Maaf kalau banyak typo yaa ngga aku cek lagi heheheee
🍁🍁🍁
"Kkeut!", Yuri menggebrak meja restoran. "Aku akhiri disini"
Nako yang berada di hadapan Yuri menggeleng dengan cepat.
"Tidak tidak tidak. Aku tahu ini bukan akhir dari ceritamu"
"Mmm. Aku setuju. Ceritanya sedikit menggantung", Chenle mengangguk menyetujui perkatakan Nako.
Yuri meminum jus strawberry nya lalu tertawa. "Hahaha.. hei itu sudah selesai. Itu adalah akhirnya"
"Jadi, kau dan Hyunjin Hyunjin itu belum bertemu lagi sampai saat ini?", Ujar Chenle penasaran.
Yuri mengangguk, "Eung.. kami belum bertemu. Sama sekali"
Nako membulatkan matanya dan memukul-mukul meja. "Ya!!! Dia pria jahat. Tidak menepati janjinya"
Chenle yang berada di sebelah Nako pun menenangkan Nako. "Tenang.. tenang"
"Ish, hentikan", Nako menyingkirkan tangan Chenle dari pundaknya. "Laki-laki memang begitu, Yuri. Kau harus berhati-hati"
Sekarang giliran Chenle yang memukul meja dan membulatkan matanya. "Tidak! Aku tidak begitu. Aku setia padamu", Jari telunjuk Chenle tepat menunjuk wajah Nako.
"Hei hei hei jangan bertengkar. Kalian terlihat lucu jika bertengkar", Yuri menengahi dua sahabatnya itu. Mereka sudah mulai menyamai tom dan jerry yang sedang bertengkar.
"Kalau begitu lanjutkan ceritamu"
"Kau harus mengakhiri ceritamu agar aku tidak bingung"
Chenle dan Nako bergantian melontarkan kalimat itu. Sungguh menggemaskan.
Yuri kembali tertawa. Ia tidak tahan melihat tingkah kedua sahabatnya ini.
"Ssssttt", Nako memasukan sepotong buah semangka ke dalam mulut Yuri agar dia berhenti tertawa.
Ini bisa disebut percobaan pembunuhan. Yuri hampir saja tersedak.
"Heeei, nona Na Bukhee jangan membunuhku"
Nako dan Chenle hanya menatap Yuri dengan serius.
"Oke oke. Akan kulanjutkan ya. Tapi ini tidak mengubah akhir cerita"
Nako mengangguk disusul Chenle yang melakukan hal yang sama.
Yuri mengaduk jus strawberry nya
"Hmm, setelah malam itu perasaanku menjadi sedikit aneh saat bertemu dengannya", Yuri mengangkat bahunya. "Mm.. sedih? Mungkin?"
Nako mengenggam tangan Yuri sambil menatapnya, "Itu artinya, kau merasa takut untuk kehilangannya". Ucap Nako serius.
Chenle yang ada di sebelahnya merasa merinding mendengar kata-kata Nako.
Sedangkan Yuri terdiam. Yang dikatakan oleh Nako memang benar. Ia takut kehilangannya.
"Itulah.. yang membuat aku menyesal tidak memberitahu perasaanku yang sebenarnya. Aku fikir dia akan segera kembali tapi nyatanya dia mengingkari janjinya", jelas Yuri yang membuat Chenle dan Nako sangat fokus pada Yuri.
"Dia adalah orang pertama yang mampu membuka hatiku. Tapi dia juga orang pertama yang menyakiti hatiku", Yuri menundukan kepalanya. "Sungguh ironis kan?"
Nako dan Chenle saling bertatapan. Saling memberi kode untuk menghibur Yuri yang mulai terlihat sedih.
"Aahh.. tidak apa, Yuri. Kau sekarang kan memiliki teman sebaik kami. Tidak perlu sedih", Chenle menepuk punggung tangan Yuri lalu tertawa.
Nako pun ikut tertawa untuk menghibur hati Yuri, "Benar, aku akan selalu bersamamu. Dan jika nanti ada laki-laki yang mendekatimu, dia harus melewati sesi interview denganku", ujar Nako dengan bangga membuat Yuri mengembangkan senyumannya.
"Ah iya. Nako, kau harus meng-interview si Ahn Hyungseob. Dia akhir-akhir ini terus menempel pada Yuri", ujar Chenle.
Nako berusaha mengingat nama Ahn Hyung. Begitu dia mengingatnya..
"AH!! BENAR. Dia kakak kelas yang kelakuannya tidak jelas itu kan?"
Chenle mengangguk dengan antusias.
"Dia hanya sekedar kakak kelas yang membantuku untuk masuk universitas tempatnya kuliah sekarang. Kenapa kalian begitu heboh?"
"Tetap saja dia selalu mendekatimu. Aku khawatir", Chenle memasukan sesuap cheesecake ke dalam mulutnya.
"Eung!! Mulai saat ini aku akan mengawasinya", Nako memicingkan matanya membuat Yuri dan Chenle merasa gemas.
"Baiklah kembali pada ceritamu", ujar Chenle sambil menatap Yuri kembali.
"Mmm.. entahlah. Meski ini sudah musim gugur ke-3 aku masih.. merindukannya?", Yuri menaikan kedua bahunya sambil tersenyum.
"Hoi Yuri. Hyunjin bukanlah satu-satunya lelaki di muka bumi ini"
"Maka dari itu, Nako. Aku juga bingung dengan perasaanku. Aku benci sekaligus merindukannya"
"Tidak. Kau mungkin tidak merindukannya"
Nako dan Yuri menatap Chenle dengan penuh keheranan. Seorang Zhong Chenle berbicara serius sekarang.
"Apa maksudmu?"
"Kau mungkin saja tidak merindukannya. Kau hanya ingin dia menepati janji yang dia buat. Aku fikir seperti itu"
Yuri merasa terpukul dengan kata-kata yang dilontarkan oleh Chenle. Mungkin benar. Yuri hanya ingin Hyunjin menepati janjinya. Yuri tidak ingin Hyunjin mengingkarinya. Tapi.. mungkin juga kalau Yuri benar merindukan sosok Hyunjin.
Nako mengangguk menyetujui Chenle. "Kalau aku jadi kau. Aku tidak akan merindukannya"
"Tapi.."
Nako dan Chenle kembali menatap Yuri yang juga sedang menatap mereka.
"Waktu itu, saat aku mengantarkannya ke Bandara. Tatapan matanya padaku seakan mengatakan bahwa ia akan kembali"
"Eii, itu hanya tatapan mata"
"Tidak, Chenle. Bukan hanya sekedar tatapan matanya"
Yuri menghembuskan nafasnya perlahan.
"Air mata yang keluar dari matanya pun sangat meyakinkanku hingga saat ini"
Senyum terlukis di wajah Yuri.
"Bahkan kata-kata yang dia ucapkan terakhir kali padaku. Aku masih sangat mengingatnya"
"Aku akan kembali padamu"
Tbc.
🍁🍁🍁
Aku buntu guysss!?!?
Btw halloo Ucup a.k.a Ahn Hyungseob
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] To Reach You | 너에게 닿기를 [END]
Fanfictioniz*one series #1 To Reach You Akankah perasaan ku sampai ke hatimu?