Part 19

1.2K 186 20
                                    

Pria Kim itu mengernyitkan dahinya bingung, karena beberapa minggu ini Tzuyu tak pernah sekalipun membalas pesannya. Teleponnya pun tak pernah dia angkat, membaca chatnya pun tidak. Semua panggilan dia tolak, seandainya Taehyung berada di Korea pasti pria itu akan langsung menemui gadisnya.

Tapi sayang jadwal tour konser mereka di beberapa negara membuat Taehyung menahan hasrat untuk bertemu kekasihnya. "Aku merindukanmu..." Ucapnya sambil menatap foto Tzuyu yang ada di ponselnya.

"Apa salahku?" Tanyanya karena dia merasa kalau Tzuyu sengaja menghindarinya. Dia memijat pelipisnya bingung, lelah ditubuhnya karena aktifitas grup yang berat tak seberapa dibandingkan rasa rindunya.

"Dia tidak menghubungimu lagi?" Tanya Jimin tiba-tiba, "Jangan khawatir, kau tahukan kalau dia sangat sibuk tahun ini." Lanjutnya.

"Tapi sesibuk-sibuknya masa tak ada satupun pesan yang dia balas." Ujar Taehyung dengan wajah penuh kelelahan. "Kau tahu sendiri kalau dia jarang membawa ponsel saat bekerja."

"Apa dia tak pernah melihat ponselnya saat didorm?" Taehyung merasa ada yang tidak beres karena jelas sekali kalau Tzuyu sengaja menghindarinya. "Berfikirlah positif mungkin setelah bekerja dia kelelahan jadi memutuskan tidur dari pada melihat ponsel."

"Tidak masuk akal..." Taehyung menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya, "Ya sudah kalau begitu bersabarlah sampai nanti kita pulang ke Korea." Saran Jimin.

"Tapi saat kita pulang ke Korea, dia ada jadwal di Jepang. Bagaimana bisa aku menemuinya?" Tanya Taehyung frustasi dengan jadwal mereka yang selalu bentrok. "Ya berarti kau harus menunggu lagi sampai kita memiliki jadwal yang sama..." Kata Jimin santai.

"Sampai kapan? Apa susahnya membalas pesanku... Apa dia tidak tahu kalau aku sangat merindukannya?" Lirihnya.

....

Tzuyu termenung melihat ponselnya yang selalu menyala, pria itu tak pernah berhenti memberikan pesan-pesan singkat dan beberapa kali dia pun tak ragu menelponnya. Tapi gadis itu masih belum siap harus berbicara dengan Taehyung meskipun hanya lewat pesan singkat.

Hatinya gundah memikirkan bagaimana nasib grup dan hubungan mereka. Tzuyu tahu hubungan ini melibatkan banyak orang dan dia tidak mau egois. Gadis itu kasihan kepada mereka yang mungkin akan terkena dampak karena hubungan ini.

Tzuyu tahu bahwa tak bisa selamanya dia menghindar karena pada akhirnya mereka pun akan bertemu. Rasanya berat jika harus mengatakan lebih baik mereka berpisah, dia tak akan memaksa Taehyung untuk menunggunya. Tapi juga dia tidak mau kehilangan sosok pria yang berhasil mencuri hatinya itu.

"Kau kenapa akhir-akhir ini? Ada masalah?" Tanya Jeongyeon bingung karena beberapa kali dia melihat Tzuyu melamun. "Tidak apa-apa Unnie..." Jawab Tzuyu sambil memamerkan senyuman manisnya.

"Kau tahukan kalau kau tidak pandai berbohong?" Sindir Jeongyeon membuat Tzuyu terdiam, "Aku tidak akan memaksamu bercerita kalau memang kau tak mau menceritakannya. Tapi yang pasti apapun masalah yang sedang kau hadapi, aku harap kau bisa menyelesaikannya dengan baik."

Gadis tersenyum lalu mengangguk, "Boleh aku memelukmu Unnie?" Tanyanya membuat Jeongyeon terkekeh geli. "Tentu saja, kenapa harus bertanya?"

"Oh iya Appa, Eomma dan kakak-kakakku terus menanyakan kabarmu. Mereka semua rindu padamu." Ucap Jeongyeon, "Wah aku juga sangat merindukan mereka, bagaimana jika nanti kita menemui mereka dan menghabiskan waktu bersama mereka?" Tanya Tzuyu dengan antusias.

"Oke, aku juga sudah lama tidak quality time bersama mereka." Jeongyeon mengusap kepala Tzuyu dengan sayang. Dia maupun keluarganya sudah menganggap Tzuyu bagian dari mereka. Setiap pulang ke rumah pasti hal yang mereka tanyakan adalah Tzuyu, bagaimana keadaannya, dia ada dimana atau ketika dia di Korea kenapa Jeongyeon tidak mengajaknya pulang bersama.

Mereka semua sangat menyayangi Tzuyu, bahkan tak jarang Eomma dan Appa nya akan memasakkan makanan untuknya. Seongyeon pun selalu menyuruh Tzuyu untuk tidak pernah absen mengabarinya. Karena Tzuyu sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri. Mereka tidak akan membiarkan Tzuyu kesepian selama di Korea.

....

"Taehyung sunbaenim...." Panggil seorang gadis bertubuh mungil dengan pakaian sexy nya. Dia melangkah mendekat saat melihat pria itu berhenti dan mengarahkan pandangan kepadanya.

"Ne?" Taehyung menatapnya bingung, "Boleh aku meminta tanda tanganmu?" Tanyanya sambil menyerahkan album BTS. "Oh oke..." Jawab Taehyung singkat sambil mengambil album dan bulpen yang diberikan oleh gadis itu.

"Aku adalah penggemarmu, kau terlihat sangat keren setiap penampilanmu diatas panggung." Ujarnya dengan penuh kekaguman, "Terima kasih..." Pria itu tersenyum tipis, lalu setelah menandatangani albumnya dia kembalikan kepada gadis itu.

"Namaku Jennie, aku anggota Black pink..." Ucapnya sambil mengulurkan tangan kanan, "Oh ya senang berkenalan denganmu." Lagi, Taehyung hanya menjawabnya singkat. Dia tak berminat untuk mengobrol lama dengan gadis ini, karena sekarang yang dia inginkan adalah bertemu dengan gadisnya.

"Sebagai ucapan terima kasih karena kau mau menandatangani albumku, bagaimana kalau aku mentraktirmu makan malam?" Tanyanya dengan wajah polos memohon, "Maaf, tidak perlu repot...Aku hanya menandatangani album dan itu bukanlah hal yang besar." Jawab Taehyung dengan senyuman tipis.

"Tapi ini sangat berarti untukku." Balas Jennie tak menyerah, "Tak perlu sungkan, kita sesama idol. Lagi pula maaf aku ingin segera pergi karena harus bertemu dengan seseorang yang ku cintai." Tegasnya.

"Maksudmu? Kau sudah memiliki kekasih?" Tanya Jennie terkejut, "Bukan urusanmu..." Taehyung tersenyum tipis, dia membungkuk pamit sebelum pergi meninggalkan gadis itu yang terlihat kesal.

"Sunbae..." Teriaknya sambil berlari mengejar Taehyung, "Ada apa lagi?" Tanya Taehyung geram karena gadis itu kembali mengganggunya. Sungguh saat ini yang Taehyung inginkan adalah bertemu Tzuyu.

"Aku hanya ingin bilang terima kasih dan mohon maaf jika aku mengganggumu. Aku harap kita bisa menjadi teman." Ucapnya.

"Lalu ada lagi?" Taehyung menatap gadis itu dengan sebal, "Tidak... Hanya itu..." Jawabnya cepat.

.....

Tzuyu tersenyum ketika melihat busur panahnya bisa mencapai titik tengah dengan mudah. Skor yang didapatkannya pun mendekati sempurna, Paman Yoo tersenyum bangga pada Tzuyu.

"Putriku memang hebat!" Pujinya sambil menepuk punggung Tzuyu dengan bangga, "Tapi aku putrimu..." Ucap Jeongyeon berpura-pura cemburu.

"Kau akan menjadi putriku jika bisa bermain panah dengan baik." Jawabnya, "Mana ada peraturan seperti itu..." Cibir Jeongyeon.

"Anak ini! Aisss lihatlah dia..." Paman Yoo menyentil dahi Jeongyeon dengan gemas, "Bagaimana kalau saat ini kita bertanding, siapa yang kalah dia harus mentraktir makanan?" Tanya Tzuyu.

Jeongyeon memutar bola matanya malas, dia tak mungkin bisa menang karena disini dialah yang bermain paling buruk. "Kalian saja! Aku tidak mau..."

"Berarti kau sudah kalah sebelum bertanding." Ejek Paman Yoo, "Appa...." Jeongyeon menatap ayahnya dengan sebal. "Berusaha dulu, jangan jadi pengecut. Kalah menang itu biasa yang penting usaha."

"Benar kata Ahjussi..." Tzuyu menjulurkan lidahnya mengejek Jeongyeon yang kesal. "Oke baiklah..." Dia tersenyum menerima tantangan mereka.

"Dalam memanah yang terpenting adalah konsentrasi dan fokus agar mengenai sasaran Unnie."

....

Tbc






The Other Side of You [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang