13. MOVING FAST

207 23 59
                                    

Cowok itu kan tingginya cepet.
Nggak kayak cewek yang cenderung bantet.
-Azalea dengan tinggi badan rata-rata-


Azalea memperhatikan kertas kecil yang sedari tadi menyita perhatiannya. Berkali-kali dia baca, hatinya tetap yakin kalau kertas tersebut dari Alvano. Terlebih ketika mengingat kejadian pagi tadi di koridor kelas. Tindak-tanduk Alvano patut dicurigai sebagai tersangka utama.

Atensi Azalea teralih ketika ponselnya berdering memunculkan beberapa notifikasi dari sosial media yang dia pasang. Dia meninggikan posisi bantal yang menyanggah kepalanya. Enggan beranjak, Azalea hanya mengintip layarnya sekilas. Beberapa temannya di facebook dan instagram menyukai dan mengomentari postingan terakhir yang dia unggah. Ada juga yang mengirim permintaan pertemanan.

Kening Azalea mengerut membaca akun yang mengiriminya permintaan pertemanan. Untuk beberapa detik, dia masih tak acuh dan melempar ponselnya ke sisi kanan ranjang. Menyadari ada yang janggal, Azalea mengambil dan memeriksa kembali ponselnya. Saat itulah netra Azalea membola. Facebook dan instagramnya serempak mengirimkan notifikasi yang sama.

Alvano Baskoro mengirim Anda permintaan pertemanan

@A.Aro meminta mengikuti Anda

Azalea memang sengaja mengaktifkan sistem privasi untuk semua sosial medianya. Hanya yang berteman dengannya sajalah yang bisa melihat semua postingannya. Namun bukan itu yang menarik perhatian Azalea, melainkan akun yang sedang meminta berteman dengannya.

“A.Aro sama Alvano Baskoro itu orang yang sama, ‘kan?” gumamnya.

Berbekal rasa penasaran, Azalea mencoba mengintip akun instagram Alvano. Siapa tahu Azalea mendapat petunjuk dari failed secret admirer-nya itu. Ternyata nihil. Alvano pun mengaktifkan sistem privasi. Jadi, demi kelancaran niat stalking-nya, Azalea menerima semua permintaan pertemanan itu. Tak tanggung-tanggung, Azalea pun mem-follow instagram Aro.

Baru sedetik berlalu, permintaan pertemanannya diterima. Itu artinya, Alvano sedang online seperti dirinya. Diperkuat lagi dengan munculnya direct message dari kapten basket SMA Nusantara itu.

Thank’s udah follow gue balik, Azalea. :)

Azalea hanya membaca direct message itu. Dia lebih tertarik menyelami timeline instagram Alvano yang ternyata hanya berisi foto-foto pemandangan dan kegiatan basketnya. Tidak ada informasi apa pun di sana yang Azalea dapat selain sebuah foto yang sedikit mencuri perhatiannya. Foto terakhir yang Alvano unggah beberapa bulan lalu.

Foto candid di mana Alvano sedang asyik mengunyah sampai pipinya menggembung. Pose imut Alvano yang mendapat banyak like dari pengikutnya. Di sampingnya, ada cowok lain yang membelakangi kamera seolah enggan satu frame. Cahaya yang kurang membuat sosok di sampingnya menyerupai siluet sehingga tak begitu jelas terlihat. Dari perawakannya, Azalea menebak kalau cowok itu masih sebaya dengan Alvano. Tinggi mereka saja hampir sama.

“Jangan bilang Alvano kembar?” terka Azalea. “Tapi nggak mungkin, ah! Adeknya kali, ya. Cowok itu kan tingginya cepet. Nggak kayak cewek yang cenderung bantet.”

Asyik mengamati foto itu, notifikasi muncul memberitahukan beberapa postingan Azalea ada yang mengomentari. Komentar paling absurd yang pernah Azalea terima. Bagaimana tidak, Alvano hampir mengomentari seluruh postingan Azalea yang hanya sepuluh biji itu dengan emoticon senyum penuh tatapan cinta. Itu lho, emoticon di mana mata berubah menjadi gambar waru merah membara.

Bingung bagaimana membalas, sebuah direct message kembali masuk. Azalea langsung membuka dan membacanya.

Azalea, boleh gue minta nomor lo?

SECOND LEAD SYNDROMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang