ujungnya hanya akan saling melukai.

"WOI ARKA GASWATT BANGETTT DONG, FARAH COME BACK MANN" Ucap Juna histeris.

"Gue gak peduli", Hanya itu yang Arka katakan.

"DEMS APS LO UDAH MOVE ON DARI DIA?!"

"Yaa bagus dehh, emang perempuan macem Farah mah ke laut aja bhayy"

"Janji yaa? lo jangan pernah berhubungan lagi sama Farah!"

Yaa begitulah kira kira wejangan dari sahabat sahabat Arka. Pasalnya mereka tidak mau melihat Arka terpuruk kembali.

"Iya elah, sans"

"Kantin aja kuyy" Ajak Icat kepada keempat temannya.

"Kuyy lahh, yxg kuyy" Ucap Juna seraya pergi meninggalkan kelas diikuti dengan teman temannya.

Dalam perjalanan menuju kantin, sungguh tak disangka Farah masih memiliki keberanian untuk menyapa bahkan mengajak Arka berbicara.

"Arkaaa, akuu kangenn banget sama kamu, apaa kabar?" Tanya Farah sambil memeluk Arka.

"Gausah sokap lo". Ucap Arka sambil melepas pelukan Farah.

"Kok kamu gitu sihh? aku kangen banget loh sama kamu"

"Setelah kejadian dua tahun yang lalu, dan sekarang lo balik lagi? dan masih berani bilang kangen sama Arka, jangan kebanyakan berharap deh lo" Ucap Juna sinis kepada Farah.

"Apaansih lo Jun, orang gue ngomong sama Arka.
Lo masih sayang kan sama gue?? please kita mulai semua dari awal lagi yaa rkaa???" Ucap Farah memohon kepada Arka.

"Jangan harap" Hanya itu yang Arka lontarkan dari bibirnya lalu pergi meninggalkan Farah yang masih mematung di koridor.

"Tahh maneh denger nteuu? JANGAN HARAP!" Ucap Icat sinis tepat di depan wajah Farah lalu pergi meninggalkan gadis itu.

Liat aja, gue bakal bikin lo jatuh ke pelukan gue lagi. Batin Farah.

* * * * * * *

Sore itu Alana bergegas pergi ke ruang musik untuk menghadiri tutor bersama manusi berkepribadian ganda a.k.a Arka. Di pikiran Alana, kalau Ia datang lebih awal mungkin tutornya bisa berakhir lebih cepat, namun kenyataannya percuma saja Ia datang lebih awal, Arka belum juga menampakkan batang hidungnya di ruang musik.

Setelah cukup lama menunggu, Arka akhirnya datang dengan gaya selengeean dan rambut  acak acakannya, semakin membuat Alana geram.

"Ck, darimana sih lo?! lama banget?" Tanya Alana sinis.

"Bantuin Pak Wildan" Jawab Arka singkat.

"Halah, boong kan lu?! gamungkin lu bantuin guru. Udah cepetan ngaku lu darimana?! gue nunggunya lama tau"

"Dibilangin bantuin Pak Wildan"

"GAK MUNGKIN! boong kan lu?!"

"Gue gak boong elah"

"Gakk, lu boong!"

"Ck, gini deh, lu tanya aja sama Pak Wildan, kalo gue bener lo harus nurutin 3 permintaan gue, dan kalo lu yang bener, gue yang nurutin 3 permintaan lo"

Alana hanya diam, Ia yakin sekali bahwa Arka tidak mungkin membantu seorang guru, ditambah Alana tadi melihat Arka berbicara dengan seorang perempuan, sampai peluk pelukan pula.

"Malah bengong"

"Ha? apa? Oke fine, kita liat siapa yang bener" Ucap Alana lalu pergi menuju ruangan Pak Wildan.

Dasar cewek, kok bego bego amat ya. Batin Arka.

Bagaiman tidak Arka membatin seperti itu? kalau seseorang sudah mempertaruhkan sesuatu sudah pasti iya benar. Dan Alana masih saja mau untuk bertanya kepada Pak Wildan, sama saja seperti Ia masuk ke dalam permainan Arka.

Arka pun mengikuti Alana dari belakang, Ia ingin sekali melihat Alana ceming di depan ruangan Pak Wildan, sungguh jahat bukan?.

* * * * * * *

"Pakk Wildannn" Panggil Alana.

"Iyaa ada apa?" Jawab Pak Wildan.

"Pak, emang tadi Arka bantuin bapak?"

"Iyaa benar, ada apa ya?"

Sialan.

"Ooh iya gapapa pak, saya permisi" Ucap Alana lalu langsung pergi meninggalkan ruangan Pak Wildan.

"Ekhm, ada yang harus nurutin 3 permintaan gue nih" Ucap Arka dengan senyuman jahilnya.

"Ck, harus banget?" Tanya Alana.

Dirinya merasa seperti manusia terbodoh yang ada di muka bumi ini. Bagaimana tidak? harusnya Ia sudah tahu bahwa Arka sedang menjebaknya.

"Ya harus lah"

"Ck, fine. Apaan?"

"Permintaan pertama gue, hari ini gak ada tutor" Ucap Arka.

"Kalo guru tau gimana?! nilai gue terancam",

"Ya jangan sampe guru tau"

"Okay okay. Permintaan kedua apa?"

"Buru buru amat sih lo, nyantai aja, gue belom kepikiran" Ucap Arka dengan smirknya yang membuat Alana sangat muak, tapi yakinlah smirknya itu dapat membuat para fansnya meleleh.

Setelah itu Arka pergi meninggalkan Alana sendirian.

GUE BENCIIII ARKAAAAAAA!!!!!! teriak Alana dalam hati.

Sungguh, bila ini bukanlah sekolah, Alana bisa saja berteriak seperti itu.

ALANA & ARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang