🍁 Kisah Nako 🍁

342 47 7
                                    



Waktu menunjukkan pukul 1 siang. Dimana matahari sedang berada tepat diatas kepala. Meskipun begitu, udara di kota Seoul semakin dingin.

Nako menghentakkan kakinya. Menandakan ia sangat kesal. Bagaimana tidak? Sudah lebih dari setengah jam ia duduk di halte ini sendirian.

Nako terus memandangi sekelilingnya. Berusaha mencari seseorang yang membuat janji dengannya.

Itu dia.

Nako berdiri dari duduknya dan bersiap untuk menendang kaki orang yang sedang berlari menghampirinya.

"Haah.. maaf aku.. terlambat", ucap orang itu setelah sampai di halte tempat Nako menunggu.

Nako tersenyum manis lalu menendang kaki orang itu dengan sangat kencang membuat orang itu berteriak kesakitan.

"Ahh!!"

"Aku tidak tahu ini sudah kali keberapa kau membuatku duduk sendirian disini, Chenle!"

Sekarang Nako memukul-mukul pundak Chenle.

Chenle tertawa lalu menghentikan pukulan Nako dengan menggenggam tangan gadis mungil itu.

"Sstt!! Sudahlah ayo kita pergi sebelum filmnya mulai"

Nako sedikit terkejut dengan perlakuan Chenle padanya. Degub jantungnya menjadi sedikit lebih cepat.

Mengapa dia mengenggam tanganku?! Dan mengapa aku harus gugup

"Ayo!", Chenle menarik tangan Nako yang masih ia genggam. Membawanya ke mall tempat mereka akan menonton film bersama.

———

"Kenapa tidak dimakan? Rasanya aneh?"

Suara Chenle menyadarkan Nako dari lamunannya.

"Apa? Oh aku menunggu makanannya dingin"

Nako pun mengambil sumpitnya dan mulai melahap makanannya.

Saat ini mereka berada di sebuah restoran. Di tengah pemutaran film tadi, Nako terus mengeluh kelaparan dan berakhirlah mereka di restoran ini setelah film selesai.

Nako begitu lahap memakan makanannya. Alasannya karena pertama, ini adalah makanan favoritnya dan kedua, Chenle yang membayar tagihannya.

Chenle berhenti makan dan memperhatikan Nako dihadapannya. Cara makannya benar-benar persis seperti anak kecil.

"Hei, makanannya tidak akan lari kemana-mana. Pelan-pelan saja", Chenle membelai rambut Nako yang membuat Nako berhenti mengunyah dan menatap Chenle.

Astaga dia tersenyum

"Ish! Singkirkan tanganmu. Aku jadi tidak fokus untuk makan", Nako menggelengkan kepalanya agar tangan Chenle berhenti membelai ramburnya.

"Inilah alasan aku bisa menyukaimu"

Nako hampir tersedak. Padahal ini bukan pertama kalinya seorang Chenle mangakui perasaannya.

“Kau itu manis dan juga..", Chenle mendekatkan kepalanya ke hadapan Nako. "..galak"

Nako meletakan sumpitnya dan mendorong jidat Chenle agar menjauh darinya.

"Aku jadi kehilangan selera makanku"

Chenle tertawa, "hahaha, lalu kapan kau akan membalas perasaanku?", Chenle meneguk minumannya. "Sepertinya aku mulai bosan menunggumu"

Nako terdiam. Ia menatap Chenle dihadapannya.

"Eum.. tunggulah sebentar lagi", ucap Nako lalu mengalihkan kembali pandangannya pada makanannya.

Sementara Chenle tersedak minumannya.

[1] To Reach You | 너에게 닿기를 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang