Aku tahu kalian ikut bersedih hanya karena aku masuk rumah sakit. Aku jadi terharu karena kalian begitu peduli terhadap diriku. By the way, kalian tidak perlu mengkhawatirkanku terlalu berlebihan. Teman-teman terdekatku selalu mengunjungiku setiap hari. Amber, Hamida dan Alice selalu menyempatkan diri mengunjungiku, entah ketika mereka pulang dari kampus atau selepas pulang makan malam di luar. Aku merasa bahagia dengan kehadiran mereka.
Lebih dari itu, aku juga mendapatkan kunjungan dari teman-teman mahasiswa Indonesia. Kemarin teman-teman Permias* bukan hanya datang menjenguk, tapi juga memberiku bingkisan dan sumbangan dari teman-teman. Ini benar-benar diluar dugaan yang aku pikirkan sebelumnya. Mengingat aku tidak terlalu aktif mengikuti kegiatan mereka dan aku terkesan tidak pernah peduli dengan organisasi yang satu ini. Yah, dari sini aku menyadari bahwa hidup bersosialisasi itu memang sangat perlu.
Aku tahu biaya perawatanku di Lower Manhattan Hospital lumayan besar untuk aku tanggung. Mengingat aku hanya mahasiswi yang bergantung pada biaya yang diberikan pemerintah. Tentu saja sumbangan dari teman-teman Permias dan PPI tidak akan mencukupinya. Terlepas dari semua itu, aku optimis Allah akan memberiku jalan keluar.
Oh ya, aku hampir lupa menceritakan tentang tetanggaku, James kepada kalian. Dia memiliki kebiasaan mengunjungiku di sore hari. Terkadang dia mengunjungiku di pagi hari dengan membawakanku buah-buahan dan apa pun yang aku suka.
Hari kemarin dia kembali mendatangiku dan bertanya tentang kondisiku dan memastikan bahwa aku tidak lagi menangis ketika dia datang. well, aku sepertinya harus memberi gelar terbaik kepada James. Setidaknya aku memberinya gelar, 'Si Tetangga yang Baik Hati'. Aku sudah terlalu sering memberinya gelar yang buruk dan sarkastis. Jadi tidak ada salahnya jika aku memberinya sedikit apresiasi dan penghargaan karena ketulusannya.
'Ketulusan? Dia hanya menginginkan tubuhmu, Nadia. Lambat atau cepat dia bisa saja menggiringmu ke tempat tidur untuk menggantikan tiga selir yang telah hilang dalam kehidupannya. Jadi, jangan cepat tersanjung seperti itu. " Akalku mulai berontak dan memprotes keputusan hatiku untuk membuat rekonsiliasi positif dengan tetanggaku yang baik hati-yang terkadang memang menjengkelkan.-
'Tapi aku sudah melihat ketulusannya. Lagipula berburuk sangka itu tidak boleh, tahu.' Hatiku balik memprotes si akal yang tidak setuju.
'Sudahlah, memang kita harus menghargai ketulusan orang lain. Tapi waspada juga perlu. Nadia, kau layak untuk mendapatkan perhatian dari orang-orang sekitarmu, termasuk James ini. Tapi kau tetap memiliki prinsip sehingga kau bisa membedakan kebenaran dan keburukan.' Si makhluk bersayap putih dengan lingkaran cahaya di atas kepalanya menengahi debat antara hati dan akalku.
"Apakah kau membutuhkan sesuatu?" tanya James sembari merunduk di sampingku.
Aku hanya bisa menggeleng dan mengatakan 'tidak ada.' aku juga bingung, apa yang aku inginkan dan apa yang bisa aku minta kepada tetanggaku ini.
"Atau kau menginginkan aku berbuat sesuatu untukmu?" tanyanya kemudian dengan wajah teduhnya.
Bang Fadli! kenapa kalimat ini mengingatkanku kepada kakak semata wayangku. Aku tahu Bang Fadli temperamental, berwatak keras dan suka membentak. Tapi jika dia melihat diriku terbaring sakit, dia selalu menjadi kakak terbaik yang aku miliki. Aku sangat menyadari kepedulian dan kasih sayang kakakku ketika aku terserang virus tipes di kelas tiga SMP dulu. Dia selalu ada di sampingku sembari menggenggam tanganku dengan hangat dan meremasnya. Seakan-akan ingin mengirimkan energy positif melalui remasan tangannya di atas tanganku.
Aku kembali menangis hanya karena mengingat kakakku. Dan tangan itu meremas tanganku, tapi bukan tangan kakakku yang sangat aku harapkan.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, Nadia."
KAMU SEDANG MEMBACA
NEIGHBOR'S SECRET [Rahasia Tetangga]
RomanceMalam pertama Nadia di New York adalah awal mula kengerian dalam kehidupan pertetanggannya dengan seorang pria New Yorker bernama James. Malam pertama itu dia tidak bisa tidur karena mendengar suara-suara aneh dari ruang sebelah. Selain itu, suara i...